26 : coming home

531 94 24
                                    

"Jadi, ini adalah libur panjang pertama dan terakhir kita sebelum UAS semester ini."

"Iye, udah tau. Lu kalau mau denial gak siap UAS ya udah sih cukup tiga kali sehari aja sambatnya, gak usah 7 kali." Beomgyu sewot.

"Rasanya waktu kayak cepet banget," Jeongin memegangi dadanya sambil nunduk dramatis.

"Gak ah, lama. Udah lewat 25 chapter juga masih gak jelas." celetuk Jiheon.

"Lo lagi nyindir apaan sih, Heon?"

Beomgyu mengantungi ponselnya ke saku terus nanya ke Jiheon, "Lo habis kelas terakhir langsung balik ya, Heon?"

"Iya, Beomgyu juga?"

"Maunya sih gitu."

"Ya udah, tinggal bareng aja nanti baliknya."

"Yah... kalau gak hujan. Soalnya kita pulang sore banget gara-gara ada kelas pengganti yang libur terus—"

"Ya udah sih, hujan air juga bukan hujan dosa." Jeongin nyeletuk.

"Gak gitu ya maksudnya pekok, rumah gue jauh di ujung kota. Belum macetnya, belum lama perjalanannya, belum nungguin bus—"

"Ya udah sih, masih satu kota ini, belum nyasar ke Australia."

Beomgyu senyum ke sahabatnya, maniiiiissss banget. "Untung gue lagi b aja, Jeong. Kalau enggak udah gue jadiin makanan buaya lo di danau kampus."


❒❒❒

Itu pesan dari mamanya yang baru sempat Beomgyu cek pas lagi istirahat siang

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Itu pesan dari mamanya yang baru sempat Beomgyu cek pas lagi istirahat siang.

Sebetulnya Beomgyu sendiri gak mempermasalahkan sih mau pulang kapan pun, cuman kalau mamanya sudah bersabda lebih baik diturutin.

Ada sebutan kalau; ucapan seorang ibu adalah doa. Jadi, bahkan ketika ramalan cuaca bakal bilang kemungkinan hujan cuman sepersen pun tapi seorang ibu melarang anaknya pergi karena bakal hujan... maka satu persen itu dikali 99 persen akan terjadi.

Kelas pertama sehabis istirahat siang itu adalah waktu ngantuk-ngantuknya. Ditambah lagi penjelasan dosen di depan kelas udah kayak dongeng pengantar tidur, belum juga slide materi yang kebanyakan isinya tulisan doang malah kelihatan seperti mantra supaya mahasiswanya makin ngantuk. Belum lagi ketambahan efek suara gemuruh lantas disusul muntahan air hujan dari langit.

"Oh, hujan ya?" dosennya nyeletuk pas lihat ke jendela luar.

Udah deh, suara riaknya semakin bikin ngantuk.

Tapi hujan di siang hari itu gak sampai setengah jam sudah reda.

"Bagus deh, udah reda. Gue gak bawa payung soalnya." kata Jeongin pas mereka pindah ruangan ke kelas selanjutnya.

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Onde histórias criam vida. Descubra agora