Osaki

84 17 5
                                    

"Seiko, terima kasih banyak sudah mau membantuku membuat kostum-kostum ini. Maaf sudah menyusahkanmu..."


Seiko tertawa. "Tenang saja, Anzu," katanya sambil merapikan kostum di depannya. "Justru aku senang bisa membantumu. Sepertinya kau sedikit kesulitan mengerjakan semuanya seorang diri."


Beberapa hari yang lalu, Anzu datang ke klub kerajinan untuk meminta bantuan tentang kostumnya. Seiko dengan senang hati mengusulkan diri. Toh, kebetulan dia tidak begitu sibuk sehingga memiliki waktu untuk membantu produser tersebut. Terlebih lagi ia juga sudah belajar cukup banyak tentang menjahit kostum dari Tsumugi (dan kata-kata pedas Shu yang mengomentari hasil pekerjaan Seiko).


Meski sempat meragukan dirinya sendiri, Seiko berhasil menyelesaikan kostum-kostum tersebut. Terlebih lagi hasilnya tidak begitu buruk juga untuk sepasang pemula seperti Seiko dan Anzu.


Anzu tertawa pelan mendengar ucapan Seiko. Ia usap belakang kepalanya sendiri. "Seiko sendiri juga. Kau biasa mengerjakan kebutuhan UNDEAD seorang diri. Tidakkah kau kelelahan? Dan juga hari ini kau terlihat sedikit lebih pucat, kau tahu."


Gadis berambut hitam itu terdiam, sebelum mengusap pipinya sendiri. Dia beberapa kali mendapatkan komentar yang sama. Terutama dari ibu dan adiknya. Memang, dia sedikit kehilangan jam tidurnya untuk belajar entah tentang menjahit atau belajar pelajaran biasa sehingga dia merasa kelelahan. Tetapi dia tidak menyangka kalau perlahan hal itu memberikan efek padanya.


"Begitu kah?" dia tertawa pelan. "Mungkin aku hanya butuh sedikit istirahat. Tapi aku baik-baik saja. Malah aku sedikit khawatir denganmu, Anzu."


Netra biru Anzu memperhatikan Seiko. Dia mengerutkan keningnya. "Tetapi tetap saja..."


"Anzu-senpai benar, lho, Seicchan!" Elzi, yang baru saja tiba untuk melihat-lihat, tiba-tiba angkat bicara. Dari tempat dia duduk, ia memandangi Seiko lekat-lekat. "Dari kemarin kau terlihat kelelahan dan seperti kurang tidur. Seicchan yakin kalau kau tak apa-apa? Yang lain mulai sadar juga, lho," tambahnya.


Koga mendengus kesal. Seiko tidak tahu kenapa dia tiba-tiba saja muncul bersama dengan Elzi dan menonton Seiko dan Anzu menyelesaikan tugas merek. "Orang buta macam apa yang tidak sadar?" tanyanya kesal.


Lagi-lagi Seiko terdiam. Pada saat seperti inilah dia berharap bisa menjadi orang yang tidak bisa dibaca oleh orang lain dengan mudahnya. Mungkin seperti Rei. Pada akhirnya dia hanya bisa merapikan kostum yang sudah dipasang pada manekin sambil tertawa canggung. Dia tidak tahu harus membalas apa.


"Oh, sepertinya kalian sudah menyelesaikan tugas kalian, Produser-san?"


Seisi ruangan tersentak kaget. Mereka berbalik bersamaan menuju asal suara tersebut. Di ambang pintu terlihat lain tak lain sang ketua OSIS, Tenshouin Eichi. Yang berdiri bersamanya adalah Himemiya Tori dan pelayan setianya, Yuzuru.


Elzi dan Koga mengaku, mereka terlihat tidak nyaman. Hanya Anzu dan Seiko yang bisa terlihat tetap netral. Meski, toh, Seiko mungkin menunjukkan ketegangan di wajahnya. Saat matanya bertemu dengan mata biru muda milik Eichi, dia hanya merasa lebih tidak nyaman.

StarlightWhere stories live. Discover now