Children

94 14 1
                                    

Seiko mengetuk pintu ruang klub musik ringan dengan hati-hati. Ia membuka pintu pelan-pelan dan mengintip ke dalam. Sebuah senyuman terulas pada bibirnya kala melihat 2wink beserta produsernya di dalam. Penghuni ruangan itu langsung melambai kepadanya.


"Maaf mengganggu kalian," kata Seiko perlahan. "Aku kemari untuk—"


"Sakuma-senpai, 'kan?" tanya Hinata. Dia dan Yuuta bangkit dari duduknya bersama-sama. "Mohon tunggu sebentar ya, Senpai. Biar kami bangunkan!" mereka menambahkan sambil melangkah menuju peti mati milik ketua klub tersebut.


"Terima kasih banyak, Aoi-kun," ucap Seiko sambil melangkah masuk. Pandangannya kemudian jatuh pada Elzi. "Hari ini apa yang akan kalian lakukan?" tanyanya.


Elzi terkekeh. "Kami akan istirahat untuk sekarang!" katanya. "Pastinya si kembar kelelahan dan bekerja terus itu tidak baik! Jadi kami akan menikmati sisa minggu ini untuk beristirahat dan refreshing sebelum lanjut kerja lagi! Seicchan, juga, jangan lupa istirahat lho! Rasanya aku jarang sekali melihat Seicchan istirahat!"


Tawa pelan keluar dari bibir Seiko. "Akan kuingat, terima kasih Ruzi," katanya. "Ditegur oleh adik kelas sendiri... rasanya aneh juga ya," gumamnya.


Kali ini Elzi tertawa. "Ngomong-ngomong, Seicchan! Lihat ini!" seru Elzi tiba-tiba. Dia mengangkat kostum yang sedari tadi ia pangku. "Ini hasil kostum buatanku! Kostum yang kau bantu beberapa hari yang lalu! Terima kasih banyak, Seicchan! Berkatmu kostum ini juga selesai tepat waktu! Kostum ini selesai dengan sempurnanya!" katanya dengan girang. Dia juga segera berdiri untuk menunjukkan kostum di tangannya dengan lebih jelas.


"Aaah, Zicchan lagi-lagi pamer," terdengar suara Hinata. "Dari kemarin dia terus menerus pamer tentang kostum itu. Mana dia ceritakan dengan sangat lebay dan berlebihan," dia terkekeh geli. "Diselesaikan dengan penuh keringat dan darah, sampai mengantuk juga. Padahal Moriyama-senpai juga banyak membantumu!" Hinata tertawa.


"Hush! Hicchan berisik!" cibir Elzi. "Tapi aku juga berjuang! Memang Seicchan membantuku! Lalu kenapa?" tanyanya. "Aku tetap menyebutkan kalau Seicchan membantuku, jadi aku tidak mengambil jerih payah Seicchan juga! Kau menuduhku seperti aku mengambil semua jerih payah Seicchan!"


"Sudahlah kalian," Seiko tertawa pelan. Kemudian dia tersenyum kepada Elzi. "Selamat, Ruzi. Aku hanya membantu seadanya, tetapi syukurlah kau senang dengan hasilnya. Aku juga bisa melihat kau sudah banyak berkembang," katanya. Tangannya perlahan mengusap kostum di tangan Elzi. "Ruzi hebat!"


Wajah adik kelasnya berbinar. "Tentu saja aku hebat! Aku adalah produser 2wink yang hebat dan percaya diri!" katanya bangga. "Tapi... benarkah itu?! Aku sudah berkembang?"


Seiko mengangguk. "Kurasa yang lain juga bisa melihatnya," katanya. Melihat Elzi yang bersemangat membuat Seiko geli sendiri. Terlebih lagi dia bisa menjadi menggemaskan juga. "Selanjutnya kalau kau butuh bantuan lagi, katakan saja, ya."


"Tentu!"


"Fufufu. Kau merawat Elzi-chan dengan baik ya, Jou-chan," terdengar suara Rei tidak jauh dari mereka. Saat Seiko menengok, dia melihat Rei keluar dari peti matinya. "Terima kasih banyak sudah menjaga anak-anakku."

StarlightWhere stories live. Discover now