Chapter 76

567 74 12
                                    

Sebuah pedang raksasa diatas langit kini sedang diselimuti oleh ratusan petir. Weba yang masih memperhatikan saat itu mulai mencengkram pedangnya kembali.

Beberapa saat kemudian, Weba yang tidak ingin benda itu jatuh mulai melakukan pergerakan pertama dengan mempersempit jarak dengan Roy yang sedang dalam keadaan bertahannya.

Weba mempunyai waktu 15 detik untuk mengagalkan ini, disisi lain juga Roy harus menahan selama 15 detik agar waktu pembentukan Sword Sky selesai sebelum ia terbunuh.

Weba adalah yang diatas angin saat ini, ia kini tidak akan menahan diri untuk ini. Betul, karena nyawa rekannya berada di tangan Weba, Ia tidak ingin mengambil resiko dengan terus mengulur waktu.

Dan, ini adalah sebuah kekalahan bagi Roy.

11 detik.

Saat jarak antara keduannya akan segera menyempit. Weba memegang pedang miliknya dengan kedua tangannya, itu memperlihatkan serangan tusukan yang akan segera mengirim Roy dalam kematian. Ditambah dengan kecepatan yang Weba miliki, itu memberikan rasa tidak percaya diri kepada Roy untuk mencoba menahannya.

7 detik.

'Sial…'

Meskipun tidak melihat sebuah peluang, Roy akan tetap berusaha. Namun, akan kah ia bisa bertahan?

Sebuah serangan menembus dadanya.

[Anda terkena serangan mematikan.]

5 detik.

[Titik paling lemah berhasil terserang. Anda memasuki keadaan Blooded.]

[Demon Energy mencoba untuk mereduksi semua serangan yang diterima.… Gagal.]

3 detik.

'Sial… apa harus tanpa hasil seperti ini?'

2 detik.

'Che,,, Tak apa, masih ada besok, besok dan besok… Aku akan terus mengejar kalian."

[Anda telah tebunuh oleh Pasukan Aliansi.]

Saat itu petir yang tadinya tidak terkontrol diatas langit kini mulai mereda, pedang besar yang mengintimidasi di atas langit kini mulai transparan dan Roy sebagai ancaman besar kini mulai berubah menjadi serpihan cahaya.

Sesaat kemudian sebuah notifikasi susulan mulai berdatangan dalam kegelapan kepada Roy. Itu adalah rentetan hukuman karena telah melanggar banyak peraturan saat sebelumnya.

Ia sudah mengira jika hukuman memang akan datang padanya, lagipula Roy tidak mempermasalahkan hukuman yang datang. Tidak, terdapat satu hal yang membuat Roy kesal, Banned selama 2 minggu.

Itu adalah waktu yang singkat jika dibandingkan dengan Arion, namun dengan waktu 2 minggu, Roy akan semakin kehilangan waktu untuk terus merugikan Stormfall.

Saat ia telah membaca keseluruhan pesan notifikasi, Roy akhirnya Log Out dan memilih untuk menunggu selama 2 minggu.

.

Kekhawatiran seluruh pasukan aliansi yang masuk kedalam zona pertempuran Weba dan Roy kini bisa bernafas lega. Itu juga termasuk dengan Bolter dan Shoren.

Mereka berdua nyaris saja mati. Tidak, mungkin seluruh pasukan yang berada dekat dengan mereka juga nyaris mati.

Saat itu gemuruh petir kini mulai mereda diatas langit, namun suasana gelap senantiasa ada meskipun musuh telah dikalahkan.

Weba berjalan secara perlahan kearah pasukan miliknya.

"Baiklah, masalah telah kita selesaikan. Ayo kembali menjalankan tugas."

Wajahnya penuh dengan senyuman yang ramah. Untuk seorang prajurit yang telah melakukan latihan keras sangat lama, Weba adalah seseorang yang unik dan kerena hal itu ia mendapat rasa hormat dan loyalitas dari para bawahannya.

Ini adalah kemenangan kecil untuk pasukan aliansi. Selanjutnya akan berlanjut ke pertempuran akhir.

---

Sembari mengatur panas api di tungku masak portebel miliknya, Art yang sedang memasak sedikit daging Silver Boar beberapa kali tergoda untuk cepat memakannya.

"Uoou, ini sangat menggoda."

Itu alami, Art kini hampir memasuki status kelaparan sehingga melihat makanan yang ia masak membuatnya sangat tergoda.

Beberapa waktu lalu Art sedang menyaksikan pedang raksasa yang tercipta dilangit, menurutnya itu sangat menarik. Benar, Art bisa bernostalgia saat melihat Sword Sky yang tercipta dilangit.

Dan karena alasan itu lah Art berfikir untuk memasak. Selain memenuhi rasa laparnya, Art juga memiliki niat memasak untuk cemilan untuk menikmati Sword Sky yang indah diatas langit. Namun, sayangnya sesuatu yang ia tunggu kini tidak lagi muncul diatas langit.

Tidak adanya Albion juga salah satu faktor utama Art memasak. Akan sangat merepotkan jika kadal berkepala banyak itu masih ada dengan Art, bisa di bayangkan akan seberapa lama dan banyak Art memasak.

"Yahh, mau gimana lagi… Mumpung gak ada dia mari makan ini sambil menikmati suasan gelap."

Art merasakan kenikmatan saat memasukan sesuap daging kemulutnya. Itu memberikan rasa manis dari kecap yang ia pakai dan sedikit rasa gurih asin dari bumbu hitam racikan Art yang ia pakai sebelum dan saat di panggang.

Kuntitas yang sangat pas untuk perut Art dan juga kualitas masakan Art yang begitu bagus, tidak dapat diragukan lagi bahwa ini adalah masakan paling enak yang pernah Art buat.

Saat itu juga Art mendapat ide untuk menambahkan masakan ini kedaftar menu miliknya untuk dijual nanti di kota.

"Ini sangat bagus…. Nilai 100 untuk yang buat."

Apa yang Art lakukan selanjutnya? Memikirkan itu membuat Art sedikit pusing, namun ia telah memiliki tujuan selanjutnya.

"Baiklah, ayo menaikan beberapa level lagi."

Dengan seluruh badannya yang full Armor dan juga pedang putih di tangan Art. Ia berjalan dalam suasana gelap mencari beberapa Demon untuk menikan levelnya.

TBC…

AN: Ch ini 775 kata gan… maap kan kalo sedikit mwahahahahaha










Destiny of Glory : The Beginning [END]Where stories live. Discover now