Moriyama Seiko and Senkao Yukimi

106 15 8
                                    

"Uugh, tidak kusangka Seiko-chan bisa menemukanku kali ini. Padahal kukira aku bisa kabur kali ini," keluh Kaoru ketika memasuki ruang latihan. Seiko yang mengikuti dari belakang tertawa pelan. "Seiko-chan mengerikan juga, ya..."


"Kau membuatnya seakan-akan memukul atau menggeretmu ke sini, Kaoru-senpai..." gumam Seiko pelan. "Lagipula aku sudah memberitahumu kalau kau boleh istirahat dari latihan setidaknya seminggu sekali karena kau tidak suka dipaksa. Kaoru­-senpai sudah memakai hari istirahatmu kemarin, karena itu tolong ikuti latihan hari ini."


Mata Kaoru memandangi Seiko untuk sejenak, sebelum dia menghela napas pasrah. "Hmm, sayang sekali ya. Padahal hari ini aku ingin kencan dengan kekasihku tersayang," katanya. "Tapi, ah sudahlah. Aku harus menepati janjiku, bukan."


Rei yang tadinya menonton akhirnya berjalan mendekat. "Jangan membuat produser kita kesusahan, Kaoru-kun," tegurnya. Dia tertawa pelan. "Dia sudah berbaik hati membuat jadwal latihan sambil memperhatikan jadwal pribadi kita semua. Dia juga berbaik hati mengizinkanmu istirahat dan tidak ikut latihan seminggu sekali."


Kaoru cemberut. "Jangan mempermainkan hatiku yang rapuh ini donk," gumamnya. "Kalau begitu hari ini akan kucoba untuk melakukan yang terbaik," tambahnya dengan sedikit lesu. Dia segera berjalan ke tengah ruangan untuk mempersiapkan diri, meninggalkan Rei bersama Seiko.


Sang produser memandangi senior berambut pirang itu dengan khawatir. Dia memegang buku di tangannya dengan cukup erat. "Aku tidak membebaninya, 'kan?" tanyanya pelan. Jelas khawatir saat melihat tingkah laku Kaoru. "Dan maaf, sepertinya aku tidak bisa membuat Kaoru-senpai lebih rajin mengikuti latihan..."


Sesaat Rei melirik Seiko, sebelum dia terkekeh pelan. "Kaoru-kun selalu seperti ini. Sebenarnya kau mengatur jadwal dan membuat perjanjian istirahat seminggu sekali khusus dia rasanya sudah lebih dari cukup," katanya. "Dan jangan khawatir, Jou-chan. Dia mungkin seperti ini, tetapi itu bukan berarti dia akan membencimu atau latihan ini. Dia hanyalah... anak yang bebas, seperti namanya."


Tawa pelan keluar dari bibir Seiko. "Namanya, ya," dia tersenyum kecil. "Mengubah Kaoru-senpai mungkin hampir mustahil. Tetapi aku hanya ingin dia tetap mengikuti latihan, itu saja. Untuk unit ini Kaoru-senpai sendiri."


Mata merah milik Rei memandangi Seiko. Dia kemudian tersenyum dan mengusap kepala Seiko. "Kau sudah melakukan yang terbaik. Terima kasih atas kerja kerasmu, Jou-chan."


Sontak tubuh Seiko membeku. Dia langsung menunduk, membiarkan Rei mengelusnya saja. Saat dia akan mengucapkan sesuatu, pintu ruang latihan diketuk. Seiko dan Rei langsung menengok, kebingungan saat melihat seorang siswi berdiri di depan pintu yang terbuka.


Gadis itu cukup tinggi, setidaknya lebih tinggi dari Seiko. Rambutnya lurus dan pendek, berwarna perak. Dengan mata besar beriris mint dan memiliki kulit putih. Yang menarik perhatian Seiko untuk sesaat adalah jepit rambut kepingan salju yang ia pakai. Dia mengenal gadis itu.


"Yukimi-san?" panggil Seiko keheranan. Dia kebingungan saat melihat gadis itu membalasnya dengan tersenyum.


Seiko kenal siswi itu. Mereka jarang berbicara—mungkin hampir tidak pernah—tetapi Seiko sering melihatnya. Tentu saja karena keduanya berada di kelas yang sama. Hanya saja, meski mereka sekelas, Seiko tidak begitu dekat dengannya.

Starlightحيث تعيش القصص. اكتشف الآن