Chapter 59

539 77 0
                                    

Art dan Albion kini telah sampai di perbatasan Ethral Kingdom, namun yang mereka temukan hanyalah sebuah pos penjaga yang kosong. Disana terlihat banya sekali bekas pertarungan, namun tidak ada satupun mayat seseorang. Ya, itu karena saat seseorang mati di dalam game, pemain ataupun NPC mereka akan menjadi sebuah serpihan cahaya yang tidak menyisakan tubuhnya.

Saat pikirannya mendorong untuk terus masuk kedalam, Art menekan keinginannya tersebut, masuk kedalam sebelum mengetahui informasi apapun sama dengan tindakan yang sangat bodoh.

Tentu saja sebuah tindakan bodoh jika ia menerobos kedepan tanpa rencana, bahkan jika diperlukan Art mau tidak mau harus menunggu pasukan gabungan melakukan gerakan mereka, kemudian Art ikut masuk kedalam pertarungan. Itu adalah rencana yang pas untuk situasi saat ini, namun rencana seperti itu pasti belum terlintas dipikirannya.

Disuatu saat Art akan bertindak dengan jenius, namun dilain waktu kejeniusan Art akan berkurang jika dihadapkan suatu hal yang sesimpel ini. Pada intinya kejeniusan Art yang melewati batas membuat ia melupakan rencana yang sangat sederhana.

Dan, pada akhirnya Art memutuskan untuk menunggu terlebih dahulu, ia meninggalkan perbatasan Etheral Kingdom untuk mencari tempat yang lebih aman untuk ia pakai untuk tempat beristirahat ataupun jika Art akan Logout.

-----

***Disini nanti ganti arah mata anginnya ma!!***

"Jendral ada pesan dari pasukan gabungan Sanagard Artelsia."

Seorang prajurit memasuki tenda sang Jendral dan memberikan sebuah surat.

"Baiklah, berikan padaku."

Kemudian sang Jendral membuka surat tersebut dan membacanya.

'Mereka ingin kita melakukan serangan di bagian timur? Sementara mereka di bagian barat dan mereka akan sampai dalam setengah hari'

Seperti halnya didalam surat, setelah Jendral Orsen dari Sanagard, Jendral Kordinius dari Artelsia dan seorang Crimson Knight beperingkat Obsidian yang memimpin pasukan Crimson melakukan rapat tentang strategi, mereka memutuskan untuk membuat Octania dan Eastern Autumn Kingdom melakukan langkah serangan pertama di arah timur. Sementara saat kekuatan para Demon berfokus di Etheral bagian timur, pasukan gabungan Sanagard dan Artelsia akan menekan daerah bagian barat yang akan langsung mengarah ke pusat kerajaan. Itu adalah sebuah rencana terbaik jika mereka melakukannya dengan sesuai rencana.

"Kau… beritahu semua kelompok prajurit satu untuk bersiap untuk bertempur, kemudian di susul oleh kelompok prajurit dua… sementara kelompok prajurit tiga tetap disini untuk menjadi cadangan jika kelompok satu dan dua dalan keadaan kritis."

Setelah menerima perintah mendadak dari sang Jendral, prajurit itu lekas pergi untuk melaksanakan tugasnya.

"Sial Romanes, kemana dia?"

Seseorang yang menggerutu itu adalah Vammir, ia adalah sorang Jendral dari Octania Kingdom, ia juga cukup terkenal di antara kerajaan yang berada bagian benua Timur, ia terkenal karena keahlian dalam memimpin di segala kondisi dan mengkordinasi pasukannya dengan sangat baik. Bisa dikatakan ia adalah pemimpin perang terbaik yang dimiliki benua Timur.

Sementara Romanes, ia adalah seorang Jendral gagah yang memimpin seluruh pasukan dari Eastern Autumn Kingdom. Nama Romanes dikenal dikalangan para pemabuk profesional sebagai Raja Bir, namanya telah dikenal karena tindakannya saat menghabiskan satu tong yang berisi 25 Liter bir disuatu acara.

"Yahh… mungkin ia sedang menikmati pesta bir bersama para prajurit lain. Memangnya apa nikmatanya minuman itu? hmm."

Kebiasaan meminum bir saat sebelum perang sudah menjadi sebuah tradisi disetiap akan mulainya pertarungan besar, hal itu dipercaya akan menambah semangat, kekuatan dan konsentrasi sehingga tradisi meminum bir tidak bisa ditinggalkan.

Saat ini hari telah telah memasuki sore hari, malam hari adalah waktu pasukan E Autumn dan Octania untuk melakukan serangan pada bagian timur Etheral Kingdom.

Vammir kini tengah berada bagian belakang pasukan, sementara Romanes sedang berada di bagian depan untuk mengangkat moral bertarung mereka. Vammir adalah seorang ahli dalam pemanah dan juga berpedang, namun karena ia kini berada di bagian belakang, ia hanya bisa menggunakan keahlian panahnya untuk membantu pasukan garda depan.

Saat mereka mulai memasuki perbatasan Etheral Kingdom yang sudah hancur, keheningan mulai mulai menguasai sekitar. Para pasukan terus berjalan dengan hati-hati tanpa membuat sedikitpun suara, itu adalah sebuah cara untuk melakukan penyerbauan dengan skala pasukan besar.

Tujuan mereka adalah pusat kerajaan, kerena dari informasi yang mereka dapat saat memata-matai kawasan Etheral Kingdom, mereka telah mengetahui bahwa semua pasukan Demon kini sedang berada dipusat kerajaan. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa saat mereka mulai memasuki perbatasan beberapa Demon Soldier telah mengawasi mereka
sejak lama.

Syutttt

Shooott

Trangg

Secara tiba-tiba beberapa anak panah dan pisau melesat kearah beberapa prajurit yang berada di garda belakang

"Sial! Serangan….!! Serangan…… kuahhhk….."

Salah satu prajurit bagian belakang bertriak dengan sangat keras untuk memberitahu rekan-rekannya untuk waspada.

"Tahan mereka…"

"Nyalakan kembang api untuk memberitahu pasukan garda depan."

Saat rentetan anak panah telah berhenti menghujani para prajurit, sekelompok Demon Soldier mulai muncul dan menyerang para prajurit secara langsung.

'Apa? Mereka telah mengetahui rencana kami… Bagaimana mungkin?"

Vammir yang berada di garda belakang memutar otaknya untuk mencerna keadaan yang sedang ia hadapi.

'Tentu saja mungkin jika ada seorang penghianat diantara kita…'

"Sial, tahan mereka, nyalakan kembang api… Beritahu garda depan bahwa kita diserang…..!!"

Vammir yang tertekan dengan keadaan tetap mencoba untuk mengatur para prajurit garda belakang.

Beberapa saat kemudian Kembang api berwarna merah yang memiliki arti butuh bantuan telah terlambung ke udara dan menghiasi langit malam hari dan bersamaan dengan itu pertarungan antara manusia melawan Demon mulai tak terelakan.

-----

[Dalam lima detik anda akan masuk kedalam Destiny of Glory]

.

.

.

Art baru saja Logout beberapa waktu lalu untuk memakan sesuatu karena keadaan perutnya sebelumnya sedang dalam masalah.

"Ahh sudah malam dalam waktu game."

Saat Art tengah makan tadi ia sudah memiliki sebuah rencana brilian agar menghindari bosan untuk menunggu pergerakan pasukan gabungan. Yap, itu adalah mencari tanaman herbal, Art memiliki rencana untuk memproduksi Potion secara mandiri sehingga dimasa depan ia tidak perlu membeli lagi dan menghemat beberapa keping emas.

Karena Art telah memiliki Skill Alcemist yang dulu diwariskan oleh Aoron, ia tidak perlu memikirkan lagi tentang masalah tidak bisa mempelajarinya dan karena efek job khusus yang dimiliki oleh Art, ia mampu mempelajari Alcemist hingga tingkat paling tinggi.

Saat Art hendak akan pergi menelusuri hutan dimalam hari, sebuah cahaya merah dari sebuah kembang api menyinari mata Art.

'Huuh? Apa itu…?'

Cahaya yang berkedip beberapa kali di atas langit itu menjadi perhatian utama Art dan karena sebuah penasaran yang sangat tinggi, Art memanggil Albion dan berniat terbang ke arah cahaya itu untuk melihat apa yang terjadi.

TBC…

Destiny of Glory : The Beginning [END]Where stories live. Discover now