Seven Mysteries

78 16 3
                                    

"Ngomong-ngomong, apakah kalian sudah tahu rumor Tujuh Keajaiban Yumenosaki yang baru-baru ini dibicarakan orang-orang?"


Tubuh Seiko merinding. Tanpa sengaja menusuk jarinya sendiri dengan jarum. Sambil merintih, dia segera menekan jarinya sendiri. Untung dia tidak tertusuk terlalu dalam. Pandangannya kemudian jatuh kepada si kembar yang masih asing bercerita. Elzi di sebelahnya juga tampak tertarik dengan pertanyaan mereka.


Hari ini mereka berkumpul di ruang klub musik ringan. Seiko, yang bukan anggota klub itu, ikut serta untuk membantu Elzi membuat kostum untuk 2wink. Toh, kerjaan Seiko sudah banyak yang selesai dan dia punya cukup waktu, dengan senang hati Seiko membantunya. UNDEAD juga sedang beristirahat dari latihan mereka. Karena itu Koga dan Rei juga berada di dalam.


Awalnya mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Elzi bersama Seiko menjahit, terkadang Elzi diam saja untuk memperhatikan Seiko atau meminta bantuannya. Sementara para idol asik dengan pembicaraan mereka sendiri. Dengan Rei yang terlihat seperti menahan rasa capainya.


Kemudian Aoi Hinata mengungkit Tujuh Keajaiban Yumenosaki.


Seiko belum pernah mendengarnya. Dia tidak mau mendengarnya. Cerita hantu dan segala sesuatu yang bertema horror bukanlah hal yang bisa dia toleransi. Mungkin bukan juga dia takut, Seiko juga bisa dikatakan membenci hal itu. Siswi itu baru saja akan membereskan barang-barangnya dan izin kembali ke ruang klubnya, namun dia berhenti ketika mendengar ucapan Hinata.


"Rumornya, baru-baru ini muncul hantu menangis di sekolah!"


Kali ini tubuh Seiko membeku. Dia menatapi Hinata lekat-lekat. "Hantu menangis?" tanyanya perlahan.


Hinata tersenyum. Dia mengangguk. "Yup! Ini rumor baru!" katanya. "Sebenarnya aku kurang yakin kalau ini termasuk Tujuh Keajaiban atau tidak karena ini rumor baru, tetapi murid lain berkata ini ada hubungannya dengan Tujuh Keajaiban Yumenosaki."


Kening Seiko mengerut. Dia tidak mengucapkan apa pun. Sebagai gantinya, Elzi yang bertanya, "A-Apa-apaan sih? Cerita hantu lagi? Dan hantu menangis? Apa lagi itu?" netra oranyenya menunjukkan rasa takut, tapi ada pula rasa ingin tahu.


Seiko menggigit bibirnya sendiri. Dia ingin pergi. Tapi, rasanya tidak sopan sekali. Ditambah ia merasa tidak enak dan ingin tahu di waktu yang bersamaan. Sesaat pandangannya bertemu dengan Rei, sebelum Seiko mengalihkan pandangannya secepat mungkin.


Hinata terkekeh. Dengan sengaja dia buat-buat seperti tawa hantu. "Pada jam sepulang sekolah, terkadang kau bisa mendengar suara seorang perempuan sedang menangis, kau tahu," jelasnya. "Tempatnya acak, jadi kau tidak bisa mencari di tempat yang sama. Sepertinya hantu ini suka sekali berkeliling."


Wajah Seiko memucat. Dia merasa sedikit familiar dengan ceritanya.


"Tetapi, ketika kau mendekati asal suara tangisan ini... begitu kau sudah dekat tangisannya langsung berhenti..." Hinata memberi jeda, matanya memandangi seisi ruangan, "... dan tidak ditemukan siapa pun di sana!" serunya.


Yuuta di sebelahnya memekik kaget. "Aniki hentikan! Jangan menakuti kami!" dia berseru panik. Wajahnya sama pucatnya dengan Seiko saat ini.


"Apa-apaan itu, kau hanya mendengar tangisan seseorang... apa yang menakutkan?" tanya Koga kesal. Tapi tangannya bergerak melingkar pada tubuhnya sendiri.


"Hehehe, itu bagian misterinya!" kata Hinata dengan gembira. "Kau tahu, sudah ada beberapa orang yang mendengar ini! Jadi bisa dikatakan rumor ini terbukti ada!" dia menjelaskan. "Contohnya Mitsuru-kun dan juga Ringo-chan. Ringo-chan juga sensitif dengan suara jadi dia langsung mencari-cari. Tapi mereka tidak pernah melihat seorang pun!"


"H-Hicchan, sudah donk, jangan cerita lagi!" pinta Elzi. Tangannya menggenggam erat kostum di tangannya.


"Musim panas itu identik dengan cerita hantu, bukan?" Hinata tertawa. "Ngomong-ngomong... Moriyama-senpai, kau tak apa? Wajahmu pucat sekali, lho?"


Yang dipanggil tersentak kaget. Dia memandangi Hinata dengan terkejut. "A-Aku tak apa-apa!" jawabnya dengan cepat. "Hanya saja... itu... a-aku... tidak begitu suka cerita seperti ini," dia menjelaskan.


"A-Aku akan kembali ke ruang klubku sendiri. Ada yang ingin kukerjakan di sana," Seiko segera berdiri dari duduknya. Dia merapikan barang-barangnya dengan cepat. "Ruzi, kalau ada apa-apa datangi aku ya. Sampai jumpa lain waktu, semuanya!" dan dia langsung berjalan cepat meninggalkan ruangan tanpa menunggu balasan yang lainnya.


Semuanya memandanginya keheranan. "Sepertinya dia benar-benar tidak menyukai cerita hantu, ya," komentar Koga.


Aoi bersaudara mengangguk bersama-sama. "Sepertinya begitu..."


Rei di sisi lain menghela napas. "Kurasa sebaiknya kau tidak memaksakan mereka mendengarkan cerita hantu, Hinata-kun," tegurnya. Hinata hanya membalas dengan terkekeh pelan.


Sementara itu, Seiko menyusuri lorong secepat mungkin tanpa berlari. Dia memeluk barang-barangnya dengan erat. Meski dia ingin membuang jauh-jauh ingatannya tentang cerita Hinata tadi, hanya saja yang ada dia semakin mendengarnya.


Tangisan seorang perempuan. Jam sepulang sekolah. Tempatnya acak. Ketika didekati suara itu menghilang dan tidak ditemukan siapa pun.


Langkah Seiko berhenti. Ia menundukkan kepalanya sambil memejamkan matanya. Pelukannya pada barang-barangnya semakin mengerat. Dia mengingat kembali hari-harinya di sekolah. Ketika pelajaran, sepulang sekolah, saat membantu unitnya, ketika bekerja sampingan di sekitar sekolah.


Di antara kesehariannya di sekolah, ada satu kebiasaan yang dia sembunyikan dari semua orang, termasuk keluarganya. Ketika dia sudah merasa lelah dan muak. Ketika dia merasa tertekan sampai sulit bernafas. Seiko biasa mencari tempat sepi untuk meluapkan segalanya seorang diri.


Dengan cara menangis di sana.


Ia menghela napas panjang. Matanya terbuka lagi. Sambil melanjutkan jalannya, dia memikirkan lagi rumor itu.


'Jangan katakan aku sudah berubah menjadi rumor sekolah?'


✧✦✧


Elzi M. Rutherfordt milik vermilioz/vermillioz

Kemudian Seiko kabur tiap kali ada yang ngungkit Hantu Menangis Akademi Yumenosaki

StarlightWhere stories live. Discover now