41. Sweet Enemy

787 106 23
                                    

.Chapter 41.

.Sweet Enemy.


Tzuyu membawakan semangkuk sup dan meletakkannya disamping ranjang Suji. Tzuyu kemudian membisikkan sesuatu pada Suji, Suji yang mendengar hal itu lantas menatap Tzuyu terkejut dan kemudian menatap Seok Jin.

"kau . . apa kau ingin bunuh diri?" tanya Suji ketus.

"apa?" sahut Seok Jin tak paham dengan arah bicara SUji.

"jika aku selamanya tak sadar apa kau akan membunuh dirimu perlahan?" tanya Suji lagi.

"kenapa kau bicara seperti itu?" tanya Seok JIn tak paham.

Suji segera meraih sup itu dan menyuapi sesendok yang kemudian ia arahkan didepan mulut Seok Jin. Seok Jin seakan paham, ia tersenyum kecil dan menghela napas pelan.

"apa Tzuyu memberitahumu?" tanya Seok Jin.

"kau masih berani bertanya? Sekarang buka mulutmu" titah Suji. Seok Jin membuka mulutnya, Suji memasukkan sesendok sup itu kemudian mengaduknya lagi.

"aku akan meminta satu lagi untukmu" ujar Seok Jin.

"tidak perlu" tolak Suji. Seok Jin mengernyitkan alisnya menatap Suji. Suji tak menatap Seok Jin dan memasukkan sesendok sup itu ke dalam mulutnya.

"apa yang kau lakukan?" tanya Seok Jin menatap Suji tertegun. Apa ia tak salah lihat? Wanita itu memakan bekasnya tanpa enggan sedikitpun.

"aku sedang menutrisi tubuhku. . apa lagi yang ku lakukan?" tanya Suji menatap Seok Jin berani.

"buka mulutmu" ujar Suji lagi sembari menyendokan daging ayam ke mulut Seok Jin. Seperti anak kecil yang menuruti ibunya, Seok Jin hanya membiarkan hal itu.

"apa rasanya enak?" tanya Suji memecah kecanggungan diantara mereka.

"sangat. ." jawab Seok Jin.

"baguslah. . " sahut Suji lega dan tersenyum manis. Suji terus menyuapkan Seok Jin dan menyuapkan dirinya sendiri. Sampai mangkuk itu kosong, Suji kembali menatap Seok Jin.

"Wu Seok Jin, sampai berapa lama kau akan berada disini? Sebentar lagi matahari akan terbenam" tegur Suji.

"aku merindukanmu" ucap Seok Jin begitu saja. Suji tertegun, tatapan mereka bertemu disatu titik. Suji terdiam seribu bahasa dan matanya terperangkap dimata pekat milik Seok Jin.

"bolehkah aku memelukmu?" tanya Seok Jin dengan tatapan sayunya. Suji diam, ia meneguk salivanya dan matanya tak bisa melepaskan diri dari tatapan tajam pria itu.

Belum sempat Suji menjawab, Seok Jin segera memeluk Suji dengan erat. Suji terperangah, jantungnya berdegup kencang saat ini. ia merasakan seluruh tubuhnya seakan mendapatkan sentruman.

Entah kenapa perasaan Suji menjadi tenang, semua puzzle dalam kepalanya tersusun menjadi satu dan membuat matanya terpejam secara perlahan. Ada rasa damai dalam hatinya saat pria itu memeluknya erat seperti ini.

"Suji, sebenarnya . . ada hal yang harus ku beritahu padamu" ujar Seok Jin.

"apa itu?" tanya Suji.

"tapi aku hanya bisa mengatakannya tanpa menatapmu" ujar Seok Jin.

"apa yang ingin kau katakan?" tanya Suji ingin tahu masih berada dalam pelukan Seok Jin.

"setelah ini, kau boleh membenciku. Aku tak akan menyalahkanmu. . tapi ku mohon, dengarkanlah aku. ." ujar Seok Jin pelan.

"katakanlah" ujar Suji.

The Queen of ChinaWhere stories live. Discover now