Father

85 14 4
                                    

Ada yang aneh dari Moriyama bersaudara, semuanya sadar akan hal itu.


Sore itu mereka berkumpul di ruang latihan. 2wink dan produsernya ikut latihan bersama UNDEAD, kemudian tiba Sei yang datang untuk memberikan Seiko barang yang tertinggal. Awalnya mereka tidak begitu menyadarinya, terlebih lagi Sei tidak tampak begitu berbeda dengan tatapan sinis dan wajah cemberut khasnya. Hanya saja saat melihat Seiko tidak fokus dan tampak gelisah, mereka mulai curiga.


Hanya saja tidak ada yang berani bertanya. Canggung rasanya. Sei seperit biasa terlihat kesal. Tapi hari ini dia menatapi yang lain dengan lebih sinis dan berusaha untuk fokus pada gitarnya saja. Sementara Seiko mengalihkan perhatian dengan mencatat sesuatu. Keheningan di dalam ruang latihan terasa canggung.


Kemudian Elzi membuka mulutnya.


"Ada apa sih?!" tanyanya. Netra oranye menatapi kakak beradik Moriyama dengan sedikit kesal. "Ada yang aneh dari kalian! Kocchan, Seicchan, apakah ada sesuatu yang tidak kita ketahui terjadi? Apakah ada masalah lagi di rumah kalian?"


"Berisik, Bocah," desis Sei tidak suka, ia terdengar lebih sinis dari biasanya. Sei hanya mengabaikan tatapan Elzi dan lanjut memainkan musiknya.


Seiko, di sisi lain, mengalihkan pandangannya. Ia memainkan poni rambutnya sendiri, seperti berusaha menutupi wajahnya. Elzi tersadar kalau dia benar-benar gugup dan terlihat kebingungan harus berkata apa.


Perhatian jatuh pada Seiko. Semuanya, atas dasar rasa ingin tahu, ikut menatapi dan menunggu produser itu menjawab. Toh, Sei mengabaikan tatapan yang diberikan kepadanya dan tetap bermain. Jelas tidak ada gunanya meminta jawaban dari dia. Seiko, untuk saat ini, masih terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu.


Sampai akhirnya Seiko menghela napas. "Sebenarnya... hari ini ayah kami datang berkunjung," katanya. "Dan kami akan menghabiskan sisa hari ini dan akhir minggu bersamanya...."


Mulut Elzi membulat. Aoi bersaudara mengangguk pelan. Sementara para UNDEAD diam saja.


Mereka sudah tahu kalau Moriyama bersaudara kurang nyaman dengan ayah mereka. Elzi hanya bisa memakluminya. Toh, dia juga sudah mendengar apa yang terjadi pada mereka. Bagaimana Seiko bersikap kalau topik yang dibicarakan adalah ayah. Bagaimana Seiko terlihat gugup kalau mendapatkan pesan dari ayahnya. Sudah jelas karena apa yang terjadi mereka tidak begitu dekat lagi.


Pada akhirnya Elzi hanya bisa mendekat dan mengusap kepala seniornya. Untuk kali ini, dia akan menahan diri untuk tidak bertanya. Seiko tertawa pelan dan mengucapkan terima kasih.


✧✦✧


"Seiko, Sei!"


Mereka terdiam. Pria itu berdiri tepat di depan gerbang sekolah, mobilnya terparkir tidak jauh dari tempat dia berdiri. Senyumannya ramah dan lembut, membuat Seiko rindu akan rumah. Tapi detik selanjutnya dia merasa dingin.


Tanpa banyak berkata-kata, mereka berpisah dengan para idol dan Elzi, mendekati mobil ayahnya. Hayate sendiri tersenyum kepada teman-teman anaknya, sekaligus tampak senang melihat murid lain berinteraksi dengan mereka.

StarlightWhere stories live. Discover now