Mencari Adik Naura

49 3 0
                                    

"Hey, di mana Escy? Dari tadi, kok gak ada?" tanya Nandra ketika ia menghampiri Evril yang sedang duduk di depan tenda. Aliando dan Nandra ikut bergabung duduk di samping Evril dan teman-teman mereka lainnya.

"Dia lagi nyuci piring," jawab Evril.

"Gak ada. Kami udah nyari dia dari tadi, tapi gak ketemu." Aliando mencoba menyakinkan.

"Ah, masa sih." Evril tidak percaya. Lalu, ia pun pergi ke belakang tenda untuk memastikan Escy sedang mencuci piring.

Kosong, Escy tidak berada di sana. Hanya baskom berisi peralatan dapur yang tergeletak di sana. Evril merasa khawatir. Ia takut terjadi sesuatu pada salah satu temannya itu. Ia pun menepis pikiran buruk terhadap Escy. Mungkin, dia sedang pergi mengambil air atau jajan setelah mencuci piring.

"Hey, lihat!" seru Angel. Ia tiba-tiba datang dengan membawa secarik kertas.

"Kau bikin orang kaget aja," ketus Evril.

"Maaf, tapi lihat ini!" Angel menyodorkan kertas itu kepada teman-temannya.

Aliando meraih kertas tersebut dan membuka lipatannya. Terdapat rangakain kata yang ditulis menggunakan darah.

From: Naura Valentina
For: Mereka yang temannya telah kuambil
__________________________________________

     Ck, kurasa kalian sudah menyadari ini. Jadi, aku tidak perlu panjang lebar mengatakannya. Singkatnya, aku mengambil Escy. Dia sedang ketakutan! Ah, sayang sekali kalian tidak dapat melihatnya.

     Jika menurut kalian tindakanku kelewatan, aku tidak perduli. Hal ini akan lakukan hingga hasrat dan keinginan terbesarku terpenuhi. Jika ingin melepaskanku dari dunia ini, maka kalian harus memenuhi keinginanku karena setiap makhluk yang telah mati dan masih menatap di bumi itu memiliki penyesalan masing-masing. Selain ingin membalas dendam, aku juga merindukan adikku yang bernama "Lala Syaharanny".

      Datanglah ke mari. Alamat tersedia di balik surat ini dan selamatkan temanmu. Tunggu, jangankan menyelamatkan teman, menyelamatkan nyawa kalian saja mustahil rasanya. Aku masih belum membunuh Escy karena langsung membunuh manusia itu sangatlah membosankan, 'kan? Oleh karena itu aku memulai permainan ini dengan menyiksanya sedikit demi sedikit.

     Ah, aku tidak mau membuang waktuku yang berharga. Lebih baik aku menyiksa temanmu ini dari pada harus menulis surat ini lebih panjang lagi. Bersyukurlah karena aku memberitahukan ini kepada kalian. Bye-bye, aku sudah tidak sabar melihat wajah kalian tuk terakhir kalinya.

                                 *  *  *

"Sialan!" Aliando meremas kertas tersebut menjadi bola. "Dari mana kau mendapatkan ini?" tanya Aliando kepada Angel.

"Saat di villa, aku menemukannya tergeletak di depan rumah," jawab Angel.

"Lalu, bagaimana dengan Andi?"

"Dia akan baik-baik saja karena Naura sekarang sedang bersama Escy. Kita harus menyelamatkan Escy sebelum ia merenggut nyawa Escy!" Aliando mengepal erat kedua tangannya.

"Apa yang dimaksud Naura di bagian ini?" tanya Nandra sambil mengambil kertas tersebut dari Aliando. Lalu, ia menunjukkan kalimat yang ia maksud.

"Jika ingin melepaskanku dari dunia ini, maka kalian harus memenuhi keinginanku karena setiap makhluk yang telah mati dan masih menatap di bumi itu memiliki penyesalan masing-masing. Selain ingin membalas dendam, aku juga merindukan adikku yang bernama "Lala Syaharanny"."

Evril mengulang-ulang kalimat yang ditunjukkan oleh Nandra "Lala Syaharanny".
  
                               * * *

Senang berkenalan dengan kalian." Lala menerima uluran tangan Escy. "Andai gue gak buru-buru, kita bisa berbincang lebih lama lagi, tapi gue harus pergi sekarang. Dah, sampai jumpa di lain waktu." Lala bergegas kembali berlari meninggalkan Evril dan Escy.

"Sudah, ayo kita kembali ke tenda," ajak Evril dan dijawab oleh anggukan Escy.

                                 * * *

Akhirnya, Evril mengingatnya. Dia pernah bertemu dengan sesosok manusia yang bernama "Lala Syaharanny" ketika ia dan Escy selesai mandi. Evril pun langsung menceritakan hal tersebut kepada Angel, Aliando dan Nandra.

Angel, Aliando dan Nandra menyimak baik-baik kalimat demi kalimat yang dilontarkan oleh Evril hingga dipenghujung cerita.

"Kalau begitu, tunggu apa lagi? Kita harus mencari gadis itu dan mempertemukannya dengan Naura. Maka,  Naura akan kembali ke alam baka dan kita gak perlu lagi mengkhawatirkan nyawa orang-orang di sekitarnya," saran Nandra.

"Masalahnya, di mana kita akan menjumpainya?"

"Tunggu, aku ingat nomor gudep-nya. Ayo, ikut aku!" Evril berlari menuju gudep yang ada di pikirannya. Nandra, Aliando dan Angel mengekor dari belakang.

Butuh waktu setengah jam bagi mereka untuk menemukan gudep sekolah Lala hingga akhirnya mereka pun berhasil menemukan posisi gudep sekolah Lala didirikan. Namun, sayang sekali mereka datang telat. Gudep sekolah Lala sudah pulang awal karena sebuah masalah pribadi.

Gudep yang berdiri bertetanggaan dengan gudep sekolah Lala mengatakan bahwa mereka belum lama pergi. Lantas Evril, Nandra, Aliando dan Angel pun berlari mengejar bus gudep sekolah Lala seperti apa yang dikatakan salah satu anggota tetangga gudep sekolah Lala itu. Mereka berlari hingga menuju kota.

Mereka berhasil menemukan bus yang dicari. Bus tersebut masih terparkir dan hendak berjalan. Hanya tinggal menunggu sopir yang sedang membeli air mineral.

"Aduh!" Evril memekik kesakitan. Akibat terburu-buru, ia tak sengaja menyenggol batu hingga terjatuh.

Pada saat yang sama pula bus tersebut sudah berangkat. Pupuslah harapan.

"Jangan menyerah! Lihat, di sana ada ojek. Mungkin, kita bisa mengejar bus tersebut."

"Kita kehabisan waktu! Angel, ikut dengan Evril dan kejar Lala menggunakan transportasi umum. Aku dan Nandra akan pergi menyelamatkan Escy. Kita tidak bisa membiarkan Escy disiksa di sana," tegas Aliando.

Evril, Aliando dan Angel memggangguk mantap. Kemudian mereka berpencar.

"Kau masih bisa berlari?" tanya Angel ketika melihat Evril sedang kesulitan berlari karena luka kecil di lututnya.

"Aku-aku gak apa-apa, kok. Ayo," ajak Evril. Ia berlari kecil menghampiri ojek yang parkir di trotoar jalanan.

***

Beberapa jam belakangan ini, Gian selalu memata-matai Aliando dan teman-temannya. Ia merasa ingin sekali membantu Escy karena ia telah dibantu oleh Andi hari itu.

Gian ingin membalas budi meskipun nyawanya menjadi taruhan. Dia ingin melakukan pengorbanan seperti yang dilakukan temannya---Khaila dan Rian kepadanya. Gian berjalan mengendap-endap mengekori Aliando dan Nandra.

Note:

Beberapa part terakhir, aku sengaja membuat (dari gue ke aku/saya atau lo ke kau/kamu) end, klw sudah selesai, saya bakalan revisi besar-besaran ni. Hehe

Gadis Misterius (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now