KENSA | 21

100K 4.7K 91
                                    

'Memahamimu seperti memahami sebuah rumus. Sulit, dan butuh tenaga.'

🌸 🌸 🌸

[Salah paham]


Clarissa menghela nafasnya.

"Kenapa sih lo ngehela nafas mulu, Sa? Udah kayak emak-emak ketiban utang tau gak," celetuk Angel sambil mencatat tulisan yang ada dipapan tulis ke buku catatannya.

"Tadi gue liat Kenzo sama Bianka ngobrol, Jel. Hati gue sakit banget pas liat mereka pelukan. Gue takut, Kenzo balik sama Bianka." Lirih Clarissa membuat Angel melirik sahabatnya prihatin.

"Jangan-jangan, Kak Bianka belom tau kalo Kenzo udah punya lo, Sa."

"Kalo pun dia tau, lo yakin dia mau lepasin Kenzo?" Tanya Clarissa membuat Angel diam tak bergeming. Ia pun tak tahu.

Rasanya, tidak.

"Gue ngerasa, Kenzo masih ada perasaan sama Bianka, Jel. Aneh aja kalo Kenzo bener-bener lupain cinta pertamanya." Gumam Clarissa sambil tersenyum sendu.

"Jangan pesimis gitu dong, Sa."

"Kalo gue percaya diri, dan hasilnya tetep nothing. Itu malah lebih nyakitin diri gue sendiri, Jel."

Angel menghela nafasnya prihatin. Ia langsung memeluk Clarissa memberi kekuatan pada gadis itu.

₩₩₩

Sudah seharian, dan Kenzo tak mengabarinya.

Okey, Clarissa akan positif thinking. Mungkin ponsel pria itu low battery.

Ting.

Dari : Vero Abang Laknat🐽

Dito udah gue pesenin buat anter lo. Paling dia nunggu diparkiran.

Clarissa mendengus malas. Ban motornya belum juga ditambal. Sepertinya nanti malam ia harus menambal sendiri.

Menunggu Vero, seperti menunggu hujan dimusim kemarau.

Saat sampai diparkiran, darah Clarissa berdesir saat melihat Kenzo yang pergi dengan seorang wanita dengan mobilnya. Clarissa tahu itu Bianka.

Apa disaat yang sudah parah begini Clarisa masih harus berpikir positif?

"Aku harus percaya atau enggak sama kamu, kalo udah kayak gini ceritanya, Zo?"

₩₩₩

Selama perjalanan, hanya keheningan yang mengitari suasana mobil ini.

Clarissa yang banyak bicara, kini terlihat murung.

Bahkan untuk sekedar bertanya, Dito ragu.

Tapi, ia mencoba memberanikan diri. "Lo kenapa, Nay?"

Clarissa diam. "Gue boleh nanya?" Saat Dito mengangguk, pria itu melirik Clarissa. Betapa terkejutnya pria itu melihat Clarissa menitikan air matanya. Bukan Clarissa sekali. Ini pertama kalinya Dito melihat gadis setomboy Clarissa menangis.

Dengan inisiatif sendiri, Dito menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Mencoba fokus dengan apa yang akan Clarissa curahkan.

"Misalnya, lo punya pacar, Dit. Terus, pacar lo ketemu lagi sama mantannya yang masih dia cinta. Sampe pelukan dan pulang bareng, lagi." Clarissa tersenyum kecut. "Wajar gak sih kalo lo marah?" Tanya Clarissa.

KENSAWhere stories live. Discover now