04 : inner

810 127 35
                                    

"SIAPA ORANG PALING GOBLOK SEDUNIA????"

"ELOOOOO,"

"BENAAAARRRR, AWOKWKWKWKWKWOKWOKWKWOKWK."

Habis guling-guling kayak kudanil kesurupan, Beomgyu mojok bergeming di sudut kasurnya sambil selimutan.

Jeongin cuman bisa natap temannya itu sambil makan bubur. Hari Sabtu pagi, tapi gak pagi-pagi amat, Beomgyu minta supaya Jeongin main ke asramanya sekalian minta dibawain sarapan. Gak ada maksud dan tujuan khusus, pokoknya pas lagi makan, Beomgyu cerita pengalaman nontonnya sama Minkyu kemarin dan setelahnya malah mojok meratapi diri sekarang.

"Habisin dulu buburnya, atau mau gue habisin?"

Beomgyu ngintip dari selimutnya. "Janganlah, buburnya udah gue bayar, kalau belum baru boleh lo makan."

Ck, perhitungan.

Jeongin memutuskan menghabiskan buburnya sendiri sambil main ponsel. Terserahlah Beomgyu mau jumpalitan antar gedung juga, yang penting gak mati.

Tiba-tiba Beomgyu mendesah keras. "Kalau Jiheon tahu—"

"Gue lagi chat-an sama dia, dan dia bilang lo bodoh banget kayak tokoh komik." sela Jeongin duluan.

"AAARRRGHHH,"

"Tapi dia bilang, kalau nasib percintaan lo apes gitu padahal lo cakep, nanti sekalinya cocok bakal awet sampai nikah. Tapi kan gak tahu kapan. Tapi katanya tetep yang realistis aja ngejalanin kehidupan tuh, jangan goblok-goblok banget."

"Yang bilang 'goblok' elo kan, Jeong?!" Beomgyu menyibak selimutnya.

"Iya gue, soalnya kalau 'bodoh' gak cocok. Lo levelnya udah goblok yang melambung tinggi tanpa batas mencapai pusat tata surya dan bertebaran dalam kapasitas tak terhingga di galaksi bimasakti."

"Goblok!"

"Ya elo,"

"Uaaaarrrgghh..." Beomgyu tersungkur dan memukul kasur. Masih pagi, weekend pula, udah bikin polusi suara saja.

Jeongin beralih ke Beomgyu. "Kan udah gue bilang, move on Gyu. Lo sendiri yang bilang kalau Minkyu cuman nganggep lo temen."

"Omong doang gampang!"

"Emang sih," Jeongin pilih melanjutkan memakan buburnya yang tinggal sedikit. "ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau."

"Hah? Apaan?" tanya Beomgyu karena gak kedengaran jelas Jeongin ngomong apa.

"Apa? Enggak, ini gue chat sama Jiheon." sahut Jeongin pura-pura gak ngeh.

"Oh,"

Memang kegoblokan disertai ketidakpekaan itu timbul secara naluri. Kemudian Jeongin bersandar ke kasur Beomgyu.

"Gue tahu lo lagi ngebatin yang jelek-jelek soal gue."

Jeongin gak jawab, mending dia nge-game.

Posisi Beomgyu sekarang tidur meringkuk di atas kasur—sementara Jeongin duduk di lantai—membelakangi kepala sahabatnya itu. "Jeong, gue gak napsu makan lagi, bubur gue lo habisin aja."

"Tadi gue mau makan, lo gak ngizinin."

"Sekarang boleh."

Jeongin melihat mangkok Beomgyu. "Buburnya masih banyak, lo simpen di kulkas aja nanti diangetin di microwave terus dimakan lagi."

"Gue gak punya kulkas."

"Terus itu di dapur lantai asrama namanya apa? Pintu Doraemon?"

"......" Beomgyu gak jawab, malah meluk gulingnya.

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Where stories live. Discover now