Moriyama Seiko and Elzi Meghan Rutherfordt

107 18 12
                                    

Dia mengetuk pintu di depannya dengan hati-hati. Setelah memberi jeda sesaat, barulah Seiko membuka pintu itu dan mengintip ke dalam. "Permisi, apakah Sakuma-senpai ada di sini?" tanyanya malu-malu.


Suasana ruang klub musik ringan berbeda ketika dia pertama kali dibawa ke dalam oleh Koga. Setidaknya kali ini keadaan ruangan lebih terang. Di sisi lain dia melihat ada tiga murid lain selain Rei dan Koga—sepasang anak kembar dan siswi berambut putih dengan ombre oranye.


Seiko hanya menatapi siswi berambut ombre itu untuk sekilas, sebelum dia melangkah menatapi Rei dari ambang pintu. Rei sendiri menatapinya keheranan untuk sesaat, namun dia mengerti alasan kedatangan produser unitnya saat melihat kertas di tangan siswi tersebut.


Sambil menyunggingkan senyuman, Rei bangkit dari duduknya. "Ada apa, Jou-chan?" tanyanya.


"Tentang jadwal latihan UNDEAD... aku sudah menyelesaikannya. Ruang latihan juga sudah kusewa sampai waktu yang Senpai minta," jelasnya sambil memberikan kertas di tangannya pada Rei. "Dan setelah ini, apakah kau tidak keberatan untuk datang ke ruang klub kerajinan bersama anggota UNDEAD? Aku perlu mengukur kalian semua untuk kostum DreamFes yang akan datang."


Tangan Rei langsung menerima kertas tersebut dan tersenyum puas. "Hoo, jadi kau sudah menyelesaikannya. Hebat sekali, Jou-chan, kau menyelesaikannya dengan cepat juga," jelasnya. Ketika dia sudah cukup dekat, tangannya langsung mengelus kepala Seiko. "Kau anak yang baik. Bukan hanya mendengarkan kata orangtua, kau juga melakukan pekerjaanmu dengan baik. Baguslah, baguslah."


Seiko membeku di tempat. Wajahnya merona karena elusan lembut seniornya. "Aku sangat menghargainya, Sakuma-senpai. Tetapi yang kulakukan hanyalah mengikuti arahan dan kata-kata Sakuma-senpai, jadi semuanya berjalan lancar berkat dirimu," gumamnya. "D-Dan kau tidak perlu memperlakukanku seperti anak kecil."


Rei segera menarik tangannya dari kepala Seiko ketika melihatnya mulai tampak tidak nyaman. Dia tertawa pelan. "Maafkan aku, sepertinya aku membuatmu kurang nyaman," ucapnya. "Setelah ini akan kupanggil yang lainnya untuk datang ke ruang klub kerajinan. Kudengar baru-baru ini kau memasuki klub itu, 'kan? Aku senang kau sudah semakin terbiasa di sini."


Tawa pelan keluar dari bibir Seiko. "Aku berharap dengan ini aku bisa membantu UNDEAD lebih banyak. Dengan keadaanku saat ini, aku tidak akan bisa melakukan apa pun kalau tidak berusaha," jelasnya. "Itu saja yang inign kuberitahu. Maaf sudah mengganggumu dan kegiatan klubmu. Sampai jumpa lain waktu—"


"Oh, tunggu dulu Jou-chan!" Seiko menghentikan dirinya sebelum bisa melangkah pergi meninggalkan ruang klub tersebut. Dia berbalik dan disapa oleh senyuman Rei lagi. Pemuda berambut hitam itu menarik lengan Seiko dengan hati-hati ke tengah ruangan. "Sebelum kau pergi, kurasa tidak ada salahnya untuk memperkenalkanmu pada mereka..."


Mata Seiko mengejap. Saat ini dia berdiri di depan pasangan anak kembar serta siswi berambut putih dengan ombre oranye yang ia lihat barusan. Ketiganya menatapi Seiko keheranan, namun Seiko bisa melihat kalau mereka sedikit tidak nyaman ketika Seiko membalas tatapan mereka. Tetapi ketiganya tetap menyunggingkan senyuman mereka kepada Seiko.


"Kenalkan. Mereka adalah anak-anakku di klub ini," jelas Rei. "Mereka adalah Aoi-kun dan Elzi-chan. Kurasa kau akan cukup sering bertemu dengan mereka di masa yang akan datang, jadi tidak ada salahnya memperkenalkan kalian, bukan?" tanya pemuda tersebut.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang