Protective

100 14 2
                                    

Bel jam terakhir sekolah disambut dengan gembira. Begitu gurunya menyelesaikan kelas dan segera keluar dari ruangan, semua murid segera membereskan tas mereka dan bersiap-siap untuk kegiatan sepulang sekolah mereka; kegiatan klub, latihan unit, atau jalan-jalan bersama teman.


Seiko sendiri juga ikut membereskan barang-barangnya. Hari ini dia berniat tuntuk menonton latihan UNDEAD. Setidaknya karena dia sudah menyelesaikan semua tugasnya saat ini. Semenjak memasuki Yumenosaki, Seiko menjadi cukup asing dengan istilah pulang lebih cepat. Bukan berarti itu adalah hal yang buruk juga.


"Moriyama!"


Perhatian Seiko teralihkan ketika namanya dipanggil sebelum dia bisa meninggalkan kelas. Ketika Seiko berbalik, ia melihat salah satu murid dari kelasnya berjalan mendekatinya. Seiko tidak begitu akrab dengannya, tetapi dia pernah sesekali berbicara ketika di dalam kelas.


Pemuda itu tersenyum—Seiko teringat namanya Yamamoto. "Aku ingin berterima kasih atas bantuanmu kemarin!" katanya girang. "Kami benar-benar terbantu. Memang kemampuan menjahitmu hebat, kau membenarkan kostum unitku dengan cepat!" ucapnya dengan penuh semangat.


Senyuman kecil terukir di bibir Seiko. "Senang mendengarnya," katanya. "Kostum kalian hanya robek kecil, jadi tidak ada banyak yang perlu dibenarkan. Aku melakukan tugasku sebagai produser," dia menambahkan.


Yamamoto tersenyum. "Tetap saja, terima kasih banyak!" katanya. Kemudian dia mengusap tengkuknya sendiri. "Aah, sayang sekali. Kalau saja kau adalah produser unit kami..."


Seiko diam saja. Dia tidak tahu harus membalas apa. Pada akhirnya dia hanya tertawa canggung dan mengalihkan pandangannya. "Kalau begitu, sampai jumpa lain waktu..."


"Tunggu dulu!" Yamamoto menyela. "Kau tahu, kau benar-benar sudah membantu kami. Kurasa terima kasih saja tidak cukup, bukan?" tanyanya.


Sepasang netra ungu memandanginya keheranan. "Kurasa itu sudah lebih dari cukup," balasnya perlahan.


"Hah? Tetapi tetap saja... rasanya kurang!" pemuda itu masih tetap berusaha menahan Seiko. "Karena itu, bagaimana kalau sebagai ucapan terima kasih... kita pergi menonton bersama-sama akhir minggu ini?" usulnya. "Aku tahu film bagus yang akan tayang sebentar lagi. Kurasa kau akan suka! Jadi... bagaimana, hm?"


Mata milik Seiko memandanginya was-was. Ia tahu Yamamoto tidak punya maksud yang butuk, tetapi tetap saja dia merasa kurang nyaman. "Terima kasih atas ajakannya, tetapi aku akan menolak," katanya perlahan. "Aku ada keperluan akhir minggu ini."


Sesaat Yamamoto tampak kecewa. "Bagaimana kalau minggu depan?" dia mengusulkan kembali. "Atau, bagaimana kalau kau memberikanku nomormu dan beritahu aku kapan kau memiliki waktu? Kita bisa jalan-jalan setelah itu? Tidak buruk juga bukan?"


Pandangan Seiko tidak bertemu dengannya. "Kau baik sekali, tetapi maaf," dia menundukkan kepalanya. "Unitku sudah menungguku, jadi sampai jumpa—"


"Kalau begitu sepulang sekolah nanti? Hanya sebentar saja tidak apa!" Yamamoto tidak berhenti. Dia mulai melangkah mendekat. "Hanya satu kencan saja! Tak apa bukan? Aku tidak akan melakukan hal yang buruk kepadamu, tenang saja!"

StarlightWhere stories live. Discover now