1/10

21.5K 3.2K 269
                                    

" Senna Gendut! Tukang ngompol! Senna gendut tukang ngompol! Wek!" Gerombolan anak laki-laki di halaman sebuah taman kanak-kanak mengelilingi Senna kecil yang memangis berjongkok di tanah.

" Senna bukan tukang ngompol!" Senna menutup telinganya.

" Senna bau, bau ompol!" Balas salah satu anak cowok yang ada disana.

" Kembaliin boneka Senna!"

" Bonekanya jijik sama bau ompol."

" Ambil sendiri sini! Makanya jangan ngompol!"

" Mamaahh... Senna gak ngompol." Tangisan Senna semakin kencang.

" Jangan ganggu Senna!" Anak laki-laki berdiri di depan Senna dengan kaca mata bulat dan sapu tangan yang menggantung pada saku kemeja mungilnya.

" Minggir!" Titah anak yang sedang mengejek Senna.

" Gak mau! Kalian gak boleh jahatin anak perempuan!"

" Minggir!"

***

Kini Senna sudah berada di rumah dan menangis di dalam pelukan ibunya.

" Senna jangan nangis terus dong."

" Mamah... hueeeee."

" Ya mamah harus gimana? Kamu nangis tapi gak bilang ada apa. Kamu di ganggu sama temen-temen sekolah kamu?"

Ayah Senna yang baru saja pulang kerja langsung menghampiri anak satu-satunya yang sedang menangis di pelukan ibunya.

" Senna kenapa?"

" Gak tau pah, dari pulang sekolah udah nangis. Mamah tanya dia gak jawab, malah makin kenceng nangisnya. Mamah sampe gak sempet masak."

" Mamah masak aja, biar Senna sama papah."

Kini Senna berpindah ke dekapan sang ayah. Sedangkan sang ibu mulai memasak di dapur.

" Sini cerita sama papah, kamu kenapa?"

" Pah... Senna mau belajar kartate."

" Kartate? Kartate itu apa?" Tanya ayah Senna bingung.

" Itu yang pukul-pukul."

Ayah Senna mengangkat tubuh mungil anaknya kepangkuannya, " Emang ada apa kamu mau belajar karate?"

" Senna mau jagain temen Senna."

" Tapi kamu anak perempuan sayang, gak boleh belajar kekerasan."

" Temen Senna gak boleh sakit di pukul-pukul. Senna harus tolong."

" Ada yang ganggu kamu di sekolah? Biar papah ngomong sama guru kamu."

" Senna gak mau jadi cengeng. Senna mau tolong temen Senna."

Senna teringat bagaimana anak laki-laki itu terluka karena melindunginya. Dagunya memar, lutut dan kakinya pun juga terluka.

Ucapan terima kasih Senna tak di balas seharusnya, anak laki-laki itu justru menatap Senna dingin.

" Cengeng." Ucap Anak laki-laki itu sebelum pergi. Membuat Senna masih teringat bagaimana anak laki-laki itu membantunya.

Saat anak itu pergi pun Senna tak bisa bangkit untuk mengejar, dadanya terasa sesak saat menangis. Menangis banyak membuang tenaga Senna. Tapi ia tak terima di panggil dengan panggilan " Cengeng."

***

Dengan perdebatan panjang antara mamah dan papah Senna, akhirnya Senna di ajarkan bela diri oleh papahnya.

BROKEN X MARK LEE ( TERBIT) Where stories live. Discover now