Part 25

2K 322 32
                                    

Setelah turun dari Namsan Tower, Chaeyoung berjalan menyusuri daerah sekitar untuk membeli makanan. Sebenarnya dia lupa untuk bertanya apa yang teman-temannya inginkan, jadi Chaeyoung memutuskan untuk membeli apa saja yang diinginkannya. Curang bukan? Tapi, apa boleh buat, dari pada Chaeyoung harus kembali naik ke atas hanya untuk bertanya. Semuanya tidak akan sesulit itu jika saja Chaeyoung tidak meninggalkan handphone-nya di sanggar.

Sebuah restoran Cina tampaknya tidak begitu banyak pengunjung, dan Chaeyoung memutuskan untuk membeli makanan di sana karena dia malas jika harus mengantri terlalu lama. Namun baru saja akan masuk, mata Chaeyoung tiba-tiba menangkap sosok perempuan yang berjalan keluar dari dalam restoran itu. Langkah Chaeyoung terhenti, dan matanya terus mengikuti kemana perempuan paruh baya itu pergi. Bukan tanpa alasan, Chaeyoung merasa perempuan yang sedang dilihatnya sangatlah akrab. Ibunya. Ya, Chaeyoung tidak pernah melupakan bagaimana wajah ibunya walaupun mereka sudah berpisah untuk waktu yang sangat lama. Tapi, tidak mungkin, ibu Chaeyoung sudah meninggal dan mungkin perempuan itu hanya kebetulan mirip dengan mendiang ibu Chaeyoung.

Berkali-kali Chaeyoung memberitahu dirinya jika dia salah lihat, dan mungkin karena dia terlalu merindukan sosok sang ibu, jadi dia berhalusinasi. Ya, pasti seperti itu.

Namun, berbanding terbalik dengan logikanya. Perasaan Chaeyoung mulai bergejolak kala melihat perempuan itu dengan lebih lama.

"Seohyun. Seo Joohyun ...."

DEG.

Jantung Chaeyoung berdebar kencang saat telinganya tak sengaja mendengar seseorang memanggil perempuan itu. Seo Joohyun? Chaeyoung tidak akan pernah melupakan nama ibunya. Jika itu hanya seseorang yang mirip, bagaimana bisa namanya bisa sama? Bahkan nama panggilan pun sama. Mustahil. Seohyun ibu Chaeyoung sudah meninggal, dan Chaeyoung melihat makam Seohyun dengan mata kepalanya sendiri. Tapi, apa yang baru saja dilihat dan didengarnya?

Rasa bimbang dan gusar itu menguasai dirinya bersamaan dengan kakinya yang mulai melangkah dengan ragu, menyusul sosok yang sudah semakin jauh dan nyaris hilang dari pandangannya.

"Mama!"

Setengah berlari, Chaeyoung mencoba menghampiri sosok itu, namun keadaan seperti tidak mendukung. Orang-orang menghalangi jalannya, mempersulit Chaeyoung untuk bisa berlari lebih cepat. Jangankan berlari, mencari celah untuk berjalan saja sangat sulit, dan akhirnya Chaeyoung kehilangan sosok itu.

Chaeyoung menghela naps berat dan merasa sangat kecewa pada dirinya sendiri yang tidak cukup cepat. Tapi, bukan berarti dia menyerah, dengan tekad kuat dia berusaha menerobos kerumunan manusia dan mencari Seohyun ke setiap sudut tempat di sekitar menara. Namun, setelah mencari cukup lama, Chaeyoung mulai putus asa, firasatnya mengatakan jika dia tidak akan bisa menemukannya di antar ratusan orang yang berlalu lalang. Mungkin saja Chaeyoung memang berhalusinasi, dia salah lihat dan salah dengar.

Dengan berat hati, Chaeyoung pun memutuskan untuk menyerah, dan dia baru sadar jika tujuan utamanya adalah untuk membeli makanan. Kehadiran sosok itu telah sepenuhnya mengalihkan perhatian Chaeyoung, hingga dia melupakan teman-temannya yang pasti sudah kelaparan. Chaeyoung tidak tahu pasti berapa lama dia berkeliling untuk mencari Seohyun, tapi sepertinya itu cukup lama.

Setelah mendapatkan kembali kewarasannya, Chaeyoung pun pergi menuju restoran Cina tempat pertama yang tadi hampir dia masuki. Namun, belum sempat masuk, matanya telah lebih dulu menangkap sosok Jungkook yang tengah berjalan sambil celingukan, seperti sedang mencari sesuatu.

"Jungkook!" Chaeyoung memanggilnya dan pria itu langsung menoleh.

***

Sudah cukup lama sejak Jungkook pergi untuk menyusul Chaeyoung, dan Jungkook belum kembali hingga sekarang. Sehingga Lisa dan Taehyung mulai mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi? Rasa cemas pun tidak bisa mereka hindari, apa lagi setelah Taehyung mendapati jika handphone Jungkook tidak bisa dihubungi.

[✓] SUNFLOWERWhere stories live. Discover now