Chapter 41

1.6K 160 18
                                    

DoG - chapter 41

Saat ini Art tengah berada di posisi sangat tidak menguntungkan dimana Art tengah di kepung di kelima sisi oleh orang yang berpakaian serba hitam.

Karna Art tidak memiliki kesempatan untuk kabur dari situasi ini Art memilih untuk melawan mereka semua meski dirinya tidak bisa menang Art akan tetap berusaha melawan mereka semua.

Kemungkinan terburuk mungkin level Art akan turun 1 atau 2 level.  Namun, yang paling Art pikirkan adalah pedangnya, Art sangat tidak rela kehilangan pedang yang di pegangnya saat ini yang tidak lain adalah Twilight Sword.

Karna sudah terlanjur seperti ini Art hanya bisa berharap pedang yang telah menemaninya selama ini tidak hilang menjadi drop item.

Setalah cukup lama mengepung Art mereka akhirnya menyerang Art secara bersamaan di segala sisi, hal itu membuat Art mendecihkan lidahnya karna kesal.

Dari serangan yang di lakukan oleh mereka berlima Art hanya bisa menahan tiga serangan dari mereka berlima. Dua serangan lainnya berhasil mengenai Art, hal itu membuat prameter HP Art turun menjadi 84%. Namun, karna serangan tersebut Art berhasil mendaratkan serangan fatal kepada salah satu dari mereka.

Serangan yang di berikan oleh Art membuat orang tersebut diam sejenak, namun tidak dengan 4 orang yang lainya, mereka kembali menyerang Art dengan bersamaan.

Art mampu mengimbangi mereka berempat dengan kemampuan berpedangnya. Namun, tetap saja semakin lama Art bertarung stamina miliknya akan semakin berkurang.

Art kini mulai menyadari betapa pentingnya skill bagi pertarungan karna skill mampu mempercepat pertarungan yang di lakukan oleh pemain.

Namun karna sudah terlanjur seperti ini Art hanya bisa pasrah dan mulai bertarung melawan mereka dengan serius.

Art membiarkan pertarungan ini menjadi pelajaran olehnya karna telah mengabaikan betapa pentingnya skill bagi pemain seperti Art.

Pertarungan Art yang awalnya seimbang kini mulai berat sebelah karna desakan dari mereka berempat yang menyerang Art secara bersamaan.

Art tidak mengerti satu orang yang telah Art lukai kini tidak menyerang dirinya lagi melainkan ia hanya duduk di atas pohon dan memperhatikan pertarungan Art.

Art tidak memperdulikan hal itu, justru dengan salah satu dari mereka tidak menyerang Art itu akan mempermudah pertarungannya. Namun, tanpa Art sadari sebilah belati melesat dengan cepat dan mengenai lutut Art yang membuat dirinya terpaksa berdiri dengan satu kaki.

"Kauuu!! Sialan..."

Art berteriak ke arah pria yang berada dipohon yang telah melempar sebuah belati kearahnya. Pria yang berada di pohon tersebut hanya tersenyum sembari menaikan salah satu ujung bibirnya kemudian melempar satu pisau lagi kearah pergelangan tangan kanan Art yang membuat pedangnya terjatuh.

Kini Art telah berada di ujung kematiannya, meski begitu Art tidak berniat menyerah dirinya meraih kembali pedangnya yang telah terjatuh dengan tangan kirinya.

Art mulai menyerang kembali, meski menggunakan lengan kiri keahlian berpedang Art tidak menurun sedikitpun, namun gerakan Art sekarang sangat terbatas karna lututnya yang terluka.

Art menyadari sekarang keempat lawannya hanya sedang mempermainkan dirinya, hal itu membuat Art naik pitam karna selama ini dirinya tidak pernah di perlakukan seperti ini.

Tanpa Art sadari sebuah belati melesat kembali kearah lutut kedua Art, sekarang Art terjatuh dengan posisi berlutut.

"Sial.... Siapa mereka sebenarnya?"

Melihat Art sudah tidak berusaha menyerang, mereka semua milai menghampiri dirinya.

"Heeehh, ternyata hanya seperti ini."

Perkataan tersebut membuat Art naik darah, ingin sekali dirinya memisahkan kepala dengan badan mereka saat ini, namun itu tidak mungkin mengingat kadaan Art aaat ink sedang berada di ujung kematian.

"Ohhh, tadi kau bertanya siapa kami, kan? Biar kami jawab. Kami adalah Shadow Organization."

Art langsung mencari ingatanya tentang organisasi ini, namun diotaknya tidak ada infirmasi sama sekali tentang mereka.

"Kenapa kalian menyerangku."

"Tentu saja untuk membunuhmu."

Bersamaan dengan ucapan tersebut sebilah pedang berhasil menembus perut Art yang mengakibatkan terbunuhnya Art dengan seketika.

Dalam sekejap pandangan Art mulai menghitam dan avatar gamenya mulai menjadi serpihan cahaya.

"Baaahhh, dia hanya menjatuhkan potion, sungguh beruntung. Padahal aku sangat ingin pedangnya."

Salah satu dari mereka kecewa karna benda yang di jatuhkan eh Art hanya 10 buah red potion.

"Jika bukan karna hal yang kalian berikan, aku tidak akan mau membantu kalian berdua untuk membalas dendam kepada orang ini."

Salah satu dari mereka yang terlihat seperti pemimpin berbicara kepada dua orang rekannya yang tidak lain adalah Crish dan jhon yang Art kalahkan pada saat di Livien.

-----

Arion mulai terbangun melepas VR-Gear yang terpasang di kepalanya, ia sangat tidak terima di bunuh dengan cara seperti itu. Dengan cepat Arion langsung membuka ponselnya berniat mencari organisasi yang bernama Shadow Organization untuk mencari informasi tentang mereka.

Art bertekad bahwa dirinya pasti akan membalaskan dendam hari ini dengan menghancurkan organisasi mereka suatu hari nanti.

Sekarang, karna sudah terlanjur terbunuh di dalam game dan Art tidak bisa log in selam 24 jam dirinya berniat beristirahat karna tidak ada yang bisa Art lakukan lagi.

Jam telah menunjuk ke pukul tujuh malam, biasanya dalam jam seperti ini Art masih berpetualang di dunia fantasi, namun karna telah terbunuh, Art berniat tidur sekarang karna besok ada kelas yang harus dirinya masuki.

Besok juga Art berniat untuk makan di tempat makan favoritnya yang berada di sebrang apartemennya sepulang dari kampus nanti.

♦️  ♦  ️♦️  ♦️  ♦  ️♦️

TBC...

Destiny of Glory : The Beginning [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang