31 : meet up

536 97 54
                                    

Seminggu itu ternyata waktu yang singkat. Rasanya seperti baru Minggu kemarin tidur dan tahu-tahu pas bangun sudah berganti hari Kamis.

Kok bisa ya? Pengaruh keberadaan UAS yang nggak sampai sebulan itu sampai bikin lupa menghitung hari. Atau itu cuman berlaku buat Jeongin saja?

Ada sejam Jeongin bersama Beomgyu, Jiheon dan Minju berada di lantai satu ruang terbuka bagian dari gedung perpustakaan. Tempat yang memang dikhususkan buat belajar kelompok atau diskusi terbuka karena ketersediaan meja panjang seperti di kantin, WiFi, dan yang terpenting stop kontak di kaki mejanya. Jeongin gak ingat siapa persisnya yang ngajak nongkrong di sini tapi pastinya bukan Minju, apalagi Jeongin yang iya-iya aja tiap diajakin kemana-mana kecuali kalau ke kantin baru dia jadi pelopor yang paling depan.

Kok ada Kim Minju? Wah, gak tahu tuh. Iseng aja diajakin Jeongin buat bareng dan ternyata dianya mau, jadi yah... seperti inilah akhirnya.

"Jeong," panggil Beomgyu di hadapannya membuat Jeongin sadar. "bengong mulu lo. Udah pusing?"

"Iya." jawabnya cepet.

Di kondisi kayak gini, Jeongin sebenarnya agak sebel sama Beomgyu karena dia jadi mode ambis yang berarti kadar kegoblokannya berkurang sedangkan kegoblokan dan sensitivitas Jeongin justru bertambah. Yah... dia jadi gampang baper dan insekyur kalau lihat orang-orang pada serius belajar dan dia sendiri yang tolol di antara lingkaran pertemanannya.

"Ya udah, Jeongin istirahat aja dulu. Nanti kalau gue udah selesai bagian ini, gue jelasin." kata Jiheon yang nggak ditanggapi betul-betul oleh Jeongin.

Beda sama dua temannya yang sengaja membiarkan, Minju justru beralih pada Jeongin di sebelahnya. "Mana yang belum ngerti?"

"Eh—uhm..." Jeongin jadi gagap kalau ditanya gini. Bukannya belum ngerti atau nggak ngerti, tapi dia udah capek saja menggunakan kapasitas otaknya.

Tapi, ya masa' Jeongin bilang ke Minju kalau dia lagi capek mikir dan pengen istirahat? Kalau entar malah kelihatan banget bloonya gimana? Gak mau ya, harga diri Jeongin sebagai mahasiswa b aja dipertaruhkan di kegiatan belajar kelompok!

"Gue ngerti kok, cuman... udah capek." jawab Jeongin akhirnya. Udah gak bisa juga mikir alasan 'manusiawi' sebenarnya ):

"Bener?"

"Iya."

"Gak mau diselesain dulu ini?"

Jeongin menatap Minju tepat di mata. "Nanti aja, Minju..."

Minju berkedip sebelum menarik diri. "Oke." dia ngambil pulpennya lagi. "Kalau ada yang membingungkan, bilang ya, Jeongin?"

Jeongin mengangguk dan menarik pandangannya dari Minju yang kembali fokus belajar, tapi malah bertemu Jiheon yang menatapnya.

"Jiheon..."

Jiheon mengerjap. "Gue gak bilang apa-apa."

"Apa sih? Apa?" Beomgyu jadi ikutan kepo.

"Nggak—"

"Jeongin," Jiheon beralih menatap Beomgyu.

"Jeongin kenapa?"

Bukannya menjawab, Jiheon cuman berkedip cepat seolah memberi tanda.

"Hah? Apa sih?" Beomgyu gak ngerti dan menatap Jeongin dan Jiheon gantian. "Apaan sih? Gue gak ngerti kode-kodean."

"Nggak, nggak! Apa yang lo lihat gak ada apa-apa!" Jeongin mengipaskan print out materi ke hadapan Jiheon supaya gak melakukan apa-apa ke Beomgyu.

"Apa sih? Apaaa?? Lihat apaan??? Ada setan di belakang Jeongin apa gimane? Lo bisa lihat hantu, Heon?"

"Nggak jadi, lupain aja."

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Место, где живут истории. Откройте их для себя