KENSA | 10

120K 5.5K 22
                                    

'Percayalah, membenci adalah awal dari menyayangi.'

🌸 🌸 🌸

[Mendaki gunung]

Clarissa merasa bosan.

Padahal tadi ia sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang cukup menguras tenaganya. Tapi mengapa ia tak kunjung mengantuk?

Ia memutuskan untuk keluar dari tendanya.

"Clarissa! Lo mau kemana?" Panggil Angel yang tengah sibuk memakai masker wajah itu.

"Keluar bentar,"

"Ikuuut!!" Pekik Angel hendak memakai sandalnya.

"Yakin mau pergi kayak gitu?" Tanya Clarissa tak percaya. Pasalnya wajah Angel hitam semua akibat masker yang ia pakai. Bisa-bisa yang lain mengiranya hantu, dan Angel malu sendiri nantinya.

Angel yang baru sadar akan wajahnya pun menepuk keningnya. "Anjir, lupa gue.. Yaudah, hati-hati Sa," ujarnya yang disahuti Clarissa dengan anggukan.

Clarissa berjalan keluar. Masih banyak yang belum tidur juga ternyata. Bahkan masih ada yang meminum kopi, bermain game online bersama, sampai berbincang didepan tenda mereka.

Clarissa berjalan ke arah yang menjauhi area tenda.

Ia duduk disebuah batu, merogoh sakunya hendak mengambil sebungkus rokok disana. Tapi kegiatannya terhenti saat mengingat perkataan seseorang yang melintas begitu saja dipikirannya.

"Lo itu bego atau gimana? Gak tau ya cewek itu gak baik ngerokok?"

Clarissa membatalkan niatnya untuk merokok. Ia terkekeh mengingat ucapan pria arogan itu saat awal bertemu dengannya.

Lama-lama lo bikin gue ngerasa lo perduli sama gue, Zo.

₩₩₩

Mentari mulai mengintip sedikit, membuat suasana pagi ini sangat terik. Tapi hal itu tak akan pernah bisa mengusir suasana segarnya puncak dipagi hari.

Siswa-siswi Garuda yang sedari subuh sudah diperintahkan untuk bangun dan bersiap-siap untuk mendaki gunung, tengah sibuk masing-masing menyiapkan air dan bekal untuk berjaga-jaga disaat kelelahan nanti.

"OKE, KITA AKAN BERANGKAT!! SEMUA SIAAAP?!!" Tanya salah satu pimpinan guru didepan menggunakan toa.

Semua murid pun bersorak riuh. "SIAAAAAAAPP!!!!!!!!"

₩₩₩

"Aduh, nih gunung gradakan amat anjir, nyiksa bener." Gerutu Diki.

"Bacot, Ki. Udah jalanin aja, gausah lembek jadi cowok," ejek Riko yang fokus mendaki.

"Tumben lurus, Ko." Puji Fransko lalu terbahak.

"Iya dong,"

Tiba-tiba seseorang menabrak bahu Kenzo saat melewati dirinya. Untungnya Kenzo tak lemah, jadi ia tak jatuh hanya dengan senggolan itu.

Mata elang Kenzo melirik si pelaku. Orang itu Vero ternyata.

Kalo bukan abang Clarissa, gue abisin lo detik ini juga., batin Kenzo.

Tunggu? Emangnya kenapa juga kalo dia abangnya Clarissa? Ah, bego Kenzo!, Terlihat Kenzo menepuk kepalanya sendiri sambil mendengus.

"Kenapa mukul kepala sendiri? Ngelurusin otak yang bengkok, ya?" Goda Clarissa yang tiba-tiba ada disamping Kenzo. Pria itu langsung melirik kanan-kiri-belakang. Riko, Diki dan Fransko kemana, shit! Pasti mereka sengaja meninggalkannya bersama Clarissa.

Kenzo tak menghiraukan Clarissa.

"Ih, arogan!" Kesal Clarissa yang merasa diacuhkan. Gadis itu hendak pergi mendahului Kenzo, buru-buru Kenzo menahan lengan gadis itu.

"Kenapa?" Tanya Clarissa datar.

"Bareng gue,"

"Tumben?"

"Gausah banyak tanya bisa?" Kesal Kenzo yang membuat Clarissa mencebikkan bibirnya.

Kenzo menarik kedua sudut bibirnya tanpa Clarissa tahu.

Sudah beberapa lama mereka berjalan, mata Clarissa tak sengaja melihat tato dilengan pria itu. Tato yang sudah Clarissa lihat waktu lalu, yang bertuliskan 'bianka'.

"Bianka siapa, Zo?" Deg. Entah mengapa mendengar nama itu keluar dari mulut Clarissa, benar-benar membuat Kenzo tersentak sekaligus bungkam.

"Ih kok diem.. Siapa sih?!" Entah mengapa Clarissa kesal. Kenapa juga Clarissa harus kesal melihat nama wanita dilengan Kenzo? Clarissa bahkan bukan siapa-siapa pria itu.

"Bukan siapa-siapa,"

"Siapa, Kenzo?!" Paksa Clarissa.

"Lo gak perlu tau, emangnya lo siapa?" Ketus Kenzo yang tanpa pria itu sadari, keluar dari mulutnya. Maafkan Kenzo yang sensitif bila membahas gadis  bernama 'bianka' itu.

"Oh iya, gue emang bukan siapa-siapa lo." Gumam Clarissa pelan dengan senyum sumbangnya. Shit! Kenapa juga Clarissa harus marah bila menyadari bahwa dirinya dan Kenzo tak memiliki hubungan apa-apa?!

Clarissa langsung berjalan mendahului Kenzo. Wajah gadis itu terlihat memerah. Membuat Kenzo mengacak-acak rambutnya frustasi.

Entah mengapa, pria itu merasa bersalah.

Seakan mereka mencoba saling menjaga hati, padahal mereka tak ada status.

Hal gila yang baru pertama kali Kenzo rasakan.

KENSAWhere stories live. Discover now