Flashback Aliando

58 4 3
                                    

Aliando berhasil menemukan Sharla. Ia pun langsung mengambil Sharla dari cengraman wanita itu dan menggendongnya. Wanita yang hendak memakan Sharla malam itu juga. Jika saja Aliando terlambat menemukan Sharla satu detik pun, nyawa Sharla tak akan terselamatkan.

"K-kau?" ucap Sharla pelan.

"Tubuhmu terasa panas. Sepertinya kau sedang sakit, ya." Aliando tersenyum kepada Sharla.

Sharla membalas senyuman Aliando dengan senyumannya. Lalu, ia pun langsung tak sadarkan diri dalam dekapan Aliando.

"Serahkan dia padaku!" titah wanita itu dengan tatapan yang begitu tajam.

Haus darah akan hasrat membuat wanita itu menyerang Aliando berkali-kali. Namun, Aliando dapat menghindar serangan wanita itu dengan mudah.

Pantang menyerah. Wanita itu terus menerus menyerang Aliando hingga kuku-kuku tajamnya berhasil menggoreskan sebuah luka ke lengan Sharla. Darah segar pun mengucur keluar.

"Ah, dia terluka gara-gara kau. Aku harus segera membawanya dari sini. Andi, anak itu masih menghilang dan kami harus menemukannya segera." Tanpa menghiraukan wanita itu, Aliando langsung melesat pergi membawa Sharla menjumpai teman-temannya.

Setelah tiba, Aliando pun langsung meletakkan Sharla di bawah pohon dalam keadaan terduduk. Tubuh Sharla memucat. Suhu tubuhnya juga memburuk drastis.

"Aliando, jadi benar kau bukan manusia sama seperti Naura?" tanya Evril.

Aliando membungkam sejenak. Serapat apa pun ia merahasiakan hal tersebut, tetapi cepat atau lambat hal itu terbongkar juga. Rahasia terbesarnya terbongkar akibat Naura.

Aliando menghela napas panjang. Ia berbalik dan menatap satu per satu teman-temannya yang sedang menanti jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh Evril.

Mau atau tidak, Aliando harus menceritakan semuanya. Tentang identitasnya dan juga tentang tujuannya yang tetap menetap di dunia meski telah tiada. Berat rasanya mengatakan sebuah rahasia yang sengaja dikubur dalam-dalam.

"Setiap roh yang menetap di dunia itu memiliki tujuan atau keinginan masing-masing. Tak perduli itu keinginan besar atau pun keinginan kecil. Aku memang bukan manusia, tetapi hantu sama seperti Naura, Angel, atau pun Dio dan juga Tasya. Aku rasa dia juga sudah menjadi sama seperti kami."

Aliando menceritakan hal sebenarnya yang membuat teman manusianya tercengang. Siapa sangka kalau ternyata Angel adalah adik kandungnya Aliando. Kedua kakak beradik itu meninggal dengan cara yang sama dan siapa sangka juga kalau sebenarnya Aliando, Angel dan Naura sudah saling mengenal ketika mereka masih menjadi manusia.

Sepuluh tahun silam, sebuah penyakit bersarang menggerogoti tubuh Angel secara perlahan hingga jiwa terpisah dengan tubuh.

Beberapa hari setelah itu, Naura juga ikut meninggal karena ada yang membunuhnya dan membunuh keluarganya secara tragis. Makhluk yang membunuh keluarga Naura itu tak pernah menampakkan dirinya lagi.

Sontak, hal itu membuat Aliando syok. Kedua orang yang dicintainya meninggal dalam jangka waktu yang cukup dekat. Merasa frustasi, selama berhari-hari Aliando tak mau makan atau pun minum hingga akhirnya ia jatuh sakit.

Dalam mimpi, ia selalu melihat Angel dan Naura. Terkadang, ia juga melihat Angel dan Naura di sudut kamarnya. Namun, hal itu terjadi hanya beberapa hari saja. Naura tak pernah lagi menampakkan dirinya kepada Aliando. Hanya Angel yang selalu setia menampakkan diri di hadapan Aliando.

Setiap malam Angel datang menghampiri kakaknya itu. Ia pun berkata kalau ia akan tetap di dunia untuk menjaga Aliando hingga ia sehat. Angel tidak ingin meninggal, tetapi ia juga tidak bisa merubah takdir. Jika ia ditakdirkan meninggal saat itu juga, maka ia akan meninggal saat itu juga. Sedia atau tidak, itu pasti akan terjadi. Tiada yang bisa menyangkal hal itu karena itu mutlak.

Aliando senang karena ia selalu bersama dengan Angel, tetapi penyakitnya itu tak kunjung sembuh hingga Aliando koma selama beberapa hari.

Meskipun dalam keadaan koma, Aliando dapat mendengar suara isakan tangis mamanya. Ingin rasanya ia menghapus air mata yang mengucur di pipinya. Namun, ia tidak bisa. Tangan atau pun seluruh tubuh Aliando tak dapat ia gerakkan.

Tiba-tiba, isakan tangis mama Aliando meningkat drastis. Ia berteriak histeris. Pada saat yang bersamaan pula Aliando dapat menggerakkan seluruh tubuhnya. Ia tersenyum lebar. Aliando merasa bahwa ia telah sembuh.

"Mama, aku sudah sembuh, Ma. Lihat!" Aliando memanggil-manggil mamanya girang. Namun, entah mengapa mama Aliando tak dapat mendengar ucapan Aliando. Padahal, jarak mereka berdua sangat dekat.

"Kak, Kakak sudah meninggal," ungkap Angel sambil memeluk erat kakaknya itu. Sontak, kebahagian Aliando sirna saat itu juga.

Aliando ambruk seketika. Ia dan Angel terduduk di lantai sambil menangis. Aliando melihat jenazahnya sendiri yang sedang tergeletak di ranjang rumah sakit itu.

Aliando mencoba meraih jemari tangan tubuhnya. Terasa dingin. Ia tak sanggup melihat tubuhnya lebih jelas lagi. Menatap mamanya yang sedang menangis pun ia tak sanggup.

Berhari-hari Aliando dan Angel masih menetap di dunia untuk menjaga mamanya. Dari kejauhan, ia selalu memperhatikan mamanya.

"Aku memang sudah sehat. Namun, bayarannya adalah nyawaku," gumam Aliando sambil memandangi kuburannya sendiri.

Makam Aliando berada tepat di sisi kanan Naura dan Angel. Sambil memainkan jari, ia tak sengaja melihat Naura yang sedang mengunjungi makamnya dan makam keluarganya. Dari kejauhan, Aliando melihat Naura yang sedang menuangkan sebotol kecil darah ke makamnya sendiri.

Saat Aliando memanggil Naura, Naura menoleh ke Aliando. Namun, wajahnya berubah seperti keadaan tubuhnya saat meninggal. Naura hanya menatap Aliando sekilas. Kemudian ia pun langsung menghilang begitu saja. Mengapa ia Mengacuhkan Aliando? Padahal, Aliando adalah kekasihnya semasa ia hidup.

Sudah hampir satu tahun lamanya Aliando dan Angel menetap di dunia tanpa tujuan yang jelas. Tiada keinginan, tetapi merasa tidak terima akan takdir yang mengakhiri kehidupan mereka.

Kemudian, keinginan kecil pun muncul di benak Aliando. Sebelum ia ke alam baka, ia ingin bertemu dan berbicara kepada Naura. Aliando juga meminta bantuan Angel untuk mewujudkan keinginan tersebut.

Namun, setelah berhasil menemukan Naura, Aliando dan Angel tercengang akan sifat Naura yang berubah drastis hingga Aliando pun mempunyai keinginan lanjutan. Ia ingin menyadarkan Naura bahwa perbuatan kejinya selama ini adalah salah. Angel siap sedia membantu Aliando.


Gadis Misterius (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang