2. Khawatir

1.9K 84 5
                                    

Apa kamu merasa keberatan saat aku melarang kamu?
Aku hanya khawatir.

📖📖📖

"Rahel, bangun."

Rahel mengerjapkan matanya beberapa kali. "Udah malam, ya?"

"Iya. Aku anter kamu pulang."

"Papa kamu mana? Aku mau pamit," ucap Rahel seraya bangkit berdiri dari tempat duduknya, tidak lupa mengambil tas yang ia letakkan di atas meja.

"Papa lagi sibuk. Kita pergi aja, gak apa-apa."

"Tapi aku gak enak."

Revan mengenakan jaketnya. "Udah, gak apa-apa. Kalau suami udah ngomong, dengerin."

Rahel memukul pelan pundak Revan. "Ya udah, ayo."

Setelah perdebatan singkat selesai, Revan menggenggam tangan Rahel. Mereka berjalan beriringan sampai masuk ke dalam mobil.

"Kenapa aku gak bukain pintu mobil buat kamu?" tanya Revan saat mereka sudah berada di dalam mobil.

Rahel hanya menaikkan kedua bahunya sebagai respon. Memang selama pacaran, Revan tidak pernah membukakan pintu mobil untuk Rahel. Tapi, Rahel tidak pernah mempermasalahkan hal sepele seperti itu. Biarkan Revan menjadi dirinya sendiri dalam mencintai Rahel.

"Semua cowok memperlakukan pacarnya seperti itu. Buat apa coba? Biar dibilang romantis?" tanya Revan sambil menyalakan mesin mobilnya. "Sekarang aku tanya sama kamu. Bukain pintu mobil bisa menjamin cowok itu romantis atau gak?"

"Gak."

"Jadi kamu gak keberatan, 'kan?"

"Iya, Revan."

Revan mengacak pelan puncak kepala Rahel. "Makin sayang sama kamu."

Rahel menatap Revan sambil tersenyum tulus. "Mampir makan dulu, ya. Aku pengen makan soto."

"Kan gak ada nyamuk di mobil aku. Kita gak bisa tahu siapa yang kalah. Terus siapa yang traktir makan soto?"

"Nyamuknya masih ada di toples."

"Beneran?" tanya Revan sambil menjalankan mobilnya. "Sering dikasih makan, ya?"

"Gak. Diminumin darah."

"Ih, kok serem?

"Iya. Kan nama nyamuknya vampir."

"Aku raja vampirnya," kata Revan.

"Berarti aku ratunya." Rahel juga tidak mau kalah.

"Kan belum nikah."

"Ya, udah. Nikahin aja."

"Emang udah siap?"

Rahel tertawa. "Sukses dulu lah."

"Ya, nyamuknya kasian."

"Nanti aku cariin pacar."

Kali ini Revan yang dibuat tertawa saat mendengarkan hal itu. "Cariin pacar yang kayak aku?"

She is RahelDove le storie prendono vita. Scoprilo ora