Hairclip

94 17 7
                                    

"Oi, Pemurung, jepit rambutmu itu terlihat biasa sekali, ya," komentar Koga.


Seiko memandangi teman sekelasnya kebingungan. Secara refleks tangannya langsung menyentuh jepit yang dia pakai. "Memangnya ada apa?" ia bertanya pada siswa itu.


Koga hanya menatapi Seiko untuk sejenak—lebih tepatnya pada jepit yang menghiasi poninya. "Tidak, hanya saja kalau dilihat membosankan," katanya. "Kau selalu pakai jepit yang sama. Warna yang sama juga. Sama sekali tidak ada yang menarik, jadi terlihat biasa sekali," dia menambahkan. "Kupikir perempuan biasanya memakai perhiasan yang mencolok."


"Kalau dipikir-pikir, Moriyama memang selalu memakai jepit yang sama, bukan?" Adonis tiba-tiba bertanya. Ia ikut memandangi Seiko. "Rasanya jepit itu sudah menjadi ciri khasnya..."


"Ciri khas, ya..." Seiko terkekeh pelan. "Aku suka sesuatu yang simpel, itu saja. Dan aku sering kehilangan jepitku, jadi aku selalu membeli satu bungkus jepit dengan warna yang sama agar lebih mudah," jelasnya.


Alis Koga terangkat. "Oh, iya. Kau itu pelupa parah ya," katanya. "Jangan katakan kau membawanya setiap hari?"


Mata milik Seiko memandangi Koga dengan tajam. Dia diam untuk beberapa saat, sebelum mengalihkan pandangannya sambil mendengus kecil. "K-Kalau iya kenapa?"


Bukannya membalas, Koga malah tertawa. Adonis hanya memandanginya kebingungan, sementara Seiko menatapi kesal siswa berambut abu-abu itu. Wajahnya merah karena malu dan kesal, tetapi dia tetap membiarkan Koga tertawa sampai puas.


"Wan-chan, itu tidak baik. Kau hanya akan menyakiti perasaan Seiko-chan~" Kaoru terkekeh pelan.


Rei ikut tertawa kecil. "Jangan seperti itu, Wanko," tegurnya. "Jou-chan ini hanya mengantisipasi apa yang mungkin terjadi."


"Tapi apakah perlu membawa satu bungkus juga?" Koga terkekeh. "Sifat pelupamu itu memang sesuatu. Bahkan kau dikenal sebagai siswi yang sering tersesat ketika kau baru masuk sekolah ini. Aku terkejut kau masih bisa mengerjakan ulangan dengan lancar."


"Karena tidak sepertimu, Inugami, aku belajar dengan giat dan serius," balas Seiko kesal.


"Apa maksudmu, hah?!"


"Oh, tapi Seiko-chan, kalau aku boleh bertanya padamu, apa kau akan senang kalau ada yang memberikanmu jepit rambut baru?" tanya Kaoru tiba-tiba. Netranya berbinar penuh rasa ingin tahu.


Untuk sesaat Seiko hanya memandanginya kebingungan. "Kurasa aku akan merasa cukup senang?" balasnya, sesaat tampak kurang yakin.


Kemudian Rei bertanya, "Kalau begitu, hadiah seperti apa yang kau sukai?" saat Seiko memandanginya, pemuda itu hanya tersenyum ramah. Selain itu Seiko masih kesulitan untuk membacanya dari wajah dan gerak-gerik.


Seiko berpikir. "Aku... lebih suka sesuatu yang simpel, seperti kataku tadi," jawabnya. "Aku merasa kurang cocok memakai benda yang mencolok. Jadi aku merasa kurang bisa menerima hadiah yang seperti itu."

StarlightWhere stories live. Discover now