21. Old Feeling

588 99 11
                                    

.Chapter 21.

.old feelings.


"Yang Mulia Jin Wang dan Permaisuri telah tiba!" teriak ajudan setia kerajaan didepan tempat tinggal Ibu Suri.

"masuk" ujar Ibu Suri degan senyum cerah diwajahnya yang mulai menua termakan usia.

Seok Jin dan Suji bersujud didepan Ibu Suri dan memberi hormat kemudian bangkit berdiri setelah mendapat izin dari Ibu Suri. Seok Jin menatap Ibu Suri dengan raut seriusnya.

"maafkan kami karena baru berkunjung Yang Mulia" ucap Seok Jin.

"maafkan kami Ibu Suri, ini semua karna aku tidak bisa menjaga kesehatanku dengan baik" ujar Suji memberi hormat sekali lagi.

"sudahlah, tidak perlu memperdebatkan. Hal terpenting adalah kalian kembali dengan selamat" ucap Ibu Suri dengan senyum sumrigahnya melihat sepasang suami istri itu tampak rukun.

"mari kita menikmati sarapan pagi ini bersama-sama" ujar Ibu Suri.

Seok Jin dan SUji beranjak menuju ke bagian samping ruangan Ibu Suri untuk menikmati sarapan pagi yang telah disediakan oleh Ibu Suri. Seok Jin mengambil beberapa potong sayuran dan daging yang kemudian ia letakkan diatas piring Suji.

"cukup" bisik Suji tanpa menatap Seok Jin. Seok Jin menatap Suji yang menolak pemberiannya dan lebih memilih mengambil sendiri lauk dan pauknya.

"apa lukamu sungguh tidak apa-apa?" tanya Seok Jin.

"tidak apa-apa, aku sudah jauh lebih baik" jawab Suji seadanya tanpa menatap Seok Jin.

"kau menolak untuk ku temui selama 3 hari ini sejak kita tiba di Istana. Apa kau menghindariku?" tanya Seok Jin dengan sudut mata melirik ke arah Suji.

"itu hanya perasaan Yang Mulia saja, aku sedari awal memang seperti ini" jawab SUji dengan nada dingin diwajah tak berekspresi miliknya. Seok Jin terdiam, ia tahu ada sesuatu yang tak beres pada Suji namun ia tidak tahu apa itu.

"Oh benar, bukankah ini sudah satu bulan setelah kalian menikah?" Ibu Suri kembali membuka suara.

"benar" jawab Seok Jin cepat dengan penuh hormat sementara Suji hanya diam meneguk teh-nya.

"lalu, apa Permaisuri kita sudah menunjukkan tanda-tanda kehamilan?" tanya Ibu Suri dengan senyum sumrigahnya penuh harap diwajahnya.

Suji yang meneguk teh-nya lantas terbatuk pelan karena tersedang teh yang ia minum. Seok Jin dengan cepat meraih air putih dan menyerahkannya pada Suji kemudian langsung menepuk punggung Suji pelan. Suji hanya diam tak menerima air yang Seok Jin berikan untuknya.

"Permaisuri, apa kau tidak apa-apa?" tanya Ibu Suri yang tampak khawatir dengan Suji.

"aku baik-baik saja Yang Mulia" ujar Suji penuh hormat.

"baiklah. kesehatan adalah hal yang terpenting" ujar Ibu Suri dengan senyum hangatnya.

"baik" jawab Suji.

"Jin Wang, kau sudah semakin berumur, bukankah sudah saatnya kau memberikan yang terbaik untuk mendapatkan Putra Mahkota Dinasti Wu?" tegur Ibu Suri.

"aku mengerti Ibu Suri" ujar Seok Jin.

"kau memiliki banyak selir, terutama kau memiliki Permaisuri yang kecantikannya begitu dikenal oleh seluruh negeri. Ku rasa seharusnya, kau tidak kesulitan untuk memberikan keturunan untuk Kerajaan Wu. " ungkap Ibu Suri lagi.

The Queen of ChinaWhere stories live. Discover now