Realize

113 14 10
                                    

"Ayo mengobrol tentang para laki-laki!"


Pandangan para produser yang lain jatuh pada Elzi. Gadis itu tengah duduk santai di kursi, kedua tangannya di atas meja. Di wajahnya terlihat jelas kalau ia muak dengan pekerjaannya dan ingin melakukan hal yang lain.


Siang itu beberapa produser berkumpul di ruang kerajinan bersama untuk mengerjakan kostum untuk unit masing-masing. Tidak hanya Seiko dan Elzi, ada pula Elza, Rumina, dan Chiyo di sana. Sementara anggota klub kerajinan lainnya sedang berlatih di luar bersama unit masing-masing.


Elza langsung memandangi adik kembarnya dengan kesal. "Selesaikan pekerjaanmu dulu," katanya. "Kau pikir pekerjaanmu itu bisa selesai dengan sendirinya? Dasar kau ini..."


Sang adik membalasnya dengan menjulurkan lidah. "Tidak ada gunanya kalau memaksakan dirimu!" balasnya. "Aku sudah capek! Ayo kita semua istirahat saja! Seicchan! Kau pasti setuju denganku untuk istirahat, bukan? Maksudku lihatlah dirimu! Kau sudah bekerja keras! Ayo letakkan pekerjaanmu dan makan bersama-sama!"


Terdengar decakan dari Elza. "Dasar, si bodoh ini..." gerutunya.


Melihat interaksi mereka membuat Seiko terkekeh bersama pelan. Pada akhirnya Seiko sendiri meletakkan kostum yang sedang dia kerjakan. "Kurasa memang sudah saatnya untuk beristirahat," katanya.


"Ane-san?!" pekik Elza tidak terima. Jelas, dia tidak menyangka seniornya akan menyetujui usulan adik kelasnya.


Chiyo kemudian menghela napas. "Kita sudah bekerja cukup lama, sudah saatnya beristirahat. Jadi, kenapa tidak?" tanyanya. Dia langsung meletakkan kepalanya di telapak tangan. "Lalu, siapa yang ingin memulai topik ini?" tanyanya.


Untuk beberapa saat semuanya terdiam. Mereka menatapi satu sama lain, sambil menunggu ada yang memulai topik itu. Kemudian Rumina mengangkat tangannya, wajahnya berbinar-binar penuh semangat. "Tentang laki-laki, selama ini aku berpikir kalau Nazuna-senpai itu manis sekali!" katanya.


Seiko memandanginya keheranan untuk sesaat. "Nii-senpai?" tanyanya keheranan. "Kukira Rumi-chan akan berbicara tentang Ritsu-kun. Habisnya, kalian berdua dekat sekali dan tampak manis bersama-sama," dia menambahkan. Seiko tertawa pelan kala melihat pipi teman sekelasnya merona.


Rumina berdehem. "Yah, Rittan juga manis. Wajahnya ketika dia tertidur itu lucu juga," dia menjelaskan. "Tapi ketika memikirkan topik ini, yang terlintas terlebih dahulu adalah Nazuna-senpai!" kata gadis itu.


"Oh! Memang Ra*bits dan anggotanya adalah gambaran dari keimutan! Nazuna-senpai juga memang manis sekali, apalagi kalau latah!" kata Elzi penuh semangat. "Lalu, lalu! Kalau berbicara tentang keimutan, pastinya Hicchan dan Yucchan tidak kalah! Aku sebagai produser mereka bangga untuk menyebut mereka sebagai yang termanis! Walau kadang menyebalkan mereka tetap punya wajah yang lumayan!"


Chiyo terkekeh pelan. "Kalau begitu Kagehira juga tidak kalah," katanya. "Di atas panggung dan di belakang panggung dia juga tidak kalah lucu."

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang