KENSA

KENSA | 05

'Jangan pernah mendekati lubang, bila tak mau jatuh.'

🌸 🌸 🌸

[Kenzo emosi]

"Kemarin, kayaknya lo deket banget sama Vero?" Tanya Angel pada Clarissa.

"Abang gue," jawab Clarissa yang membuat mata Angel langsung membulat. "A-Abang kandung?" Tanyanya terkejut. Yang langsung diangguki oleh Clarissa.

"Kenapa emang? Kayaknya dia naksir tuh sama lo," tukas Clarissa. Ah, Clarissa baru ingat. "Oh iya, lo kan sukanya sama Kenzo ya," Gumam Clarissa yang membuat Angel langsung merasa bersalah. Clarissa terkekeh melihat ekspresi Angel.

"Santai aja kali. Walaupun Vero abang gue, gue gak akan nuntut lo buat suka balik sama dia. Hati kan gak bisa dikontrol," ujar Clarissa yang membuat Angel menghela nafasnya lega.

₩₩₩

Clarissa memanjat tembok, saat sudah diatas, ia turun perlahan ke balik tembok itu.

Hup!

Clarissa membuang nafasnya malas. Selalu saja bertemu Kenzo dan ketiga temannya.

Clarissa ke warung sana tanpa memerdulikan mereka yang memerhatikannya, apalagi si Kenzo itu. Menatapnya dengan tajam hingga Clarissa tak mampu menatap pria tampan itu.

"Bu, rokok yang itu satu, ya." Ujar Clarissa pada si penjual. Tiba-tiba seseorang menghampirinya.

"Jangan dikasih, bu." Ujar pria itu yang membuat si Ibu yang berniat mengambil mengurungkan niatnya.

Clarissa menatap pria itu. "Apa-apaan sih, lo!" Kenzo balik menatap Clarissa tak kalah tajam.

"Tuli, ya? Denger gak kemarin gue ngomong apa?!"

"Gausah ikut campur urusan gue bisa?"

"Gak bisa. Lagian lo kenapa gak bisa jadi kayak cewek-cewek yang lain aja sih?!" Kenzo mengusap wajahnya kesal.

"Ya-Ya emang cewek lain gimana?!"

"Pikir sendiri." Setelah berkata ketus begitu Kenzo langsung kembali duduk menghampiri teman-temannya.

Setelah menggerutu kesal, terlihat Clarissa pergi dari sana.

"Kenzo, Kenzo. Baru kali ini gue liat lo sepeduli itu sama cewek. Wajar sih, tuh cewek cantik soalnya." celetuk Fransko.

"Ye tetep aja lo gak boleh nikung gue ya, Zo!" Pekik Riko.

"Lagian tuh cewek pasti milih Kenzo kebanding dugong kek lu, Ko." Caci Diki yang membuat Riko mencebik. Fransko terkekeh mendengar itu.

"Peduli apaan sih? Gue kesel justru setiap liat dia," celetuk Kenzo.

"Ya, kesel karna gak bisa liat dia ngelakuin kelakuan buruk'kan? Itu namanya peduli, Kenzo." Tukas Fransko membenarkan, lalu ia terkekeh.

Kenzo hanya diam mendengar itu. Tak bisa mengelak, karna ia juga tidak tahu mengapa ia begitu.

₩₩₩

"Nanti ldks lo ikut ya, Nay?" ujar Vero pada Clarissa. Clarissa yang tengah bermain play station bersama Eno pun tak menghiraukan.

"Heh kamper! Denger gue, gak?!" Geram Vero.

"Yay gue menang! Kalah kan lo sama gue, No!" Bangga Clarissa. Eno mencebikan bibirnya.

"Ya ampun, No. Jangan malu-maluin gue apa, pake kalah segala sama Nayya." Kesal One. Ya memang mereka mengikuti Vero dengan memanggil Clarissa dengan sebutan 'Nayya', diambil dari nama belakang gadis itu.

Cimol dan Dito terbahak melihat kekalahan Eno.

"Eh gausah pada caci gue dah! Nih coba lu pada lawan Nayya!" Kesal Eno yang membuat Clarissa terbahak.

"Sini-sini ah lawan gue, gue jago nih kalo maen bola," Eno dan Dito berganti posisi.

"Eh anjir, Nay. Masih pura-pura budek gue banting ya nih ps?" Geram Vero yang membuat Clarissa langsung menoleh kesal. "Apa sih, Bang?! Ganggu aja,"

"Lo ikut ya nanti ldks! Gue tau kalo lo sendirian dirumah pasti lo bakal kabur terus ke kelab, atau gak balapan liar. Awas aja lo," celoteh Vero yang tepat pada sasaran.

"Males ah ikut ldk- apa namanya? Males, males pokoknya." Celetuknya sambil fokus bermain.

"Gak ikut, Vape lo gue umpetin setahun." Cetus Vero, yang membuat Clarissa yang baru sadar, kalau rokok listriknya itu sudah hilang sejak beberapa minggu lalu.

"Wah anjir?! Jadi lo ya yang umpetin!!" Pekik Clarissa sampai tak fokus bermain. Gawang bola digimnya pun hingga berhasil diserang oleh Dito.

Semua pun bersorak atas kemenangan Dito. Clarissa langsung menoyor pria itu.

"IH DITO LO CURAAAAAANG!!" Pekik Clarissa kesal.

"HAHAHAHA, SIAPA CEPAT DIA DAPAT, NAY!"

"DASAR, DUGONG LICIIIK!!"