UNDEAD

128 23 6
                                    

Dengan perlahan, Seiko mengetuk pintu di hadapannya. Dia hanya menunggu untuk sebentar saja, sebelum membuka pintu tersebut dengan hati-hati. Gadis itu tidak terkejut saat melihat Rei dan Koga sudah berada di dalam bersama dua pemuda lainnya—dua-duanya asing di mata Seiko. Mereka semua langsung menghentikan kegiatan mereka untuk menatapi tamu mereka.


Rei langsung bergerak untuk mematikan lagu, sebelum tersenyum ke arah Seiko. Dengan tangannya, dia mengisyaratkan Seiko untuk masuk. "Masuk saja, kau bisa letakkan tasmu di sebelah barang-barang kami juga," katanya.


Sambil mengangguk, Seiko melangkah masuk sambil menutup pintu. Hanya saja dia diam untuk sejenak di depan pintu, memperhatikan dua anggota lain dari unit tersebut. Salah satu idol memiliki rambut pirang berantakan yang mencapai bahunya. Dia menatapi Seiko dengan penuh antusias. Seiko merasa malu di bawah tatapannya.


Sementara itu satu lagi memiliki rambut ungu. Dia cukup mencolok di mata Seiko, terutama dengan kulit gelap dan tubuh yang terbilang besar. Dibandingkan yang lainnya, hanya dia yang terlihat kebingungan dan menatapi Seiko penuh rasa ingin tahu. Dalam benaknya, Seiko teringat akan anak kecil yang baru pertama kali melihat hal baru.


"Dan siapakah engkau gerangan, Nona Manis?" si rambut pirang bertanya dengan nyaring. Sebuah senyuman lebar muncul di wajahnya. "Apakah mungkin kau mencariku? Yah, senangnya ada seorang gadis manis yang mencariku~"


Rei melangkah mendekati Seiko, sebelum menepuk pelan punggung gadis itu untuk menenangkannya. "Mulai sekarang, dia adalah produser kita," katanya, sama sekali tidak mempedulikan ucapan rekan satu unitnya. "Dia masih murid baru di sini, jadi sebaiknya perlakukan dia dengan baik, mengerti?"


Seolah-olah diberi aba-aba, Seiko membungkukkan tubuhnya. "Namaku Moriyama Seiko, mohon bantuannya," ucapnya, tidak begitu nyaring namun tidak begitu pelan juga. Saat dia berdiri tegak lagi, dia disambut dengan senyuman dari anggota lainnya.


"Ooh! Seiko-chan ya! Aku Hakaze Kaoru, panggil saja Kaoru—atau kalau ingin kau panggil Sayang juga boleh~" pemuda berambut pirang tadi menyuarakan kegembiraannya sembari memperkenalkan dirinya. Dia hanya tertawa saat Seiko malah bergeser untuk sembunyi di balik Rei. "Tapi, siapa sangka kita akan mendapatkan produser semanis ini! Kenapa kau tidak menceritakannya, Sakuma-san? Kalau seperti ini aku belum mempersiapkan diri untuk tampil paling prima."


Rei terkekeh pelan. "Memang, ini cukup mendadak. Tapi mau bagaimana lagi?" ucapnya. "Lalu, selanjutnya..."


Seiko dan Rei sama-sama menghadap sang siswa berambut ungu. Netra ambernya menatapi Seiko dengan intens untuk waktu yang lama, membuat gadis itu semakin kurang nyaman seiring berjalannya waktu. Refleks dia semakin menyembunyikan dirinya di balik tubuh Rei yang lebih besar, membuat Rei tertawa pelan.


Seakan-akan baru menyadari apa yang dia lakukan, pemuda itu melangkah mundur. "Oh, maaf," katanya. Suaranya berat, tapi tidak begitu mengintimidasi. "Aku Otogari Adonis, dari kelas 2-A," dia memperkenalkan diri. "Maaf aku menatapimu, hanya saja kau tampak lesu dan kurus."


Tubuh Seiko tersentak pelan. 'Apakah aku benar-benar terlihat lesu? Tapi... kurus? Kurasa aku baik-baik saja,' batinnya. Memang dia merasa sedikit kelelahan meski dia belum melakukan apa pun. Gadis itu melihat tubuhnya sendiri, memastikan kondisinya, sebelum menatapi Adonis lagi. "Apakah memang terlihat jelas?" tanyanya malu-malu.

StarlightTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon