RS Polda Jatim

1.5K 60 0
                                    

Pukul 22.00 beberapa stasiun TV ramai-ramai menyiarkan breaking news. Bahwa ada kecelakaan pesawat di perairan Tuban. Pesawat nyungsep ke dasar laut. Otoritas maskapai yang diwawancarai reporter TV secara live dari Jakarta menyebutkan memang benar ada pesawat Air Link dari Surabaya tujuan Korea Selatan putus kontak dengan otoritas bandara baik di Soetta Jakarta maupun di Juanda Surabaya.

"Kita doakan semoga korban segera ditemukan," ucapnya agak gusar.

Bapak Fatimah, Uwak dan Fatihah tak kalah gusarnya. Sebab Fatimah dan Ali menumpang pesawat yang sama dan mereka terbang lalu ada berita itu. Uwak meminta Fatihah agar terus menghubungi Fatimah atau Ali. Namun benar mereka tak bisa dihubungi.

"Memang di dalam pesawat tidak ada yang bisa dihubungi, Wak. Tenang Wak. Mungkin ini pesawat lain. Penerbangan kan banyak meskipun tujuannya sama." Fatihah mendamaikan suasana.

Namun Uwak tak bisa membendung sesak di dadanya. Ia sangat kepikiran putri bungsunya, Fatimah itu. Ditelponnya si sulung, Khadijah. Dia juga risau di Bandung. Dia mengutarakan kata yang membesarkan hati Bapaknya. Ayah dan Ibu Fatihah pun ikut getir. Suasana amat genting bagi keluarga ini. Fatimah tak ada kabar. Siapa tak risau.

Menit-menit berlalu begitu saja. Sedang hati Uwak dan segenap keluarga besarnya makin tak beres; bahkan tak waras. Pikiran tidak keruan, yang hadir hanya resah dan gelisah. Mana mungkin hati tenteram di keadaan seperti ini.

Lalu tak lama kemudian Bapak menerima telepon dari orang tak dikenal. Bapak merah wajahnya sambil mengobrol dengan seberang yang tak tahu apa gerangan yang dibicarakan. Intinya ia suruh lekas-lekas ke RS Polda Jawa Timur.

Bapak dan keluarga besar keluarga ini bergegas ke Polda. Fatihah yang menyetir mobil. Bapak di depan, Ibu dan Ayah di tengah. Perjalanan ditempuh dengan tergesa. Fatihah menekan bel berkali-kali saat menemui jalan tak lancar. Sekitar 20 menit perjalanan, kini mereka sampai di Polda Jatim.

Di Polda sudah ada banyak Polisi dan TNI. Juga terlihat pihak maskapai penerbangan Air Link ada di sana. Salah satu pihak menyiarkan sesuatu. Bahwa pencarian masih terus dilakukan. Dia mengatakan bahwa pesawat yang terbang adalah Air Link Penerbangan 8502 (nomor penerbangan: QZ8501/AWQ8503) adalah pesawat Airbus A320 milik Indonesia Air Link dinyatakan hilang kontak di sekitar Laut Jawa si perairan Tuban dengan jadwal keberangkatan 18.30 dari Bandar Udara Juanda Surabaya menuju Bandar Udara Internasional Incheon, Korsel. Ia kemudian meminta kepada keluarga korban kecelakaan pesawat itu untuk bersabar.

Semakin mulai terang, Fatimah dan Ali benar-benar bisa dipastikan menjadi bagian dari kecelakaan maut itu. Fatihah menerima kabar dari banyak pihak bahwa pesawat yang nyungsep ke dasar laut itu adalah pesawat yang ditumpangi Fatimah dan Ali.

Rontok hati Bapak sekeluarga. Siapa menduga, Fatimah dan Ali yang berpamitan hendak pergi untuk berbahagia ternyata pergi untuk selama-lamanya. Uwak tubuhnya merosot di dinding sebuah ruangan.

Fatimah sudah pergi dari kehidupannya. Dulu, Bapak tiada hari tanpa dia. Senyumnya, candanya, manjanya, semua sirna. Fatihah dan Ibu bersimbah airmata. Bapak telah terlalu nyaman dalam buai cinta putri bungsunya itu. Semenjak istrinya meninggal, lalu si sulung menikah dan dibawah ke Bandung, Fatimahlah yang luntang-luntung bersama Bapak.

"Sekarang, aku harus kuat menelan hari-hari pahit tanpa kamu, Nduk." Bapak lunglai. Fatihah dan segenap keluarga susah payah membesarkan hati Bapak. "Padahal hari ini adalah hari pertama bahagiamu, Nak. Yaa Allah yaa robbi... Apa semua ini? Tidak ada yang perlu Engkau pertahankan aku lagi. Silakan ambil juga nyawa hamba ya Tuhaaaaaan...."

Ayah, Ibu, dan Fatihah terus berusaha menenangkan Bapak.

Hingga pukul 12 malam RS Polda Jatim masih sesak dengan manusia. Bunyi tiu-tiu- tiu-tiu- tiu-tiu ambulan yang baru saja tiba makin menyayat hati Bapak dan segenap kelaurga yang mendampingi.

Pukul satu dini hari Polda Jatim bersama pihak maskapai melakukan konferensi pers. Dalam siaran itu disebutkan Air Link Penerbangan 8502 nomor penerbangan: QZ8501/AWQ8503 telah ditemukan. Dikatakan pesawat jatuh di perairan sekitar Tuban, setelah dilaporkan hilang kontak 30 menit setelah lepas landas pada Jum'at malam. Tim SAR sudah menemukan puing-puing pesawat dan serpihan barang penumpang serta bagian jasad penumpang. Pesawat membawa 175 penumpang dewasa, 2 penumpang anak-anak dan 1 bayi dengan 2 pilot dan 6 awak kabin.

Pukul 6 pagi, Bapak dan segenap keluarga tetap bertahan di masjid RS Polda Jatim. Setelah ada woro-woro untuk berkumpul. Kapolda Jatim kembali melakukan siaran pers. Bapak melihat di beritanya di layar TV besar depan ruangan tersebut.

Dikatakan kantong jenazah yang dikirim ke RS Polda Jatim berjumlah 89, dan sampel DNA sudah diambil dari 87 bagian tubuh yang terkumpul. Menurut Kepala Rumah Sakit Polda Jatim semua keluarga korban bersabar.

"Keluarga yang sudah datang memberikan data, sudah 147 diambil sampel DNA. Dimohon kepada keluarga korban yang merasa keluarganya melakukan perjalanan dengan pesawat Air Link Penerbangan 8502 nomor penerbangan: QZ8501/AWQ8503, mohon datang ke RS Polda Jatim untuk memberikan sampel DNA," katanya kepala RS itu.

Uwak makin tak keruan. Semakin jelas Fatimah dan Ali sudah tak bisa diharapkan lagi. Batin Bapak mengatakan mereka pasti sudah mati berpelukan di dasar laut.

Sama dengan keluarga Ali yang juga gusar. Semua keluarganya memadati RS Polda Jatim namu memang agak terlambat. Mereka hadir setelah dihubugni Fatihah. Awalnya mereka tak percaya karena memang tak punya firasat apapun. Ibu Ali hanya bilang kasihan saat menyaksikan siaran berita di TV. Kini mereka di RS Polda Jatim bersimbah airmata. []

Surga Terakhir [tamat]Where stories live. Discover now