20. What happend?

615 103 15
                                    


Chapter 20

.What happend?.


Suji masih meniup punggung Seok Jin dengan hati-hati. Sensasi itu membawa jantungnya memompa darah dengan begitu cepatnya hingga ia tak bisa menguasai dirinya sama sekali.

Seok Jin tak bisa menahannya lebih lama. Seok Jin langsung membalikkan tubuhnya dan memegang kedua pergelangan tangan Suji higga Suji tersentak dengan ekspresi terkejut karenanya.

"hentikan, sudah cukup. . . aku baik-baik saja" ucap Seok Jin berusaha membuat Suji menjauh darinya sebelum ia melakukan hal yang tak seharusnya.

"kenapa? Aku hanya ingin membalas budimu. . dan lagipula, aku sudah melihat semuanya. Kau bilang, kau tak akan melarangku menyentuhmu" protes Suji dengan tatapan menuntut.

Seok Jin menenggak salivanya. Sebelum Seok Jin sempat menolak, Suji lebih dulu berjalan ke belakang Seok Jin sekali lagi. Seok Jin hanya memejamkan matanya erat, sekarang ia tak bisa menghentikan wanita itu.

Suji meraih perban disamping bak mandi itu kemudian membalut punggung Seok Jin dan melingkarkan perban itu melilit dada Seok Jin sehingga gerakan Suji seakan sedang memeluk Seok Jin berkali-kali.

"aku tahu kau adalah seorang Raja, tetapi terkadang . . kau harus melihatmu sebagai seorang manusia biasa . . " lirih Suji pelan sembari fokus memperban punggung Seok Jin. Seok Jin diam, ia melirik bahu kirinya dalam diam.

"kau tidak perlu selalu terlihat sebagai Penguasa yang kuat dan hebat. Terkadang, kau butuh berteriak saat merasa sakit, menangis ketika merasa sedih. . dan merangkak ketika terlalu lelah untuk berlari. . . " tutur Suji dengan suara lembutnya setelah selesai mengikat perban itu.

Kini Suji melangkah ke hadapan Seok Jin. Ia menatap pria itu dengan tatapan dalamnya. Seok Jin menatap mata indah Suji yang membuat darahnya berdesir tak kalah dalam. Suji mengalihkan perhatiannya dan membenarkan atasan pakaian Seok Jin agar kembali terpasang sempurna.

"jangan memaksakan dirimu terlalu keras . . " tutur Suji dengan tatapan sendunya.

"akh" Suji terkejut bukan kepalang saat tubuhnya didekap oleh Seok Jin dengan sangat eratnya.

Seok Jin mengelus puncak kepala Suji lembut dengan sebelah tangannya mendekap wanita itu dengan eratnya. Suji mengerjap beberapa kali untuk menetralisir rasa terkejut ditambah degup jantungnya yang tak terkendali.

"Wu Seok Jin, kau . . "

"terima kasih" bisik Seok Jin dengan pelan.

"untuk apa?" tanya Suji tak paham.

"untuk semuanya." Jawab Seok Jin sentimental.

Ini adalah pertama kalinya seseorang berkata padanya bahwa ia tak harus menjadi sempurna. Ini adalah kali pertamanya seseorang mengatakan bahwa tak apa baginya untuk menangis.

"istirahatlah. . " ujar Seok Jin sembari melepaskan pelukannya untuk Suji. ia menatap wanita itu dan memberikan senyum hangatnya. Suji tertegun, ada desiran hangat direlung hatinya melihat senyum polos yang tak pernah ia lihat dari pria ini sebelumnya.

"pergilah. Aku tak bisa tidur jika kau terus berada disini" ujar Suji

"baiklah. . selamat malam" pamit Seok Jin seadanya.

Seok Jin segera melangkah keluar dari tenda itu. Qiao dan Xue saling menatap ke arah satu sama lain karena mereka kira malam ini Jin Wang tak akan keluar dari tenda itu. Suji memperhatikan punggung Seok Jin yang menjauh, ada sedikit raut kecewa diwajahnya saat ini.

The Queen of ChinaWhere stories live. Discover now