Chapter 9

2.8K 269 3
                                    

DoG - chapter 9

Art saat ini tengah berada di hamparan rumput hijau yang terdapat di dalam hutan. Art menemukan tempat ini setelah berjalan kedalam hutan untuk mencari tempat yang cocok untuk menguji coba serangan Albion.

Art juga sempat tidak percaya bisa menemukan tempat sebagus ini di dalam hutan yang terkenal karna terdapat banyak monster di dalamnya dan ditakuti oleh semua orang ini.

" baik Albion, sekarang tunjukan serangan macam apa yang bisa kau lakukan kepada slime itu " ucap art sembari menunjuk ke arah seekor slime.

" ... " Albion hanya membalas Art dengan mengangguk.

Dari mulut Albion muncul sebuah bola berwarna kuning di temani kilatan petir yang keluar dari bola tersebut, lalu Albion melepaskannya kepada slime yang di tunjuk oleh Art. Seketika slime itu mulai meleleh karna serangan yang di berikan oleh Albion tepat mengenai slime itu.

" whoahh, untuk kadal sepertimu itu lumayan rekanku "

" ... " Albion membalas dengan wajah yang terlihat bahagia dan mulai naik kembali ke pundak Art.

Duaaarrrr ( sfx suara ledakan )

Seketika Art terkejut melihat mendengar dan melihat ledakan besar di depannya. Tanpa pikira panjang Art langsung berdiri dan berlari ke arah ledakan itu.

" Albion kita akan kesana "

" mm, hmm "

Art berlari mendekat dan bersembunyi di sebuah semak semak. Di sana terlihat seorang kakek tua dengan perawakannya yang di penuhi luka sayatan pedang dan luka bakar di tubuhnya, dengan luka sebanyak itu kakek tersebut terlihat masih bertenaga.

Di sisi lain terlihat juga 4 sosok mahkluk yang menyerupai manusia namun mereka memiliki bagian tubuh yang tak lazim yang tak dimiliki manusia lainnya, terlihat juga banyak sekali mahkluk yang sama sudah tergeletak di tanah  bahkan ada yang terpotong potong.

" sepertinya mereka sedang bertarung " batin Art, Art sangat ingin menolong kakek itu namun hati Art sedikit bimbang, karna jika dia masuk kedalam pertempuran sudah di pastikan Art akan mati.

" seharusnya kau menyerah saja kakek tua dan segera mengabdi pada tuan kami, kau seharusnya bersyukur karna dia sangat menginginkanmu " ucap salah satu demon knight.

Kakek tua itu hanya meresponnya dengan menghunuskan pedang hitamnya kearah mereka berenam lalu berbicara.

" persetan dengan tuan kalian "

Mereka mulai kembali bertarung, suara dentuman pedang terdengar sangat keras. Art yang melihat pertempuran itu mulai keluar dari semak semak dan membantu kakek tua itu karna merasa iba kepadanya.

" Albion ayo tolong kakek itu "

" ... " Albion mengangguk mendengar ucapan Art.

Art melihat sebuah pemberitahuan di hadapannya.

[ Albion memberi buff Auto healing, speed up kepada Aoron ]

[ Albion memberi buff Auto healing, speed up kepada anda ]

Aoron dan keempat demon knight itu langsung memerhatikan Art yang tiba tiba muncul di sebuah semak.

" hoho, anak muda terima kasih buff nya " ucapnya. Kakek itu tersenyum dan berterima kasih kepada Art yang sudah memberinya memberi buff penyembuh.

" tak masalah kek, aku akan membantumu " Art berniat membantu kakek itu karna merasa iba padanya. Padahal jika Art melawan Aoron Art hanya akan di anggap anak kecil yang baru belajar pedang olehnya.

Art mengeluarkan pedang miliknya yang merupakan pedang tua pemberian dari pria tua yang berada di kawasan kumuh itu.

" kau berniat melawan kami bocah? kau!! Bunuh bocah itu " teriak salah satu demon knight sembari memerintah salah satu rekannya untuk membunuh Art.

Salah satu dari Demon Knight itu melesat menuju Art untuk membunuhnya, namun Art berhasil menangkis pedang Demon Knight itu dengan pedangnya, serangan Demon Knight itu terlalu kuat hingga Art terlempar kebelangkan menghantam sebuah pohon besar. Selain itu prameter HP Art juga turun menjadi 60%.

Art kembali bangkit, melihat Art bangkit kembali Demon Knight itu kembali melesat kearah Art dan melancarkan serangan dari pinggir kepada Art, namun lagi lagi Art berhasil menahan serangannya dan terlempar begitu jauh dan prameter HP Art kembali turun menjadi 3%. Art juga harus kehilangan pedangnya karna pecah pada saat menahan serangan Demon Knight itu.

Art terkapar di tanah karna terlalu banyak banyak menggunakan tenaga saat menahan satu serangan demon knight itu.

Pemberitahuan juga muncul di hadapan Art.

[ Albion menggunakan healing kepada anda ]
[ Albion menggunakan healing kepada anda ]
[ Albion menggunakan healing kepada anda ]
[ Albion memberi buff auto healing, speed up kepada anda ]
[ Albion memberi buff auto healing, speed up kepada Aoron ]

Seketika tubuh Albion mulai menghilang karna telah menggunakan seluruh mananya untuk memberikan buff kepada Art dan Aoron.

Demon knight itu menghampiri Art dan berbicara. " apa hanya segini kemampuan mu bocah sialan? " Demon Knight itu lalu mengangkat pedangnya berniat akan memotong Art menjadi dua, namun sebelum melakukan itu terlihat kakek tua di belakangnya dan memenggal kepalanya dan ia berkata.

" berhenti mempermainkan anak kecil sialan " ucapnya. Kakek itu lalu mendudukan Art.

Prameter HP Art sebenarnya sudah menjadi 33%, itu semua berkat Albion yang menggunakan seluruh mananya untuk menyembuhkan Art hanya saja stamina Art belum pulih sepenuhnya oleh karna itu Art perlu istirahat hingga staminanya kembali mambaik.

Taklama kemudian munculah sesosok demon di hadapan Aoron, dia adalah Barendoz sang Demon Vommander.

" tetaplah di belakang ku " ucapnya. Kakek tua itu berdiri dan mengambil pedang berwarna hitam bercorak putih miliknya.

Art terkejut setelah melihat iblis itu karma Art mengenal sosok iblis tersebut, dia adalah iblis yang di selamatkannya dulu dan yang memberi Art quest persyaratan menjadi demonic swordmaster. Art juga tidak menyangka bahwa iblis itu selama ini adalah musuh kakek Aoron.

Art menyesalai perbuatnya kembali. Jika saja ia tidak melepaskan segel iblis itu dulu, mungkin kakek Aoron tidak akan semenderita ini. Ini semua karna kesalahan Art dulu.

" hoo Aoron, aku ke sini untuk menjemput mu " ucap iblis itu, dia adalah Barendoz sang demon commander, iblis itu memiliki perawakan seperti orang dewasa dengan tubuh yang tegap dan memiliki sepasang sayap di belakangnya.

Sembari menghunuskan pedangnya Aoron berbicara. " bicaralah setelah kau membunuhku sialan "

♦  ️♦  ️♦️  ♦  ️♦  ️♦️

TBC...












Destiny of Glory : The Beginning [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang