Unexpected Visitor

87 15 5
                                    

Festival sekolah dimulai. Menandakan Yumenosaki menjadi lebih sibuk dari biasanya. Dengan membagikan kegiatan untuk kegiatan kelas mereka dan kegiatan di atas panggung, para idol harus bekerja keras dua kali lipat dari biasanya. Para produser juga tetap melakukan segala hal untuk membantu mereka, terutama dengan acara kelas mereka.


Suatu kebetulan 2-B membuka café. Dengan para laki-laki sebagai butler dan perempuan sebagai maid. Meski awalnya Seiko lebih ingin bekerja di belakang dan memasak, dia tetap diminta untuk mengisi posisi pelayan oleh produser lainnya.


'Tapi apa gunanya kalau sebagian besar pengujung adalah perempuan,' Seiko menghela napas panjang sambil melihat seisi ruangan. Meja dan kursi ditata rapi menyerupai meja dalam café. Hiasan di ruang kelas simpel, tetapi lumayan juga untuk sebuah café kecil.


Sebagian meja sudah terisi penuh. Terlihat jelas kalau sebagian besar yang duduk di sana adalah perempuan. Hanya ada segelintir pengunjung laki-laki di dalam, entah mereka datang karena ingin makan atau karena para pelayan perempuan di kelas.


Rumina terlihat manis dengan kostumnya. Ada juga Yukimi yang terlihat dewasa dan menawan. Tetapi tetap saja rasanya pesona para pelayan perempuan kalah dengan pesona pelayan laki-laki di kelas. Arashi terlihat rupawan, Yuzuru tidak terlihat berbeda seperti dari biasa tetapi tetap menarik mata, dan Ritsu yang sebelumnya mencari jalan keluar tetap mau melakukan tugasnya sebagai pelayan. Yang membuat Seiko kaget adalah Koga mau mendengarkannya dan memakai kostumnya dengan rapi.


Tetapi, setidaknya café kelasnya berjalan dengan lancar. Dia sempat melihat Rei dan Kaoru datang untuk berkunjung. Rei dengan alasan untuk mencari adiknya sementara Kaoru... menggoda Yukimi. Setidaknya Seiko langsung menghentikannya agar gadis itu dapat melanjutkan tugasnya.


'Yah, selama café ini berjalan lancar... kurasa itu sudah cukup,' pikirnya.


Dia baru saja akan kembali ke dalam ruangan setelah mengantarkan Rei dan Kaoru keluar kelas. Namun langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang familiar.


"Sei-kun?" panggil Seiko. Ia tersenyum saat yakin dia benar-benar melihat adiknya. Hanya saja senyumannya memudar ketika melihat ekspresi serius yang Sei tunjukkan. Bagaimana langkahnya terlihat kaku. Bagaimana dia seperti sedang menahan sesuatu dan tampak tidak nyaman.


Seiko baru saja akan memanggilnya lagi dan bertanya, namun pertanyaannya terjawab saat dia melihat siapa yang mengikuti Sei dari belakang.


Nampan di tangan Seiko terjatuh.


✧✦✧


Dengan perlahan, Seiko meletakkan cangkir di nampannya pada meja sang tamu sebelum duduk di seberangnya. Dia bisa merasakan tatapan teman-teman sekelas dari segala arah, seperti bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Seiko tidak terkejut kalau mereka kebingungan. Dia baru saja membuat sedikit kegaduhan di depan kelas barusan.


Pria itu tersenyum lembut. "Terima kasih banyak," ucapnya sebelum menyisip kopinya dengan hati-hati. Helaan napas lega keluar dari bibirnya saat rasa yang familiar mengisi indera perasa pria itu. Dia tertawa pelan sambil meletakkan cangkir itu kembali. "Hmm, kopi ini enak. Rasanya mengingatkanku pada rumah."

StarlightWhere stories live. Discover now