45. It's a journey

726 104 16
                                    

.Chapter 45.

.it's a journey.


Suji tiba di aula Permaisuri, begitu ia muncul, seluruh selir bangkit berdiri untuk memberi hormat pada Permaisuri besar Dinsati Wu secara serentak.

"silahkan duduk kembali" ujar Suji dengan bijaknya.

Seluruh selir melirik Suji dengan sudut mata tak suka kemudian duduk di kursi mereka masing-masing. Suji menarik napas dalam dan memberi kode pada Xue. Xue dengan percaya diri maju selangkah.

"mulai hari ini, Permaisuri akan menetapkan beberapa peraturan baru menyangkut istana dalam" ungkap Xue.

Suji hanya menurunkan tatapannya menanti Xue untuk membacakan sebuah surat yang telah di cap menggunakan cap Permaisuri.

"Pertama, Istana Dalam akan melakukan penghematan pengeluaran masing-masing Istana bagi para selir dan dimulai dari pengeluaran di Istana Permaisuri sebagai contoh bagi yang lainnya. Kedua, uang tahunan yang didapat para selir akan dipotong hingga 20% untuk membantu memelihara anak yatim piatu di daerah terpencil sebagai wujud kesetiaan pada Negara. Ketiga, istana dalam harus secara penuh terlepas dari politik kerajaan, dan bagi siapapun yang berusaha mencampuri politik kerajaan akan dihukum dengan berat. Keempat, semua selir yang melahirkan anak untuk Raja, baik itu putra/ putri akan mendapatkan tambahan uang tahunan hingga 30%." Xue menutup kertas gulungan itu dan mengembalikannya pada Suji dengan penuh hormat.

Seluruh selir tampak gusar dengan dua peraturan yang dibacakan oleh pelayan Setia permaisuri itu. Semuanya saling bertukar tatap seakan meminta pendapat dan mengumpulkan keberanian untuk melakukan negosiasi terkait kebijakan itu.

"Permaisuri ~" belum sempat salah satu selir tinggi bicara, Suji dengan cepat memotongnya.

"Kebijakan ini dibuat berdasarkan pertimbangan dan persetujuan Jin Wang. jadi, jika ada yang membantah atau membuat onar karena tidak ingin mematuhi perintah. Maka orang itu akan dihukum dengan seberat-beratnya" ucap Suji dengan raut wajah tenang miliknya.

Semua selir dontak bangkit berdiri dan bersujud didepan Permaisuri. Mereka serentak mengagungkan nama Permaisuri sesuai adat yang berlaku. Suji hanya menerima salam hormat mereka.

"Permaisuri! Beberapa kabar menyebar bahwa Yang Mulia telah mengandung, apa berita itu benar?" ungkap salah satu Selir tinggi Jiang dengan tatapan lembutnya pada Suji.

Suji menatap selir tinggi Jiang yang sering disapa sebagai Jiang Fei dengan tatapan lembutnya. Selir lainnya tampak tertarik dan ikut bersuara sehingga berhasil mengalihkan perhatian Suji.

"Permaisuri! Pantas saja Yang Mulia bersikeras membuat kebijakan ini? ternyata . . Yang Mulia telah lebih dulu mengandung bayi Jin Wang. bukankah ini terasa tidak adil?" lirih yang lainnya.

"Permaisuri, setelah kepergian Lim Gui Fei, tak ada lagi selir lain yang begitu disayangi oleh Jin Wang. . berhubung Permaisuri sedang hamil dan tak bisa melayani Jin Wang. kenapa Permaisuri tidak berbagi berkah ini kepada kami para selir yang tak berdaya disini?" ungkap seorang selir yang baru saja memasuki aula pertemuan itu dengan wajah arogannya pada Suji.

"Permaisuri, beliau adalah salah satu selir resmi selain Jiang Fei, ia adalah Yang Xi atau sering dipanggil Yang Fei. . ia adalah anak salah satu menteri di Wu" bisik Xue pada Suji.

"Yang Fei, sepertinya. . hari ini, kau terlambat" ujar Suji dengan senyum kecil diwajahnya untuk wanita itu.

"Permaisuri! Aku tidak terlambat, aku hanya tidak enak badan. . jadi aku tidur lebih siang" ungkap Yang Xi sembari membenarkan rambutnya dan duduk dikursi kosong didepan Jiang Li.

The Queen of ChinaWhere stories live. Discover now