Handicraft Club

107 19 7
                                    

"Hm, apa yang kau lakukan, Seiko-chan?" tanya Arashi ketika dia memasuki kelas. Ia memandangi Seiko penuh rasa ingin tahu. Di tangan siswi itu adalah blazer sekolah, namun jelas bukan miliknya. Koga duduk di bangku sebelahnya, hanya memakai kemeja sekolah dan tampak sedikit bosan.


Seiko menoleh ke Arashi sejenak, kemudian kembali menatapi blazer di tangannya. "Kancing blazer Oogami-kun lepas. Jadi aku benarkan," jelasnya sembari lanjut menjahit blazer di tangannya. "Kebetulan Kagehira-kun membawa set menjahit kecil di tasnya."


Arashi mengangguk mengerti, kemudian menempatkan dirinya di kursi kosong dekat Seiko. Bersama dengan Mika dan Koga, ia ikut menonton Seiko melanjutkan kegiatannya. Terkadang ada siswa lain yang berhenti untuk menonton sebentar, tetapi mereka segera bergi begitu mengerti apa yang Seiko lakukan.


Begitu Seiko selesai, dia segera memotong benangnya. "Ini, Oogami-kun," katanya sembari memberikan blazer tersebut kepada Koga. "Maaf tiba-tiba memaksa untuk menjahitkan kancingmu."


"Iya, iya," Koga menerima blazer itu dengan malas dan segera memakainya. "Lagipula kenapa memaksa sih? Yang punya aku, yang pakai aku, aku juga tidak pernah mengancingkan blazerku. Kenapa kau yang repot?" tanyanya, antara heran dan sedikit kesal.


Tawa pelan keluar dari bibir Seiko. "Habisnya tidak enak dilihat."


"Hah?" mata Koga berkedut. "Tidak enak dilihat? Kau menghinaku ya?"


"Bukan itu maksudku!" sanggah Seiko. "Meski Oogami-kun tidak mengancingkannya, bukannya terlihat lebih bagus kalau dua kancingnya terpasang dengan sempurna? Melihat blazermu hanya punya satu kancing membuatku tidak nyaman."


"Masa bodoh," Koga mendengus kesal. "Merepotkan sekali. Terserah aku mau pakai seperti apa. Tapi yah... terima kasih."


Seiko tertawa pelan. Dia segera membereskan jarum dan benang yang dia pakai dan mengembalikan set menjahit di mejanya kepada Mika. Mika sendiri menerimanya dengan senyuman. Arashi memperhatikan siswi itu untuk sejenak, sebelum dia tertawa pelan.


"Seiko-chan, sepertinya kau mahir menjahit ya," ucapnya. "Bukan hanya memasak bekalmu sendiri, kamu juga tahu caranya menjahit..."


"Eh?" netra Seiko mengejap. "Yah, bukan hanya aku. Adikku juga setidaknya tahu bagaimana caranya menjahit kancing," jelasnya. "Aku belajar sedikit dari bibiku. Lalu... ayah juga mengajariku hal-hal seperti ini. Kata Ayah nantinya ini akan membantu juga."


Kali ini Arashi terlihat sedikit kaget. "Eh? Bahkan adikmu juga? Hebatnya~!"


"Oh, itu karena aku memaksanya belajar menjahit," Seiko tertawa pelan. "Kalau tidak kupaksa, dia akan melempar semua kemejanya kepadaku untuk kubenarkan. Karena itu terdengar merepotkan kupaksa dia belajar menjahit kancing."


"E-Eeh?"


"Ternyata kau bisa menjadi barbar juga ya?" gumam Koga pelan.


Wajah Seiko berubah masam. "Barbar? Kurasa tidak juga..."


StarlightWhere stories live. Discover now