1. Belum Bisa

2.3K 92 10
                                    

Maaf karena belum bisa membuat kamu bangga mengakui aku sebagai pacar kamu.

📖📖📖

"Hel, kenapa sih lo gak larang Revan aja?" tanya Mira sambil memikul tasnya setelah mendengar bel pulang sekolah berbunyi.

"Larang?"

"Iya. Biar gak berantem lagi. Atau lo ancem gitu."

"Ancem?"

Mira menghembuskan nafasnya gusar. Ternyata sikap Rahel yang irit bicara itu belum hilang sepenuhnya, meskipun sudah pacaran dengan orang tercerewet yang Mira kenal. Ya, siapa lagi kalau bukan Revan Ardiansyah?

"Iya, Rahel Andini. Ancem Revan supaya dia gak berantem lagi."

"Gue gak berhak untuk mengekang Revan. Gue tahu, cowok itu paling gak suka kalau dikekang."

"Lo gak bosen emang lihat Revan dikit-dikit berantem, dikit-dikit masuk ruang BK?" tanya Mira.

Rahel hanya tersenyum kecil. "Bukan bosen, tapi khawatir."

"Nah, terus lo biarin gitu aja?"

"Gue akan pakai cara gue sendiri untuk mengubah sikap Revan. Gak perlu mengekang atau melarang. Gue tahu caranya," jawab Rahel, tenang.

Sebenarnya Rahel belum tahu bagaimana caranya. Namun, saat ini Rahel sedang berusaha mencari cara untuk mengubah sikap Revan menjadi lebih baik.

"Rahel."

Rahel dan Mira menatap ke arah sumber suara. Dan mereka bisa melihat Revan sedang berdiri tepat di depan pintu. "Pulang, yuk."

"Kamu udah dari tadi di sini?" tanya Rahel, sedikit gelagapan.

"Baru, kok," jawab Rahel. "Mir, Rahel pulangnya sama gue, ya. Lo bisa kan pulang sendiri? Atau perlu gue telpon Raffi?"

"Udah, gak usah sok perhatian. Dan jangan bawa-bawa soal Raffi."

Revan tertawa kecil. "Yuk, Hel. Mira kayaknya lagi PMS."

"Mir, duluan, ya."

"Iya. Hati-hati."

***

Setelah Revan naik ke atas motor, ia memakaikan helm kepada Rahel. "Pakai helm sebelum apa?"

"Naik motor," jawab Rahel sambil naik ke atas motor Revan.

"Pacar aku pinter banget, deh." Setelah Rahel melingkarkan tangannya di perut Revan, pemuda itu menjalankan motornya dengan kecepatan normal.

"Papa baru sampai rumah. Kamu disuruh mampir."

"Oh ya?"

"Iya. Ada oleh-oleh katanya."

"Aku telpon Papa dulu."

Mendengar itu, Revan menghentikan motornya agar Rahel bisa mengabari ayahnya kalau ia akan mampir dulu ke rumah Revan. Hal itu bertujuan agar Pak Andi tidak khawatir jika Rahel pulang terlambat.

"Bentar, ya."

"Iya."

Rahel mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi ayahnya. Tidak berselang lama, Pak Andi lamgsung mengangkat telepon dari Rahel.

"Kenapa, Sayang?"

"Pa, Rahel pulangnya agak telat, ya. Mau mampir di rumah Revan. Om Ardi baru pulang dari luar negeri soalnya," jelas Rahel.

She is RahelWhere stories live. Discover now