Prolog

2.7K 102 4
                                    

Tahun ajaran baru telah dimulai. Setelah libur yang cukup panjang, semua siswa-siswi SMA Nusa Bangsa kembali masuk sekolah, tentunya dengan suasana kelas yang baru. Karena seperti biasanya, akan ada pengacakan kelas.

Rahel membaca daftar pembagian kelas baru yang ditempel di mading sekolah. Namanya yang tertulis diurutan 13 kelas 12 IPS 1, berhasil membuat kedua sudut bibirnya terangkat. Namun, tetap saja ada yang berbeda kali ini. Ya, Revan tidak sekelas dengannya. Kekasihnya itu berada di kelas 12 IPS 3.

"Hel, kita sekelas lagi?" tanya Mira, yang menghampirinya secara tiba-tiba.

Rahel menoleh, kemudian mengangguk sambil tersenyum.

"Yeay!" Mira memeluk erat tubuh Rahel. "Tiga tahun kita sekelas terus, loh. Kok gue gak bosan sekelas sama lo, ya?"

Rahel melerai pelukannya dengan Mira. "Gue juga gak bosan, kok."

"Yuk, ke kelas baru kita."

Rahel hanya mengangguk menyetujui. Karena kelas 12 ada di lantai atas, maka mereka harus menaiki tangga untuk bisa sampai di kelas mereka. Rahel menyempatkan diri untuk berhenti tepat di depan kelas 12 IPS 3—kelas baru Revan.

"Kenapa, Hel?" tanya Mira, yang juga ikut berhenti.

Rahel melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam yang merupakan pemberian Revan untuknya sebagai hadiah ulang tahun.

"Udah jam 9. Revan belum datang?"

"Dia kan pacar lo, Hel. Kenapa lo tanya gue?"

"Enggak, maksud gue--"

"Hari pertama udah telat! Gimana hari selanjutnya?" Suara berat itu bisa dipastikan adalah suara Pak Hadi.

Rahel dan Mira menatap ke arah tangga. Dengan jelas mereka bisa melihat Revan yang sedang menunduk karena dimarahi oleh Pak Hadi.

Pak Hadi mengangkat dagu Revan agar pemuda itu bisa menatapnya. "Ini apa? Kamu bertengkar?"

Revan meringis kecil saat Pak Hadi menyentuh lebam di sudut matanya. "Jangan disentuh, Pak. Sakit."

"Ikut saya." Pak Hadi menarik kemeja Revan, dan membawanya turun dari tangga.

"Duh, si Revan kenapa lagi, sih?" tanya Mira.

Rahel mengabaikan pertanyaan Mira. Ia bergegas berlari untuk menyusul Revan, hanya sekedar memastikan kalau Revan akan baik-baik saja.

Dengan jelas Rahel melihat kalau Revan dibawa Pak Hadi ke ruang BK. Gadis itu menghembuskan nafas pelan, tidak tahu harus berbuat apa.

***

"Pak Hadi, ada apa ini?" tanya Bu Lita sambil menatap Revan dan Pak Hadi secara bergantian.

"Ini, Bu. Hari pertama sudah terlambat. Gimana selanjutnya?"

"Revan, wajah kamu kenapa?" Bu Lita mendekati Revan, untuk mengamati wajahnya dari dekat.

"Makasih, Bu, udah perhatian." Revan menyeringai.

"Urusin dia, Bu. Saya mau lihat siswa terlambat yang lain."

"Baik, Pak."

Setelah Pak Hadi keluar dari ruangan BK, Bu Lita mengajak Revan untuk duduk. "Ibu pikir, saat masuk di tahun ajaran baru, sikap kamu akan berubah."

"Maaf, Bu."

"Hari pertama kamu masuk sekolah, kamu masuk ruang BK. Hari ini juga adalah hari pertama kamu masuk sekolah di tahun ajaran baru, udah masuk ruang BK juga. Kamu betah?"

She is RahelWhere stories live. Discover now