VerKwan (4)

19.1K 2.2K 83
                                    

"Andrew, mau ikut mami ke supermarket?"

Kalau anak biasa ditawari begini, pasti langsung semangat berdiri dan mengangguk. Tapi Andrew tidak. Ia malah menggeleng, lanjut bermain lego di atas karpet tanpa bersuara sedikitpun.

"Yah. Kamu nanti sendirian, loh."

"Its ok.." cicitnya membalas ucapan Seungkwan dengan spontan.

"Yasudah jangan kemana-mana, ya."

"Um"

"Mami cuma sebentar, jangan buka pintu pada siapapun."

"Um."

"Yatuhan setidaknya bilang 'ne' begitu! Aish kau ini anakku atau anak Vernon sih."

"Ne, mami.."

Seungkwan tertawa kecil. Andrew cuek sekali, benar-benar seperti ayahnya. Tapi dibalik tingkah dinginnya Vernon, selalu ada hal-hal romantis atau mengejutkan yang di luar nalar.

"Apa Andrew juga seperti itu, huh?"

"Jangan, plis. Masa iya semuanya serba Vernon, serakah kali gennya tuan Chwe."

..

Tidak lama setelah ditinggal Seungkwan, Andrew berhasil menyelesaikan mainannya. Ia tersenyum bangga, kemudian mengangkat benda kecil itu ke atas kepala.

Sayang kesenangan si anak harus terintrupsi suara telepon.

Itu ponsel Seungkwan. Sebuah video call dari Vernon terpaksa Andrew yang menjawabnya.

"..Andrew? Where's ur mom?"

"..outside"

"Ah.."

Tak ada percakapan. Seperti biasa, mereka agak canggung.

"Papi."

"Ya?"

"Itsa plane." Ucap Andrew seraya mengangkat lego yang berhasil ia rangkai.

"Aah.. pesawat? Kau mau naik?"

Salah, Vernon.

"No.. Andrew wants to be like you."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
✓Home [Seventeen BxB Drabble]Where stories live. Discover now