KENSA | 29

102K 4.4K 331
                                    

'Saat detak jantungku berhenti, aku harap.. Kamu tidak menangis.'

🌸 🌸 🌸

[Merelakan]

5 bulan kemudian..

Seorang pria tengah bersiap keluar rumah saat sudah berpamitan pada kedua orang tuanya.

"Kenzo berangkat ke rumah sakit dulu Pa, Ma."

"Sarapan dulu, badan kamu sudah makin kurus begitu. Kamu juga sepertinya kurang tidur, Kenzo. Lihat mata kamu, sudah seperti panda." Ujar Galaksi yang tengah membaca korannya ditemani sebuah kopi.

"Nanti aja, Pa. Clarissa udah nungguin Kenzo." Ujarnya.

"Yaudah. Kalo gitu kamu bawa roti ini, ya. Please, Mama mohon." Ujar Syera yang langsung Kenzo turuti sesudah berfikir sebentar.

Setelah itu pria itu langsung pergi.

Syera yang melihat itu menggelengkan kepalanya. "Sudah selama ini Clarissa gak sadarin diri, kasian sekali anak itu." Gumam wanita paruh baya itu lalu menghela nafasnya.

"Memangnya yang selama ini Kenzo jenguk itu siapa?" Tanya Galaksi yang masih fokus pada korannya.

Syera tersenyum. "Orang yang udah buat anak kita jadi lebih dewasa, Pa."

₩₩₩

Kenzo mengintip dibalik tembok. Didepan ruang rawat Clarissa, terdapat Vero, Angel dan Rita.

Terlihat mata Angel dan Rita sudah sembab. Begitu juga kelopak mata Vero yang sudah menghitam persis seperti dirinya.

Mereka sama tersiksanya seperti Kenzo.

Tak diduga-duga, Rita pingsan.

Hal itu membuat Vero, Angel, dan Dito serta yang lain yang baru saja tiba langsung berlari mendekati wanita paruh baya itu.

Saat Kenzo hendak mendekati mereka, langkah pria itu terhenti. Jika ia menampakan dirinya dihadapan Vero, yang akan terjadi adalah, dirinya akan diusir dan tidak bisa menjenguk Clarissa.

Akhirnya pria itu memutuskan untuk melakukan hal lain.

Kenzo tersentak saat melihat seorang suster lewat membawa sebuah brankar dorong. Ia langsung berlari mendekati suster tersebut. "Suster!"

"Tolong bantu wanita disana. Dia kayaknya kecapean dan pingsan, Sus." jelas Kenzo membuat suster itu segera mengangguk dan pergi membantu Rita, membuat Kenzo menghela nafasnya lega.

Kenzo langsung menghampiri ruang rawat Clarissa, pria itu masuk kesana karna sekarang sudah jam besuk.

Suara elektrokardiogram memenuhi ruangan sunyi ini.

Pria itu duduk disamping ranjang Clarissa.

"Kamu pasti capek, Sa. Tiduran terus disini," Kenzo terkekeh sumbang.

"Kamu tau gak, semua orang kangen banget sama kamu." Kenzo menarik nafasnya dalam, menahan rasa sesaknya.

"Aku bahkan gak tau gimana aku bisa hidup tanpa kamu, Sa. Aku gak tau," lirih Kenzo yang mulai hilang keyakinan. Pria itu selalu yakin bahwa Clarissa akan sadar dan sembuh. Tapi apa? Sudah lima bulan lebih Kenzo menunggu. Dan hasilnya tetap nihil. Rasa yakin Clarissa akan pulih semakin lama memudar dari hatinya. Hal itu membuat Kenzo semakin frustasi. Jangankan nafsu untuk makan, nafsu untuk hidup pun Kenzo tak menjamin.

Pria itu meletakkan kepalanya diatas tubuh Clarissa. Ia memejamkan matanya.

"Aku suka denger detak jantung kamu. Aku mohon, yang satu ini--jangan sampe berenti, ya?" Lirih Kenzo sambil tersenyum kecut.

Kenzo bangkit. Pria itu tak kuat lama-lama disini.

Saat membuka pintu, ia terkejut melihat Vero dan Angel dihadapannya.

Kenzo menghela nafasnya setelah menutup pintu. Dihajar pun oleh Vero ia tak apa. Asal ia bisa melihat kekasihnya.

Tapi Vero tak terlihat bergerak menghajarnya sedikitpun.

Pria itu malah menyodorkan sebuah tisu padanya.

"Bersihin hidung lo," ujarnya datar.

Mendengar titah itu, Kenzo langsung menyentuh hidungnya dengan tangannya.

Saat melihat tangannya terdapat darah, Kenzo baru sadar bahwa dirinya mimisan. Sepertinya faktor kurang makan dan tidur.

Kenzo mengambil tisu itu. "Thanks," ujar Kenzo yang diangguki Vero.

Angel yang melihat itu tersenyum haru. Sepertinya Vero sudah mulai menerima Kenzo. Bagaimanapun, memang inilah yang harus Vero lakukan disaat keadaan sedang buruk begini.

Berkelahi dan emosi hanya akan membuat keadaan semakin parah.

₩₩₩

Seorang dokter keluar dari ruang rawat Clarissa.

Disana hanya terdapat Dana dan Vero. Sedangkan Angel, sekarang gadis itu tengah menemani Rita yang sedang diperiksa juga dirumah sakit ini.

"Permisi, bisa saya bicara dengan orang tua pasien?" tanya sang dokter sopan.

Dana langsung mendekati dokter tersebut. "Saya ayah dari pasien, Dok!" Ujarnya.

"Oke, silahkan Bapak ikut dengan saya. Ada yang ingin saya bicarakan,"

"Tunggu, Dok!" Vero mendekati dokter itu juga. "Saya kakak dari pasien, tolong biarin saya ikut juga!" Mohon Vero.

Dokter terlihat menimang sebentar.

"Baiklah, silahkan kalian berdua ikut dengan saya."

₩₩₩

Mereka kini tengah berada diruangan minimalis sang dokter.

"Silahkan duduk," ujarnya lalu ikut duduk dihadapan Dana dan Vero.

"Jadi begini, saya ingin meminta maaf kepada kalian sebelumnya." Ujar dokter itu dengan raut sedih. Hal yang membuat Dana dan Vero takut akan ucapan selanjutnya dari dokter tersebut.

Dokter itu terlihat menghela nafas sebelum kembali bicara. "Saya sudah tidak bisa banyak membantu untuk Nona Clarissa. Keadaannya tidak ada kemajuan sama sekali. Nona Clarissa hanya bisa bernapas dengan alat bantu rumah sakit. Sudah hampir setengah tahun, tapi pasien tak juga sadarkan diri dan pulih. Saya sebagai dokter mohon maaf sekali, Tanpa alat-alat itu--" dokter itu menahan ujarannya. Vero dan Dana sudah menitikan air matanya, mereka sudah paham dengan apa yang dokter itu ucapkan. Hati mereka benar-benar sesak.

"--Sekali lagi, saya mohon maaf.. Tanpa alat-alat bantu kami, Nona Clarissa sudah tak bisa bernafas. Dan sekalipun alat itu tetap dipaksa dipasang terus menerus, organ-organ tubuhnya akan rusak. Dan itu akan semakin mengenaskan bagi pasien. Jadi, saya butuh kerelaan dan persetujuan dari keluarga pasien, untuk melepas alat-alat bantu pasien, dan merelakannya. Sekali lagi, saya mohon maaf.. Pasien, harus kalian relakan.." ujar dokter itu dengan berat hati. Dana terlihat sudah tak kuat menahan tangisnya, begitu juga Vero.

Mereka menangis sejadi-jadinya.

Tak bisa membayangkan, bahwa Nayya-nya, harus meninggalkan mereka.

₩₩₩

Selamat tinggal Clarissa..😭😭
.
.

Vote dan Komen yang menentukan kecepatan update chapter selanjutnya ya, guys😭😭

KENSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang