47. L.O.V.E

1K 111 34
                                    

.Chapter 47.

.L.O.V.E.


7 bulan kemudian ~

"aaaaaaaaakkk!!!!" teriak Suji dengan susah payah.

Kini sudah jam 5 di pagi hari, Suji sudah berjuang untuk melahirkan anak pertama mereka sejak 2 jam yang lalu. Seok Jin sudah berdiri didepan kediaman Permaisuri sejak 3 jam yang lalu saat Suji pertama kali merasakan kontraksi.

Para pelayan tak henti-hentinya membawa air ditengah suara teriakan Suji yang terus terdengar. Seok Jin tak kuasa menahan rasa khawatirnya akan kondisi Suji, para tabib perempuan dan pelayan perempuan yang berpengalaman terus bolak balik membawakan kain basah.

"Jin Wang, tenanglah . . Permaisuri pasti tidak kenapa-kenapa" ujar Ibu Suri yang juga berada di sisi Seok Jin.

"aku tidak bisa tenang, apa Putri Tzuyu masih berada di kediamannya? Ia tidak boleh kemari, ia sedang hamil juga saat ini. . jika ia melihat hal ini, mungkin ia akan mengalami ketakutan berlebihan menjelang kelahiran anaknya" ujar Ibu Suri memastikan pada pelayan setianya.

"Putri Tzuyu masih berada di kediamannya. Tuan Hwang Hyunjin terus melarang dan menjaganya" ujar pelayan Ibu Suri.

"Xue, bagaimana? apa bayi itu sudah keluar?" tanya Seok JIn menahan tangan Xue yang baru saja keluar dari ruangan Permaisuri.

"apa Ratu Wei sudah tiba? Sepertinya Permaisuri benar-benar kehabisan tenaganya" ungkap Xue.

"Permaisuri!! Sedikit lagi, anda hanya perlu mendorong sedikit lagi!?! anda tidak bisa tertidur, Permaisuri!!" ungkap pelayan diruangan itu dengan panik.

Seok Jin yang mendengar hal itu lantas melangkah untuk menerobos masuk tetapi Qiao menahan Seok Jin dengan sekuat tenaga. Ibu Suri juga menahan Seok Jin agar tak menerobos ke dalam.

"didalam sangat kotor, darah ada dimana-mana. . Jin Wang sebagai Raja besar tidak boleh masuk dan menodai aura langit ditubuh berharga anda" ungkap Ibu Suri.

"aku tidak bisa tinggal diam! Jika aku tak melakukan apapun, aku lebih baik mati disini!" kecam Seok Jin kemudian menerobos masuk.

Seok Jin terkejut menemukan kain yang penuh darah dan noda darah yang berserakan. Seok Jin mengalihkan perhatiannya pada Suji yang tak sadarkan diri sementara pelayan disekitarnya berusaha membangunkannya.

"Jin Wang! Permaisuri tidak boleh tertidur. . jika ini berlanjut. . bayinya tak akan keluar" ungkap pelayan itu bersujud dengan ketakutan.

"lanjutkan! Aku akan membangunkannya" ujar Seok Jin. Seok Jin mendekati Suji dan menggenggam tangan Suji dengan sangat erat.

"Wei Suji! Suji, ini aku . . Seok Jin. . kau tahu? Anak kita akan keluar sebentar lagi, jadi buka matamu dan tolong dia!" ungkap Seok Jin lembut dengan wajah pucat dan air mata yang menumpuk dipelupuk matanya.

"Seok . . Jin" gumam Suji pelan, perlahan tapi pasti kesadaran Suji kembali dan matanya terbuka meski sangat lemah.

"kita akan berjuang bersama! kita tidak boleh menyerah!! Anak kita sedang menunggu untuk berkumpul bersama kita!" ungkap Seok Jin dengan air mata yang mengalir dari mata pekatnya.

"Aaaaaaaaakh!!!!" Suji kembali berjuang sekuat tenaga dengan tangan yang menggenggam tangan Seok Jin erat. Suji menarik napas lebih dalam sesuai arahan dan kembali menghembuskannya dengan sekuat tenaganya.

"aaaaaaaaaaaakh!!!" teriakan panjang Suji berakhir dengan tangisan bayi kecil.

"oeeeek. . oeeeek" tangisan kencang itu membuat air mata SUji mengalir dari pelupuk mata sayunya. Seok Jin tersenyum bangga, ia mencium punggung tangan Suji dengan penuh kehangatan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Queen of ChinaWhere stories live. Discover now