Chapter 57

530 77 10
                                    

Sudah cukup lama Art terbang di atas Hoodle Forest, kini terdapat pemberitahuan bahwa status kelaparan akan segera muncul jika Art tidak segera mengkonsumsi makanan didalam game.

Ingin menghindari status kelaparan Art turun kepermukaan tanah dan mulai mengkonsumsi buah-buahan yang sempat dirinya ambil dari pepohonan saat di perjalanan. Art juga memberi beberapa buah kepada Albion, namun Albion hanya mendengus menolak makanan buah yang Art beri dan dengan terpaksa Art mengeluarkan alat masaknya dan memasak 5 Kg Silver Boar untuk memberi makan Albion. Art juga ingat memiliki janji untuk memasak makanan untuk Albion dan sekaligus ia manfaatkan janji tersebut untuk berterima kasih kepada Albion karena telah membantu dan menemani perjalanannya.

Memasak makanan dengan sekala cukup besar membuat Art lebih kelelahan, sementara Albion hanya memakan yang dimasak Art dengan tampang bahagia.

Art kemudian duduk dan bersender dibatang pohon untuk merelekskan tubuhnya.

'Memasak ternyata membutuhkan tenaga yang besar, haaah.'

Setelah Albion menghabiskan santapanya, Art segera Logout dari game untuk mulai tidur untuk menghadiri kelas pagi besok.

-----

Pukul 11.00 siang adalah jam Arion pulang dari universitasnya. Seharusnya ia pulang lebih cepat, namun sebuah kejadian unik dimana seorang anak perempuan berusia 12 tahun yang terpisah dengan ibunya menarik perhatian Arion, Arion yang tidak tegaan dengan rendah hati menolong anak tersebut untuk mencari ibunya. Mencari ibu dari anak tersebut memakan waktu sekitar 1 jam hingga mereka berdua bertemu ditempat yang tidak disangka-sangka adalah apartemen Arion.

Dan, dengan itu anak dan ibu tersebut kembali bertemu, sang ibu kini terlihat menggenggam tangan anak dengan sangat erat.

Arion yang memperhatikan itu hanya bisa menghela nafas, kejadian yang sama seperti pasangan ibu - anak itu pernah terjadi sekitar 11 tahun yang lalu kepada dirinya dan itu sempat mengingatkan beberapa kenangan manis bersama keluarganya yang tidak bisa ia dapatkan lagi saat ini.

Arion menyimpan tas rampingnya yang berisikan laptop disebuah sofa sementara dirinya membuka jaket dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai.

Arion duduk di tempat tidur miliknya dan menggunakan VR-Gear kemudian ia berbaring dan Login kedalam Destiny of Glory.

"Melakukan scan pada retina mata anda." Suara sistem yang ramah dan lembut mulai terdengar.

[Akun terkonfirmasi, menghubungkan ke Destiny of Glory? Y/T]

Arion membalas "Y"

[Dalam 5 detik anda akan dikirim kedalam game.]

.

.

.

Dengan seketika, Art yang disuguhi oleh ruang warna hitam kini telah berganti menjadi hutan hijau dengan pepohonan menjulang tunggi.

"Oww, 3 hari telah berlalu dalam game."

Yah, hal tersebut tidak mengherankan bagi Art, terkadang sehari tidak melakukan Login kedalam Destiny of Glory akan sangat merugikan untuk pemain yang telah menekuni Destiny of Glory, bahkan seseorang yang mempertaruhkan waktunya untuk mencari keuntungan dalam game itu mampu menghabiskan 19-21 jam didalam game.

Namun, Art bukan seorang yang seperti itu, ia masih lah seorang mahasiswa, belum saatnya untuk Art mempertaruhkan waktunya kepada game hanya untuk keuntungan semata.

Saat Art memikirkan hal tersebut ia kembali teringat bahwa ia harus melanjutkan perjalanannya kembali sebelum pasukan gabungan Sanagard - Artelsia semakin dekat dengan Art. Ia memanggil Albion dan kembali terbang dengan kecepatan penuh.

Destiny of Glory : The Beginning [END]Where stories live. Discover now