26. The Untold Story

597 98 15
                                    

.Chapter 26.

.The Untold Story.


Seok Jin mengatur napasnya yang seakan tertahan beberapa menit yang lalu. Bibir pria itu membiru seperti kekutangan oksigen. Setetes lagi air mata mengucur dari pelupuk mata elang miliknya.

"Wu Seok Jin, apa yang terjadi padamu?" tanya Suji sembari menyentuh tangan Seok Jin. Perlahan kepala Seok Jin menoleh ke asal suara itu.

Melihat sosok itu didepannya, Seok Jin langsung memeluk Suji erat. Suji terkejut dengan reaksi spontan dari Seok Jin. Seok Jin memejamkan matanya dan melepaskan napas lega meski air mata kembali mengalir tepat saat ia memejamkan matanya erat.

Perlahan tangan Suji yang tergantung di udara menyentuh punggung Seok Jin dengan lembut. Suji menepuk punggung pria itu dengan lembut. Seok Jin bernapas dengan normal karena sentuhan itu.

"mimpi itu, betapa buruknya ia hingga menakutimu?" tanya Suji berbisik pelan.

"itu bukan mimpi" ujar Seok Jin. Suji diam, menanti apa yang Seok Jin ingin katakan selanjutnya.

"itu adalah fakta. . orang-orang yang telah ku bunuh. . mereka jelas akan datang mencariku. Memintaku membayar dosaku dengan darahku. . " ungkap Seok Jin.

Suji terdiam, tak terbayangkan baginya bahwa orang yang dikenal berdarah dingin dan berhati kejam juga mampu mendapatkan mimpi buruk seperti ini. seharusnya Suji merasa senang karena pria ini menanggung akibat atas dosanya tetapi entah kenapa ada rasa tak tenang yang mengganggunya saat ini.

"kau takut?" pertanyaan itu muncul begitu saja dari bibir ranum Suji.

"selama ini . . aku selalu memimpikan hal ini. sejak pertama kali darah menyentuh tanganku" ujar Seok Jin masih dengan napas terpejam.

"lalu, kenapa kau begitu ketakutan?" tanya Suji penuh tanya. Suji berusaha menutupi fakta bahwa ia terkejut karena pria ini selalu mendapatkan mimpi mengerikan itu setiap malam.

"karena . . dalam mimpiku, mereka mendatangimu dan mengambil anak kita" jawab Seok Jin begitu saja. Suji terdiam seribu bahasa. Perlahan Suji melepaskan pelukannya untuk Seok Jin dan menatap mata pria itu.

Suji menyentuh wajah Seok Jin dengan tatapan dalam. Seok Jin menyentuh wajah Suji dengan lembut. Air matanya kembali menetes dari pupil mata phoenix miliknya. Suji menatap pria itu dalam diam menahan desiran hangat karena ucapan pria ini.

"Wei Suji, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu. Jika sampai kau dan darah daging kita yang harus menanggung semua karma atas perbuatanku. . . aku tak akan sanggup menghadapi hidupku. Karena itu, ku rasa kau membuat pilihan yang tepat dengan tidak membiarkanku menyentuhmu" ungkap Seok Jin dengan tatapan seriusnya dimata phoenix miliknya.

Suji terdiam, entah kenapa dorongan hatinya segera menarik Seok Jin ke dalam pelukannya. Seok Jin diam saat menyadari kehangatan yang Suji berikan melalui sebuah pelukan hangat.

"kau hanya terlalu banyak berpikir. Banjir dan penderitaan rakyatmu mengganggumu hingga kau terbawa mimpi. Tenanglah, kau tidak akan melukai siapapun disini. . aku akan menjagamu" ungkap Suji dengan lembut.

Begitu saja, seperti angin di musim semi. Kata-kata itu berhasil menenangkan Seok Jin, perlahan Seok Jin memejamkan matanya dan tertidur dalam pelukan Suji. Suji yang menyadari hal itu lantas berhenti menepuk punggung Seok Jin.

Suji membantu Seok Jin untuk tidur di ranjang miliknya dengan benar. Suji kemudian menyelimuti Seok Jin dan ikut tidur disamping Seok Jin. Seok Jin tampak terlelap, Suji menggenggam tangan Seok Jin dengan erat.

The Queen of ChinaWhere stories live. Discover now