20. Aneh

972 36 0
                                    

Ada hal tertentu yang lebih baik tersimpan rapat, karena kebenaran terkadang mengecewakan.

📖📖📖

"Makasih, ya, Hel."

"Buat?"

Glenn tersenyum. "Karena bantuan lo, semua keperluan di tempat les Papi udah lengkap semua."

Ya, hari ini Rahel memang banyak membantu Glenn. Tidak hanya menemani Glenn untuk membeli beberapa buku, tetapi Rahel juga membantu Glenn untuk melengkapi apa saja yang dibutukan di tempat les. Jadi, wajar saja kalau Glenn berterima kasih kepada Rahel.

"Berarti gue dapet diskon, 'kan?" tanya Rahel.

"Gak cuma diskon, lo gratis les selama sebulan."

Rahel tertawa. "Gak, kok. Gue cuma becanda."

Keadaan menjadi canggung setelah itu, hingga mereka sampai di rumah Rahel. "Gue turun, ya. See you later."

Setelah mendapat anggukan dari Glenn, Rahel pun segera keluar dari mobil. Ia melambaikan tangan kepada Glenn sebelum Glenn menjalankan mobilnya.

Rahel mengeluarkan ponselnya dari dalam tas untuk mengabari Revan sesuai kesepakatan mereka tadi.

Revan

Aku udah di rumah.

Kamu lagi ngapain?

Udah ngerjain PR?

Setelah mengirimi Revan pesan, Rahel masuk ke rumahnya untuk membersihkan tubuhnya. Sebelum Glenn mengantarnya pulang, Glenn sudah terlebih dahulu mentraktir makan di sebuah restoran. Jadi, malam ini Rahel hanya perlu mandi, mengerjakan PR, lalu bersiap untuk tidur.

Ketika ia sudah selesai membersihkan tubuhnya, ia berniat untuk mengecek ponsel siapa tahu Revan sudah membalas chat darinya. Tapi, belum ada balasan dari Revan. Tidak biasanya Revan lama membalas chat darinya.

Karena itu Rahel memutuskan untuk menelepon Revan.

"Halo."

"Ini kamu angkat telepon. Kenapa gak balas chat dari aku?" tanya Rahel sembari duduk di kasur.

"Maaf, aku denger tadi hp aku bunyi, tapi aku pikir bukan kamu."

"Kan kita udah sepakat."

"Maaf."

Rahel merasa ada yang aneh dari Revan. Suara Revan terdengar sangat tidak bersemangat.

"Kamu aneh hari ini. Kamu sakit? Atau, kamu masih marah sama aku karena jalan sama Glenn?"

"Enggak, kok. Aku mau istirahat. Kamu juga capek, 'kan? Nice sleep, Rahel. Bye."

Tut.

Belum sempat Rahel menggubris ucapan Revan, kekasihnya itu sudah terlebih dahulu memutuskan sambungan telepon dengannya, sehingga membuat Rahel mengernyit bingung.

***

Dino sedang bersantai dengan teman-temannya yang lain saat mendengar ponselnya berdering. Awalnya ia hanya mengabaikan, namun karena ponselnya terus berdering tanpa henti, Dino memutuskan untuk menjawab panggilan itu.

She is RahelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang