5. Percaya

1.3K 71 3
                                    

Aku gak bisa berbuat apa-apa, selain percaya sama kamu.

📖📖📖

Setelah kepergian kekasihnya, Rahel kembali masuk ke dalam rumah, kemudian duduk di tempat yang ia duduki sebelumnya. Rahel sempat menatap ke arah Glenn yang sedang berbincang-bincang dengan ayahnya.

"Pa," panggil Rahel yang berhasil membuat obrolan Pak Andi dan Glenn terhenti. Keduanya menatap ke arah Rahel untuk mengetahui kenapa Rahel memanggil ayahnya.

"Kenapa, Hel?" tanya Pak Andi.

"Rahel kapan mulai lesnya?"

"Oh, kalau itu tanya aja sama Glenn," jawab Pak Andi. "Gimana, Glenn?" Pak Andi menatap ke arah Glenn.

"Ehm, saya sih terserah aja, ya, Om. Tapi lebih cepat, lebih baik." Glenn tersenyum manis sambil menatap Om Andi dan Rahel secara bergantian.

"Kalau gitu, mulai besok aja gimana?"

"Boleh," jawab Glenn.

"Gak!" tolak Rahel.

Keduanya mengucapkan hal itu secara bersama-sama. Glenn menatap ke arah Rahel saat gadis itu menolak untuk mulai les secepatnya, sesuai permintaan Pak Andi.

"Loh, kenapa?"

"Aku mau mulai minggu depan aja," jawab Rahel.

"Gak apa-apa, Om. Ada baiknya saya dan Rahel akrab dulu, baru belajar bersama."

Rahel mengernyitkan dahinya karena bingung. "Belajar bersama?"

"Iya." Pak Andi menjawab.

"Papa tadi gak bilang aku belajar bareng dia. Papa bilangnya aku belajar di tempat les ayahnya."

"Iya. Dan salah satu guru les di sana adalah Glenn."

Rahel menggelengkan kepalanya. "Aku gak ngerti lagi."

"Papa masih ada urusan di kantor," ucap Pak Andi setelah suasana menjadi sepi beberapa saat.

"Kalau gitu, aku pamit pulang, ya, Om," timpal Glenn.

"Eh, kamu sama Rahel aja di sini. Kebetulan Bi Ana udah masak. Saling mengenal aja dulu biar nanti belajarnya gak canggung," ujar Pak Andi sembari bangkit berdiri dari duduknya.

"Tapi Pa--"

"Rahel, jadi tuan rumah yang baik, ya," potong Pak Andi cepat. "Om pergi dulu."

Rahel menghembuskan nafas berat saat mengetahui bahwa ia harus berdua dengan orang yang baru saja ia kenal. Lagipula, Rahel tidak ingin menyangkal ayahnya.

***

"Revan, kenapa kamu gak ngasih oleh-oleh yang Papa beli buat Rahel?" tanya Pak Ardi setelah Revan menyalaminya.

"Oh, iya. Revan lupa. Nanti Revan bawa, deh. Mau mandi dulu, udah gerah."

"Dasar pelupa."

She is RahelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang