Part 20

2K 303 21
                                    

Lisa menutup mulutnya dengan telapak tangan, dan diam-diam dia berlari menuju kamarnya dengan air mata yang tidak bisa dibendung lagi. Lisa tidak suka jika dirinya menangis, tapi kenyataannya itu telah menghancurkan hatinya.

Semuanya memang akan semakin memburuk, Lisa tahu betul itu. Tapi kenapa harus sekarang? Lisa merasa sangat bahagia karena bisa bersama dengan Chaeyoung, Jungkook dan Taehyung, dan Lisa tidak sanggup jika harus pergi meninggalkan mereka karena kondisinya yang tidak memungkinkan lagi. Lisa tidak mau menghabiskan sisa hidupnya dengan duduk di kursi roda dan berbaring di tempat tidur tanpa bisa melakukan apa pun.

"Nggak! Semuanya pasti baik-baik aja. Emang dokter tau apa? Dia kan bukan Tuhan." Lisa menggeleng dengan kuat, dan mencoba membohongi dirinya sendiri jika semuanya akan baik-baik saja.

Air mata itu masih membasahi pipinya, tapi Lisa langsung menyekanya dengan lengan baju. Gadis itu kemudian berjalan mendekati jendela kamarnya lalu menatap rumah Jungkook.

Sebuah senyum tipis mulai mengembang di wajahnya saat dia membayangkan bagaimana cara Jungkook bicara dan tersenyum. Pria itu baik, tidak terlalu pintar dan kadang konyol. Tapi, Lisa tahu jika Jungkook adalah sosok yang hebat.

Lisa sadar jika tidak ada gunanya terus memandangi rumah Jungkook. Sang pemilik rumah mungkin sudah pergi tidur. Semoga Jungkook bermimpi indah malam ini, sementara Lisa akan terus terjaga hingga hari esok tiba.

Helan napas berat mengiringi langkah Lisa yang berjalan menuju meja belajarnya. Kemudian dia kembali menarik sudut bibirnya dengan sangat terpaksa. Lisa terus tersenyum walaupun hatinya sakit. Keinginan terbesar Lisa adalah bisa hidup normal seperti orang lain, tapi itu mustahil dan tidak akan pernah terjadi. Kecuali keajaiban itu memang ada.

Lisa menarik kursi lalu duduk sambil mengambil sebuah buku catatan miliknya. Jari-jari ramping nan halus itu memegang sebuah pena berwarna kuning dan mulai menggoreskannya di atas kertas. Kata demi kata Lisa tulis, hingga membentuk kalimat yang semakin lama semakin panjang. Sebentar lagi, dia akan berulang tahun, dan Lisa menuliskan keinginannya di atas di sana. Tidak ada harapan jika semuanya bisa terwujud, Lisa hanya merasa senang jika menulis semua yang ia inginkan.

Suara pintu yang terbuka terdengar di telinga Lisa, dan saat menoleh, dia melihat Sooyoung masuk ke dalam kamarnya.

"Mama?"

"Lisa tumben udah pulang?" tanya Sooyoung sambil berjalan menghampiri Lisa lalu mengelus puncak kepala putri tunggalnya itu.

"Iya Mah, lagi males di luar. Chaeyoung juga udah pulang," jawab Lisa sambil tersenyum lebar, menyembunyikan semua rasa sakitnya.

"Oh, ya udah kalo gitu. Lisa di rumah aja, Mama mau tidur dulu ya sayang," kata Sooyoung lembut.

"Iya Mah, Good night."

"Good night too."

Sooyoung mencium pipi Lisa kemudian pergi meninggalkan kamar sang putri. Namun setelah menutup pintu, Sooyoung hanya berdiri di depan pintu kamar Lisa dan air matanya mulai jatuh. 18 tahun lamanya Sooyoung menanggung beban yang begitu menekan hatinya. Sooyoung tau Lisa sangat menderita, tapi gadis itu selalu saja tersenyum lebar walaupun hidupnya tidak mudah. Ibu mana yang tidak akan cemas saat melihat putrinya seperti itu. Lisa tidak bisa keluar saat matahari masih bersinar, dan keluar di malam hari itu sangat tidak aman untuk gadis seusianya. Tapi, Sooyoung tidak punya pilihan, Lisa tidak mungkin tinggal di rumah selamanya,  dan itu membuat Sooyoung tidak pernah sekali pun bisa tidur dengan nyenyak.

Keadaan Lisa semakin memburuk. Sooyoung tidak ingin membohongi Lisa, tapi Lisa akan sangat sedih jika mengetahui semuanya. Sooyoung pun tidak bisa membayangkan jika Lisa akan menjadi lumpuh, dan kemungkinan terburuk Lisa bisa meninggal. Kehilangan Lisa adalah hal yang pasti untuk Sooyoung, cepat atau lambat. Tapi, Sooyoung tidak akan pernah merasa siap.

[✓] SUNFLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang