Halloween Party

114 18 5
                                    

Udara sudah semakin dingin. Hari-hari berganti dan tanpa disadari Oktober akan berakhir sebentar lagi. Seiko sendiri tidak menyangka waktu akan berlalu dengan cukup cepat. Dalam jangka kurang lebih dua bulan tahun akan berganti.


Di luar dugaan Seiko, dia merasa cukup bersemangat ketika penghujung musim gugur tiba tahun ini. Terutama S1 Halloween Party. Mungkin kekanak-kanakkan, tetapi Seiko sendiri memang menyukai halloween sedari kecil. Setidaknya hanya itu yang dia sukai. Bukan berarti Seiko dengan ajaibnya terbiasa dan menyukai kisah-kisah hantu dan mistis.


Anzu memberitahunya kalau para produser juga boleh datang memakai kostum. Karenanya hari ini Seiko pun juga tiba memakai kostumnya sendiri. Kostum yang ia pakai bukanlah sesuatu yang megah atau mendetail. Hanya terdiri dari pakaian-pakaian simpel yang Seiko padukan bersama agar sesuai. Sebagai tambahan dia juga memakai salah satu jepit kelelawar pemberian Rei.


Sambil membenarkan topi yang ia kenakan, dia melihat sekelilingnya. Para unit memakai kostum dengan tema yang sama; Ra*bits sebagai zombie kelinci, RYUSEITAI sebagai jiangshi. Ia juga sempat melihat Anzu memakai kostum berteka Si Tudung Merah, Rumina dengan kostum yuki-onna, serta Ringo sebagai Putih Salju. Intinya hari ini semuanya datang memakai kostum dan Seiko senang melihat kostum mereka.


"Moriyama, hari ini kau menjadi apa?" saat Seiko berbalik, dia langsung berhadapan dengan Adonis yang membawa dua tas kecil penuh dengan permen. Dari yang Seiko lihat, siswa blasteran itu sedang berpakaian sebagai frankenstein.


Tawa pelan keluar dari bibir Seiko. Dia mengangkat topinya sedikit. "Rencananya sebagai pemburu, tetapi sepertinya tidak terlalu terlihat ya," jelasnya. Ia memandangi kostumnya sendiri; kemeja ungu tua dengan celana cokelat muda, mantel gelap, sepatu boots hitam, dan topi hitam. "Aku memakai yang ada saja. Sayangnya aku tidak sempat membuat aksesoris yang cocok..."


Dari ujung matanya, Seiko melihat Kaoru melangkah mendekatinya. "Tetapi itu terlihat manis, Seiko-chan," kata idol itu sambil memperhatikan kostum milik Seiko. "Pemburu ya? Kira-kira pemburu macam apa kau sekarang?"


Gadis itu tersenyum kecil. "Pemburu vampir," jawabnya. "Ini bukan ideku... tetapi aku tidak memiliki ide lain."


"Hoo? Seorang pemburu vampir ya? Mungkin aku harus berhati-hati pada malam halloween ini..."


Ketika Seiko menengok, ia melihat Rei dengan kostumnya. Tanpa ditanya sudah jelas ia menjadi seorang vampir—seperti menjadi dirinya sendiri. Netra merahnya memperhatikan Seiko dengan lebih teliti. Ia tampak senang saat melihat jepit yang dipakai oleh sang produser.


Rei terkekeh pelan. "Apa yang membuatmu berdandan sebagai pemburu vampir, kalau aku boleh tahu?" tanyanya. "Kuharap bukan karena diam-diam kau punya dendam kepadaku, Jou-chan," guraunya.


"B-Bukan! Sama sekali bukan!" jawab Seiko panik. "Aku meminta saran dari ibu dan adikku. Kemudian Sei mengusulkanku untuk datang sebagai pemburu vampir," dia menjelaskan. "Karena tidak ada usul lainnya aku mengikuti usulannya..."


Pemuda berambut hitam itu mengangguk pelan. Tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut dia mengerti. Toh, Rei sadar kalau si Moriyama bungsu memusuhinya. Mungkin Seiko sendiri juga menyadarinya. Sei memang sengaja tidak menutupi rasa tidak sukanya pada Rei. Sebagai kakak adik, Moriyama bersaudara memang sama-sama sulit berbohong.

StarlightWhere stories live. Discover now