Kuntilanak Bertindak, Cinta Ditolak

48 4 0
                                    

"Aaaa...! Kuntilanak!" jerit Andi tatkala ia menemukan sesosok wanita tengah berdiri di belakangnya. "Lo, kuntilanak brengsek! Ngapain lo di sini?!" tanya Andi. Namun, kuntilanak yang selama ini selalu menggangunya itu tidak menjawab. Ia mematung dan membungkam seribu bahasa. "Argh, hidup gue kok begini amat dah!"

Andi tak menghiraukan keberadaan wanita kuntilanak itu dan memilih untuk segera pergi dari tempat itu. Lalu, Ia mendorong mobil tersebut.

"Pergi lo, kuntilanak rese!" titah Andi ketika ia telah mendorong mobil sejauh satu meter.

Kuntilanak itu masih membungkam. Lalu, ia menghilang begitu saja. Lantas, Andi pun merasa sedikit senang karena akhirnya kuntilanak itu menurut. Andi pun kembali mendorong mobil tersebut.

Alangkah terkejutnya Andi tatkala ia melihat kuntilanak yang sama tengah duduk santai di dalam mobil. Sontak, kemarahan dan kekesalan Andi pun melonjak.

"Woy, kuntilanak rese! Keluar lo dari mobil gue sekarang!" titah Andi sambil mengetuk-ketuk kaca jendela mobil.

Kuntilanak tersebut masih diam. Kemudian, ia menoleh perlahan ke arah Andi dan menghilang begitu saja.

"Huh ... akhirnya. Kapan gue tenang dan gak digangguin sama kuntilanak itu lagi?" gumam Andi sambil kembali mendorong mobil.

***

"Andi kok lama banget?" tanya Tasya sambil melirik jam tangannya berulang kali. Sesekali pula ia melepas kaca matanya untuk dibersihkan.

Kaki kanan Tasya tak berhenti bergerak lantaran ia merasa sedikit cemas dan kesal akan keterlambatan Andi itu. Andi terlambat datang hampir satu jam lamanya.

"Mau pesan apa lagi, Non?" tanya si pelayan di kafe.

"Tidak ada. Terima kasih," tolak Tasya. Ia tidak menoleh ke arah pelayan tersebut dan justru netranya masih saja menjurus ke jam tangan yang tengah ia kenakan itu.

Si pelayan kafe tersebut menunduk 45°. Lalu, ia pergi entah ke mana.

"Apa jangan-jangan Andi gak datang? Padahal, katanya tadi mau ngomong sesuatu. Atau ... dia mau nipuin gue? Tapi masa ia sih dia mau nipuin gue. Padahal, hari ini, 'kan bukan April Mop," gumam Tasya lagi.

Beberapa menit berlalu dan Tasya mulai merasa muak akan kesangat keterlambatan Andi itu.

"Oke, kalau lima menit lagi dia gak datang, maka gue akan pergi."

Jam menunjukkan pukul 21.55 yang berarti tepat pukul 22.00, Tasya akan pergi dari tempat tersebut dan tidak lagi memperdulikan apa yang hendak Andi katakan dan ia juga tidak perduli kalau Andi datang ketika ia sudah terlanjur pergi.

"Kasihan si Andi, pasti dia lagi mendorong tuh mobil." gumam Angel sambil tertawa pelan. Sedari tadi ia mengawasi Tasya dari meja yang terletak di ujung ruangan. Kemudian, ia meminum minuman milik orang yang sengaja diletakkan di meja tersebut. Si pemilik minuman itu sedang ke toilet sesaat.

Seperdetik kemudian, Andi datang menghampiri Tasya sambil berlari. Napasnya terengah-engah dan lumuran keringat membasahi pakaiannya.

"Andi, lo kok datangnya telat banget?" Tasya beringsut berdiri kesal.

"Maaf, Tas. Tadi itu ... mobil gue mogok di tengah jalan," jawab Andi.

"Oh ... gitu." Tasya kembali duduk dan Andi juga ikut duduk bersebrangan dengannya.

"Maaf, ya udah buat lo nunggu lama banget," ujar Andi.

"Gak apa-apa. Oh iya, lo mau bilang apa?" tanya Tasya.

"Oh ... itu. Em ... gue mau bilang ... gue suka sama lo. Jadi, lo mau gak jadi pacar gue?"

"Pacar?"

Gadis Misterius (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now