1/2

31.2K 4K 769
                                    

" Mark, papah sama mamah mau jenguk Grandpa ke Kanada. Jadi mulai besok Senna mamah minta untuk jaga kamu di rumah."

" Mom, i can do everything by myself. So i don't need her."

" But she needs you. Karena orang tua Senna juga ikut ke Kanada."

" Mah, berapa hari sih perginya?"

" Until your grandpa getting better."

" I'm not leaving canada for stay with noisy girl like Senna. Mark gak suka sama Senna."

" You just never try to like her Mark. Setiap orang punya kesempatan, tapi kamu tutup kesempatan itu untuk hubungan gak jelas kamu sama Rara. Harusnya Rara sadar—"

" Don't ever talk something bad about Rara. For me cuma Rara yang bisa ngertiin aku."

" Senna pasti bisa."

" Can you two stop please? Papah pusing." Lerai ayah Mark.

" Mamah bikin nafsu makan aku hilang!" Mark membanting sendoknya dan masuk ke dalam kamar lalu mengunci rapat pintu kamarnya.

Mark melepas kacamata bulat yang biasa ia pakai dan meletakkannya di nakas. Dengan kasar ia membuang dirinya ke kasur, pembicaraan tadi membuatnya kesal. Ibu Mark tidak menyukai Rara, karena bagi Ibu Mark, Rara terlalu tak tau diri mendekati anaknya berkedok sebagai teman dekat malah membuat Mark selalu berkelahi dengan Senna.

" Senna, gue benci sama lo."

Senna yang egois selalu mengadukan hal-hal yang menyangkut Rara dan Mark di sekolah. Sampai ibu Mark terpengaruh dan membenci Rara.

" Gue bakal pertahanin lo Ra. Apapun yang terjadi."

Mark yang malas berada di rumah memilih bertemu dengan Rara di taman dekat rumah Rara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mark yang malas berada di rumah memilih bertemu dengan Rara di taman dekat rumah Rara. Mereka berdua duduk di ayunan dengan es krim rasa semangka di tangan mereka berdua.

" Menurut lo, gue harus gimana Ra?"

" Bener kata nyokap lo, coba belajar buat suka sama Senna Mark. Dia baik kok."

" Bagi gue Senna itu gak ada baik-baiknya."

" Kenapa lo benci banget sama Senna?"

" Dia udah bikin mamah benci sama lo Ra."

" Wajar mamah marah sama gue, gue masih deket sama cowok yang udah ada calon istrinya."

" Kapan sih lo peka Ra?"

Rara menatap Mark sembari tersenyum, " Gue sayang sama lo sebagai sahabat, gak lebih. Lo juga harusnya kaya gue Mark."

" Apa yang kurang dari gue Ra?"

" Mark gue sempurna, punya segalanya yang di harapkan cewek untuk di jadiin pacar. Tapi ini tentang perasaan Mark."

" Lo gak mau berusaha buat suka sama gue?"

" Mending lo pulang. Sekarang udah malem Mark, nanti nyokap lo nyariin."

Mark menahan tangan Rara yang baru saja bangkit dari ayunan yang ada di sebelahnya.

" Jawab pertanyaan gue, jangan lari terus Ra."

" Mark ma—"

Mark menarik Rara dan mengecup pipi Rara, gadis itu terkejut dengan perlakuan Mark yang tiba-tiba. Kini Rara masih sedikit membungkuk dengan wajah satu sama lain berjarak tipis.

" Elo suka sama gue. Dan gue tau itu Ra."

Mark melepaskan tangannya dari tangan Rara dan beranjak pergi. Rara masih memegang pipinya, menatap punggung Mark yang perlahan menjauh.

Mark melajukan mobil berwarna putih miliknya menuju kediaman Senna. Ia melihat lampu kamar Senna masih menyala, kamar Senna berada di lantai dua, jadi Mark bisa melihat jelas dari depan gerbang rumah Senna.

Ponsel di saku pun sudah Mark keluarkan.

" Sen, gue di depan rumah lo. Bisa turun?"

Tanpa menunggu lama Senna dengan baju tidur dan celana pendeknya turun untuk menghampiri Mark. Dengan senyum lebar gadis itu mengetuk kaca jendela mobil Mark.

" Masuk." Titah Mark dingin.

Senna pun masuk lalu ke dalam mobil.

" Tumben lo kesini malem-malem. Pasti kangen kan sama gue?" Ucap Senna bangga.

" Sen, gue minta tolong."

" Tolong apa? Bilang aja. Pasti Senna cantik bantuin."

" Tolong batalin perjodohan ini."

Wajah ceria Senna mendadak berubah.

" Gak bisa." Jawab gadis itu tegas.

" Bisa."

" ENGGA! Gue bakal tetep pertahanin perjodohan ini."

" Buang-buang waktu. Buat apa lo ngabisin hidup lo sama orang yang jelas gak suka sama lo?"

" Lo bakal suka sama gue."

" Gak akan."

" Pasti Mark."

Mark tersenyum sinis, " Karena gue suka sama Rara."

***

Setelah Mark pulang Senna kembali ke kamarnya. Ia menatap kaca wastafel yang ada di kamar mandi.

" Loser." Air mata Senna menetes. Ia menyukai Mark sejak Mark pertama kali di kenalkan oleh orang tuanya. Mereka masih kecil saat itu, pertemuan pertama terjadi di acara pertemuan yang di adakan oleh orang tua Mark. Orang tua Mark dan Senna menjalin hubungan kerja sama, selain mereka sahabat sejak sekolah.

Senna melempar gelas tempat sikat giginya ke kaca wastafel hingga kaca itu pecah menjadi beberapa bagian. Mendengar keributan itu orang tua Senna biasa saja, karena Senna memang begitu kalau sedang emosi, mengajak Senna bicara sama saja membuat gadis itu semakin menggila.

" Kenapa lagi tuh anak?" Tanya papah Senna.

" Siap-siap ganti kaca wastafel lagi. Transferin mamah duit pah."

" Sebagian penghasilan cuma buat ganti kaca, harusnya kamar Senna jangan ada sesuatu yang berbahan kaca."

" Besi aja ancur sama Senna apalagi yang lain."

" Anak perempuan bisa samson begitu."

" Yang ngajarin Senna bela diri dari kecil siapa?"

" Aduh papah lupa angkat jemuran." Papah Senna beranjak dari Sofa.

" Ngapain ngangkat jemuran malem-malem. Alasan gak pernah kreatif." Mamah Senna geleng-geleng kepala gak anak gak suami, ada aja tingkahnya.















Vote sama komen di tunggu 😁

BROKEN X MARK LEE ( TERBIT) Where stories live. Discover now