Chapter 34

1.8K 168 12
                                    

DoG - chapter 34

Perjalanan Art dan Gost terbilang cukup lancar, kini Art tidak berhenti untuk mengambil buah-buahan yang berada di hutan di bawah Art. Mereka lebih memilih terbang lebih cepat agar bisa sampai di perbatasan terlebih dahulu.

Setelah keluar dari hutan yang di lewati oleh Art kini mereka lebih bisa santai karna mereka tidak perlu lagi waspada kepada sekitar. Namun itu tidak menutup kemu kemungkin bahwa di sekitar sini tidak ada bandit, meski dekat dengan perbatasan para bandit cenderung lebih memilih daerah seperti ini karna orang-orang yang akan di jarah oleh mereka pasti dalam keadaan kelelahan setelah menempuh perjalanan panjang.

Art dan Gost terus memacu peliharaan mereka agar bisa cepat memasuki perbatasan, namun saat perbatasan telah terlihat Gost menyadari di depan sana ada kelompok pedagang yang sedang melakukan perlawanan kepada kelompok lain.

"Art di depan kelihatannya ada yang memerlukan bantuan, apa kita akan menolongnya?"

"Ya, ayo kita tolong mereka."

Art bergegas merendahkan terbangnya dan mendarat di dekat kereta milik sang pedagang.

Kereta yang berjumlah dua gerbong ini terlihat penuh, Art berfikir pedagang ini akan pindah usaha ke Ethergard karna di sini dia akan lebih untung dari tempat usaha biasanya.

Melihat kedatangan Art pertarungan berhenti sejenak. Para bandit sedikit cemas karna mengira Art dan Gost datang untuk membatu pengawal ini, di sisi lain para pengawal juga cemas karna mereka mengira bahwa Art adalah bagian dari bandit untuk merampok pedagang ini.

"Apa.... kalian butuh bantuan?"

Art sedikit heran karna mereka semua menatap dirinya. Bersamaan dengan Art mengatakan itu seseorang keluar dari kereta kuda, terlihat seorang pria berumur sekitar 20 tahun yang di duga sebagai pedagang pemilik kedua kereta ini.

"Tolong kami, kami akan di rampok oleh bandit-bandit sialan itu."

"Baikalah, kami sekarang sudah tau siapa yang jahat di sini."

Art berkata sembari tersenyum kepada sang pedagang tersebut lalu pandangan Art terarah kepada para bandit di depannya. Kemudian Art melirik ke arah Gost yang masih menunggangi Weet dan berbicara kepadanya.

"Gost ayo kita habisi mereka."

"Kenapa harus aku, kau sendiri sudah cukup untuk menghabisi mereka semua."

Art hanya bisa tersenyum pahit saat mendengar perkataan Gost. Art memalingkan kembali pandangannya kepada para bandit yang sudah siap kembali menyerang.

Bersamaan dengan itu Art langsung berlari kehadapan para bandit, sebelum memberi tebasan kepada salah satu bandit Art berkata dengan nada pelan kepadanya.

"Kalian para bandit tidak tau saatnya mundur ya."

Meskipun berbicara sangat pelan bahkan bisa di bilang sangat lembut para bandit bisa merasakan bahwa ucapan tersebut mengandung ancaman di dalamnya.

Dalam hitungan menit semua bandit telah terbunuh di tangan Art, mayat mereka kemudian menghilang dan menjadi serpihan cahaya berwarna putih dan kuning.

Melihat itu Art sangat terkejut, Art berfikir bukankah yang di bunuh olehnya adalah seorang pemain. Art sangat tidak mengira akan ada pemain yang menjadi bandit di dalam game ini.

"Terimakasih karna telah menolong rombongan ini."

Salah satu pengawal memberanikan diri untuk berbicara kepada Art dan berterimakasih kepada dirinya.

"Tidak masalah, sudah seharusnya kita untuk saling menolong."

Art kembali menghampiri Albion yang sedang menunggu di belakang kereta kuda bersama dengan Gost dan Weet, di sana juga terlihat seorang yang Art duga sebagai pedagang sekaligus pemilik kereta kuda ini.

Destiny of Glory : The Beginning [END]Where stories live. Discover now