22. Rencana

910 43 0
                                    

Sudah seharusnya hari yang spesial dijadikan momen yang istimewa.

📖📖📖

Hari ini adalah hari Jumat. Dan sesuai jadwal, hari ini adalah jadwal untuk pelajaran olahraga di kelas 12 IPS 1. Semua siswa kelas 12 IPS 1 terlihat sangat bahagia saat materi hari ini tentang permainan bulutangkis, sehingga saat bel istirahat berbunyi mereka terlihat sangat kecewa.

Jujur, mereka ingin ada penambahan jam khusus untuk mata pelajaran olahraga, karena hanya di mata pelajaran itulah mereka bisa bersantai.

"Padahal masih seru. Eh, udah selesai aja," kata Mira sambil mengusap keringatnya dengan tangan.

Rahel hanya tertawa untuk merespon ucapan Mira barusan. "Ke kantin, yuk. Gue laper."

Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Mira langsung menarik tangan Rahel untuk pergi ke kantin. Bukan hanya Rahel yang lapar, tetapi cacing di perut Mira juga sudah kelaparan.

Rahel hanya bisa pasrah ditarik oleh sahabatnya itu sampai ke kantin. Di sana ternyata sudah ada Tasya yang sedang menyantap cilok dengan lahapnya. Dengan segera, Mira menarik Rahel untuk menghampiri Tasya.

"Sya, mau gak lo traktir kita berdua?" tanya Mira dengan tampang memohon. Mira bahkan menunjukkan puppy eyes yang membuat Tasya bergidik geli.

Seakan tidak peduli dengan bujukan Mira, Tasya tetap melanjutkan makannya.

"Dasar gak peka!" celetuk Mira yang kesal karena Tasya hanya mengabaikannya.

Tasya meneguk orange jus-nya. "Pesan aja. Nanti gue bayar."

Seketika mata Mira langsung berbinar. "Seriusan?"

"Iya, serius."

"Hel, lo pesan apa?" tanya Mira sembari melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Rahel.

"Bakso aja. Tapi, jangan pedes-pedes."

"Oke!" seru Mira dengan sangat girang, lalu segera memesan makanan untuk dan Rahel.

Selepas kepergian Mira, Rahel langsung duduk di samping Tasya yang masih asik menyantap ciloknya.

Dan tidak lama setelah itu, Mira datang dengan nampan berisi dua mangkok bakso lengkap dengan air mineral dingin. Ia pun menghidangkan bakso dan air mineral itu di atas meja.

"Selamat menikmati."

***

Meskipun jam istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, Revan masih berada di dalam kelas. Ia sama sekali tidak berniat untuk keluar kelas. Entah kenapa belakangan ini Revan ingin menghabiskan waktu sendiri, tanpa ada yang mengganggunya.

Kepalanya ia tidurkan di atas meja. Mumpung kelas sedang sepi, ia memilih untuk beristirahat sejenak sebelum bel masuk berbunyi dan kembali memaksakan otak untuk belajar.

Plak!

Suara keras meja yang dipukul membuat Revan mendongakkan wajahnya. Ia berdecih saat melihat siapa orang yang melakukan hal itu.

She is RahelWhere stories live. Discover now