1.3 ; i'm sorry

5K 1K 333
                                    

"Semua salahku, harusnya dirimu bisa baik-baik saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Semua salahku, harusnya dirimu bisa baik-baik saja."

Kagak jadi dobel up, jadinya up hari ini hehe🌚❤️

•••

"Jadi, kau kekasihnya Park Jisung? Kukira secantik apa, tapi jauh dari kata cantik." Ara mengerutkan dahinya tak mengerti pada tiga orang yang kini menghalangi jalannya.

"Kau mau membolos bersama kami? Ayolah, hanya sampai pulang saja." Tangan Ara ditarik oleh dua orang. Mulut Ara kini sudah disumpal dengan kain, membuatnya sulit untuk berteriak. Siapa tiga orang ini?!

Para perempuan itu membawa Ara ke rooftop. Mereka mengikatnya di sebuah kursi kayu yang hampir rapuh. Perempuan yang name tag-nya Jina, kini menjambak keras rambutnya. "Ibu dari Jisung orang yang gila! Jauhi dia, kau tidak akan kuat bersama orang yang punya ibu gila! Aku yang akan menggantikan posisimu."

Ara menggeleng keras.

"Kau keras kepala sekali. Apa Jisung membayarmu untuk menjadi pacarnya? Dengan apa kau merayunya?" Ara menangis, dia tidak pernah melakukan itu!

Dua teman Jina itu bernama Somi dan Nata.

"Murahan, kau tidak pantas bersama Jisung! Aku sudah menyukainya terlebih dahulu!" Ara menggeleng kuat, dia mengerang kesakitan kala Somi menyayat lengannya. Perih sekali, darah pun mengalir hingga membasahi seragamnya.

"Aku akan berhenti jika kau memutuskan Jisung sekarang juga, jangan egois pada dirimu." Jina menjambak kembali rambut Ara dengan kasar. Gadis itu meringis, sekali lagi dia menggeleng kuat.

"Sialan! Dasar murahan! PARK JISUNG AKAN MENJADI MILIKKU! KAU INGAT ITU, HANYA UNTUK DIRIKU!" Ara menangis semakin kencang, apa salahnya pada mereka? Mengenal pun tidak sama sekali.

"Kurasa dia ingin memohon padamu, buang saja kain di mulut itu!" ucap Nata.

"Kau benar juga." Jina kini membuang kain yang menyumpal mulut Ara.

"Memohonlah padaku, maka kau bebas." Ara menatap marah ke gadis di hadapannya. Jina, Somi, dan Nata-nama yang akan dia ingat selalu di dalam benak. Tunggu sampai ibunya sudah pulang, maka mereka akan berakhir.

"Aku tidak akan pernah memohon untuk sesuatu yang tidak jelas!" Ara berteriak keras di depan wajah Jina.

"Kau berani membentakku?!"

Plak!

Satu tamparan mulus mendarat di pipi Ara dan meninggalkan bekas kemerahan di sana. Gadis itu menghela napas, Jisung bahkan mendapatkan hal yang lebih dari ini. Dia harus bisa menahan semuanya.

For Jisung | Park Jisung✓Where stories live. Discover now