Plush Toys

96 16 19
                                    

"Selamat pagi," sapa Seiko sambil berjalan menuju bangkunya. Beberapa siswa membalasnya, beberapa hanya mengangguk pelan. Dia segera duduk dan meletakkan tote bag hitam miliknya di atas meja. Beberapa orang yang duduk di sekitarnya menyadari tas itu dan memandanginya heran.


"Selamat pagi, Moriyama," sapa Isara Mao dari tempat duduknya. "Sepertinya pagi ini kau mendapatkan tidur yang cukup ya? Aku iri," guraunya. "Sepertinya kau juga lebih senang dari biasanya. Apakah ada sesuatu yang patut dirayakan?" tanyanya.


Seiko tersentak pelan. "Oh, aku hanya merasa puas sudah tidur cukup," jawabnya. "Kuharap Isara-kun bisa segera mendapatkan waktu istirahatmu juga. Dan sebenarnya tidak ada yang perlu dirayakan, hanya saja aku baru saja menyelesaikan ini..."


Mao mengejapkan matanya ketika melihat Seiko mengeluarkan benda dari dalam tote bag-nya. Beberapa siswa lain yang duduk di dekatnya juga ikut melihat atas rasa ingin tahu. Pada akhirnya mereka hanya bisa terlihat kebingungan saat Seiko menunjukkan sebuah boneka kucing bermata kancing seukuran telapak tangannya pada mereka.


Arashi terkesiap. "Manisnya!" serunya. "Dari mana kau mendapatkannya, Seiko-chan? Lucu sekali!"


Seiko tertawa pelan. Dia terlihat sangat senang dengan ucapan Arashi. "Aku membuatnya sendiri," jawabnya. "Baru-baru ini aku berlatih menjahit lagi. Ibuku juga memberikanku buku kerajinan miliknya. Karena ingin mencoba, aku membuat boneka berdasarkan buku milik ibuku," dia menjelaskan.


"Oh! Onee-chan boleh memilikinya!" dia kemudian berbalik untuk memberikan Arashi boneka di tangannya.


Mata Arashi melebar. "Eh? Apa kau yakin, Seiko-chan? Ini kan milikmu," katanya perlahan. "Aku merasa tidak enak kalau menerimanya. Padahal kau sudah membuatnya..."


Lagi-lagi Seiko tertawa. "Sejujurnya, aku sudah membuat cukup banyak. Aku juga membuat beberapa untuk yang lain. Isara-kun, Ritsu-kun, dan Fushimi-kun juga," dia mengeluarkan dua boneka lain dari tote bag-nya. Kali ini boneka anjing dan kucing. "Mungkin tidak sebagus barang toko, tetapi kuharap kalian semua menyukainya..."


Fushimi Yuzuru mengejapkan matanya. Dia memandangi Seiko kebingungan. "Aku juga?" tanyanya. "Atas dasar apa kau juga memberikanku boneka, Moriyama-sama? Setidaknya kalau aku boleh tahu."


"Ah, karena Fushimi-kun yang membantuku mencari jalan ketika aku tersesat," jawab Seiko. "Dan meski Fushimi-kun juga baru pindah ke Yumenosaki tahun ini, kau juga mengajakku berkeliling dan menunjukkan sekitar," dia menjelaskan.


"Seicchan anak baik ya," terdengar suara mengantuk milik Sakuma Ritsu. "Sampai mau membuatkan boneka seperti itu. Baiknya~"


"Hei, hei! Kalau begitu, apakah aku juga mendapatkannya?" Rumina langsung melangkah mendekat. Mata cokelatnya berbinar-binar sambil menatapi Seiko.


Seiko tersenyum melihat antusiasme yang ditunjukkan oleh gadis berambut putih tersebut. Sambil mengangguk, dia memberikan boneka kucing di tangannya pada Rumina. "Kucing untuk Rumi-chan," katanya. "Kebanyakan aku membuat anjing dan kucing untuk kalian semua. Kuharap kalian menyukainya..."

StarlightOnde histórias criam vida. Descubra agora