KENSA | 28

98K 4.1K 33
                                    

'Melihat mu terbaring lemah diatas sebuah ranjang putih itu--rasanya seperti jiwaku yang berada disana. Semuanya, sangat kosong.'

🌸 🌸 🌸

[Masa Kritis]

Seorang wanita dan pria paruh baya memasuki rumah sakit dengan tergesa-gesa.

"Per-misi, Sus, pa-pasien bernama Clarissa A-Adinayya di-disini'kan?!" Tanya wanita bernama Rita itu, dengan nada yang sedikit gagu saking cemasnya.

"Iya, betul, Bu." Jawab sang suster yang baru saja keluar dari suatu ruang rawat itu.

Tiba-tiba tiga orang pria mendekati dua orang tua itu.

"Pe-Permisi, apa Tante dan Om orang tua, Clarissa?" Tanya salah seorang pria. "Kenalin Om, Tante, saya Kenzo. Teman dekat Clarissa, sekarang dia lagi di rawat didalem, Tante.. Tante tenang aja, Clarissa pasti akan pulih.. Pasti," ujar Kenzo yakin sambil terkekeh sumbang.

Riko dan Fransko yang melihat sebegitu yakinnya Kenzo, hanya prihatin dan hanya bisa bantu dengan doa kepada sang pencipta-Nya.

"Na-Nayya gak sadar?!" Kejut Dana. Rita terlihat mulai menangis.

"Iya Bapak, Ibu. Nona Clarissa sedang mengalami masa kritis. Tapi tenang saja, rumah sakit kami akan merawatnya semaksimal mungkin agar sadar dan pulih kembali." Jelas suster tersebut membuat hati Kenzo kembali teriris mendengar kembali pernyataan pahit itu, begitupun orang tua Clarissa.

Terlihat Dana mengusap wajahnya gusar. Sedangkan Rita tengah menutupi wajahnya dengan kedua tangannya untuk menutupi tangisnya.

Wanit paruh baya itu ingin bertemu putrinya. Ia segera mengikuti konsultasi sang suster untuk memakai baju khusus menjenguk pasien kritis.

Terlihat Dana menyusul wanita itu. Mereka mengikuti suster tersebut.

"Udah tengah malem, Zo. Yuk kita pulang, Tante Syera sama Om Galaksi pasti khawatir." Ujar Fransko yang diangguki Riko. Memang Kenzo belum mengabari kedua orang tuanya karna ponsel pria itu tertinggal di basecamp. Apalagi Ibunya--Syera, tipe orang yang sangat mencemaskan anaknya bila tak mengabari tiap saat.

"Gue masih mau disini, kalian duluan aja." Ujar Kenzo sambil kembali duduk dikursi.

"Zo! Lo harus pulang. Clarissa udah ada nyokap bokapnya! Lo itu harus makan! Terus istirahat. Pas tadi kita makan lo gak mau ikut'kan? Lo kekeuh buat tetep disini. Liat tuh muka lo, udah pucet. Mau sakit juga? Inget Tante Syera, Zo!" Pekik Riko saking kesalnya. Bagaimanapun, Riko hanya khawatir pada keadaan sahabatnya itu.

"Iya, Zo. Kalo Clarissa sadar, dia akan sedih banget tau lo keras kepala kayak gini," jelas Fransko.

Kenzo menghela nafasnya, akhirnya hatinya luluh saat membayangkan bagaimana sedihnya ekspresi Clarissa.

₩₩₩

Sudah dua minggu lebih masa kritis Clarissa, hal itu tak membuat keyakinan Kenzo runtuh, pria itu tetap kekeuh datang ke rumah sakit untuk menjenguk gadisnya.

Tak peduli walaupun Vero selalu melarangnya menjenguk Clarissa. Karna yang Vero tau, Clarissa pergi kembali karna ingin menyusul pria itu. Hal itu membuat Vero semakin menentang hubungan Kenzo dan Clarissa.

Tapi sekali lagi, Kenzo tak perduli akan itu. Ia tetap datang diam-diam kesana. Tentu dibantu oleh orang dalam--Angel.

"Halo, Zo?! Buruan lo masuk, Vero lagi nyari makan buat gue diluar!" Pekik seorang gadis dalam telponnya.

Tak lama gadis itu mematikan ponselnya.

Akhirnya seorang pria pun datang.

"Thanks ya, Jel. Gue masuk dulu," ujar pria itu. Membuat gadis bernama Angel itu mengangguk.

Kenzo langsung memasuki ruangan itu setelah memakai lapisan baju berwarna hijau dan penutup rambut khusus penjenguk pasien kritis.

Kenzo duduk disamping gadis yang tengah berbaring lemah itu.

Suara elektrokardiogram, membuat hati Kenzo sesak.

Sejak dulu Kenzo memiliki hati yang dingin dan keras, makanya pria itu sulit sekali menangis. Tapi kenapa sekarang pria itu malah susah setengah mati menahan air matanya, melihat Clarissa begini?

"Clarissa.." Kenzo menggenggam tangan gadis itu yang sudah sangat pucat. Bahkan infus ditangan Clarissa, membuat Kenzo semakin tidak betah melihat tangan gadisnya seperti itu.

"Kamu harus kuat. Kamu harus sadar, Clarissa. Kita harus bahagia bareng-bareng, okey?" Lirih Kenzo pelan sambil menatap dalam gadis yang masih terlelap itu.

"Sa. Kamu tau gak, kenapa aku terus dateng kesini walaupun Abang kamu terus larang aku?" Kenzo terkekeh garing.

"Karna aku tau. Kamu akan sadar. Dan aku, harus ada disini saat mata kamu terbuka. Aku harus liat kamu. Dan nyembuhin semua--" Kenzo menarik nafasnya sebentar. "--Semua rasa rindu aku buat ngeliat kamu. Liat seorang Clarissa. Cewek keras kepala, yang hampir buat aku gila karna udah buat hati hati aku luluh dan cinta setengah mati sama dia. Bahkan dia yang udah nyembuhin luka masa lalu aku. Aku juga gak tau kenapa dia sehebat itu. Dan orang itu adalah kamu. Kamu, Clarissa. Jadi aku mohon, Sa.."

Kenzo menyentuh bagian dimana jantung Clarissa berada. "..Tolong. Tolong buat jantung ini tetep berdetak. Buat orang tua kamu, keluarga kamu, dan--" Kenzo tersenyum kecut. "--aku."

Kenzo mencium pipi gadis itu lembut. "Aku akan dateng lagi kesini nanti malem. Aku gak akan bosen buat jenguk kamu."

Kenzo mendekati telinga Clarissa, lalu berbisik pelan disana. "Aku cinta kamu, Clarissa.."

₩₩₩

Aku lama gak up ya, wkwk~

Maap loh, aku lagi sibuk edit ebook cerita 'RAGA'😥

Terus juga ada kerjaan lainnya, jadi susah up, deh. Aku gak ada stok cerita juga:v

Udah yuk ah, next! Aku double up kok, hehe.

KENSADonde viven las historias. Descúbrelo ahora